proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya.
Koreksi Geometrik merupakan proses yang mutlak dilakukan apabila posisi citra akan disesuaikan atau ditumpangsusunkan dengan peta-peta atau citra
lainnya yang mempunyai sistem proyeksi peta. Tahapan melakukan rektifikasi yakni :
1 Tahapan awal memilih titik control lapangan Ground Control Point. GCP
tersebut sedapat mungkin adalah titik-titik atau obyek yang tidak mudah berubah dalam jangka waktu yang lama. GCP harus tersebar merata pada
citra yang akan dikoreksi. GCP yang dibuat pada koreksi geometrik sebanyak 10 titik.
2 Selanjutnya menghitung kesalahan Root Mean Squared Error RMSE dari
GCP yang terpilih. Umumnya tidak boleh lebih besar dari 0,5 piksel. Kesalahan rata-rata dari rektifikasi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
RMS error =
� − �
�
+ � − �
�
Selanjutnya masing-masing GCP dapat dirumuskan :
Ri =
��
�
+ ��
�
Dimana : Ri = RMSE untuk GCP ke-i
XRi dan YRi = kesalahan kearah X dan Y untuk GCP ke-i RMSE pada penelitian ini adalah sebesar 0,037.
2.5.3 Koreksi Radiometrik Histogram Matching
Pada data penelitian dilakukan perbaikan radiometrik karena memiliki atmosfir yang berbeda. Koreksi radiometrik adalah teknik penyamaan kontras
citra dengan memperbaiki nilai dari individu-individu piksel pada citra.
2.6 Analisi Citra
2.6.1 Skema Klasifikasi
Hasil identifikasi objek di lapangan, diperoleh 11 kelas penutupan lahan dan hutan , yaitu: hutan primer, hutan sekunder, hutan mangrove, perkebunan kelapa,
kopi, jarak, dan dadap, sawah, Pertanian Lahan Kering-PLK tembakau, kacang- kacangan, cabai, dan jagung, tanah terbuka, pemukiman, bandar udara, badan air
danau, sungai, dan waduk, serta tambak. Skema pengkelasan penutupan lahan dan hutan di Pulau Lombok dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Skema kelas penutupan lahan dan hutan di Pulau Lombok.
Tutupan lahan dan penggunaan lahan di Lombok secara detil dijelaskan sebagai berikut :
1 Hutan Primer: hutan primer di Pulau Lombok terletak di lereng atas Gunung
Rinjani, pada citra terlihat warna hijau tua, tekstur kasar, jelas, dan pola terlihat kompak.
2 Hutan Sekunder: hutan sekunder di Pulau Lombok terdiri dari Hutan
Kemasyarakatan HKM, kebun campuran dengan jenis tanaman buah- buahan dan tanaman berkayu. Lokasi hutan ini pada umumnya terletak jauh
dari pemukiman dan jalan besar, hanya terdapat jalan-jalan setapak. Pada citra mempunyai warna hujau muda, tekstur kasar, jelas, dan pola tidak
teratur 3
Hutan Manggrove: hutan mangrove di Pulau Lombok mempunyai luasan yang kecil yaitu 2779 ha atau 0,61 dari total area di Pulau Lombok.
Vegetasi Hutan
Hutan Primer Hutan Sekunder
Hutan Mangrove
Pertanian Sawah
Pertanian Lahan Kering
Perkebunan
Non Vegetasi Badan Air
Tambak Danau
Sungai Pemukiman
Tanah Terbuka Bumi
Terletak di sebagian pantai-pantai, yaitu: di Lombok Barat, di Kecamatan Sekotong Tengah, di Lombok Tengah di Kecamatan Pujut dan Praya Timur,
serta di Lombok Timur di kecamatan Jerawu. Pada citra terlihat warna hijau tua dikelilingi warna biru. Tekstur halus, dan pola tidak teratur mengikuti
garis pantai. 4
Badan Air: badan air pada Lombok pada tahun 2000 memiliki luasan 2506 ha. Namun badan air akan surut ketika musim kemarau. Badan air ini
sebagian besar digunakan untuk irigasi sawah. Selain itu warga juga membuat waduk yang digunakan juga untuk irigasi dan sumber air. Pada
citra akan tampak berwarna biru tua, tekstur jelas, kasar, dan pola tidak teratur.
5 Tambak: tambak di Pulau Lombok memiliki luas areal tambak yang kecil.
Lokasi tambak ini sebagian besar terdapat di Lombok Timur dan Lombok Tengah. Pada citra terlihat berwarna biru menyerupai badan air namun
terdapat bentuk petak-petak, secara tesktur teratur, jelas dan pola mengikuti garis pantai.
6 Perkebunan: perkebunan di Pulau Lombok, luasan cukup besar tergantung
pada musim tanamnya. Hal ini dikarenakan untuk mengoptimalkan lahan serta meningkatkan pendapatan para petani. Jenis yang ditanam pada
perkebunan pada umumnya, yaitu: kelapa, jarak, dan kopi. Letak perkebunan ini pada umunya dekat dengan pemukiman penduduk. Pada
citra tampilan perkebunan akan terlihat berwarna hijau kekuningan, tekstur halus, dan pola tidak tertur.
7 PLK: sebagian besar lahan di Pulau Lombok digunakan untuk pertanian,
baik di wilayah Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur. Letak PLK ini terdapat pada topografi yang landai kurang lebih 500 mdpl. Jenis
PLK yang ditanam, yaitu: tembakau, kacang-kacangan, jagung, dan cabe. Pada citra berwarna pink merah muda, tekstur halus, dan polanya tidak
teratur. 8
Tanah Terbuka: tanah terbuka di Pulau Lombok sebagian besar terdapat di sekitar lembah Gunung Rinjani yang memiliki luasan 16.310 ha. Pada
tutupan lahan yang termasuk dalam tanah terbuka ini, yaitu: padang rumput
dan daerah pasang surut di tepi pantai. Pada citra akan terlihat berwarna kuning terang, ungu kebiru-biruan, tekstur kasar, dan pola tidak teratur.
9 Bandara: bandara terletak di Lombok Barat di Kecamatan Mataram dan
Kecamatan Ampenan Kota Mataram. Namun pada tahun 2010, sedang dibangun bandara Internasional di wilayah Lombok Tengah. Pada citra akan
terlihat berwarna pink muda, bentuk memanjang, dan polanya teratur. 10
Sawah: sebagian besar wilayah Pulau Lombok digunakan sebagai lahan pertanian sawah, yang memiliki luasan 46.473 ha. Pada musim kemarau
lahan sawah akan di manfaatkan oleh masyarakat untuk ditanami tembakau, kacang-kacangan, jagung, dan cabai. Pada citra akan terlihat berwarna pink,
tekstur halus, dan memiliki pola yang tidak teratur. 11
Pemukiman: pada pemukiman di Pulau Lombok memiliki luasan 9.685 ha dan pada pembangunan pemukiman di Pulau Lombok tidak terdapat
gedung-gedung yang tinggi. Pada citra akan terlihat berwarna ungu kemerahan dan berbentuk spot-spot yang tersebar, tekstur kasar, dan pola
tidak teratur.
2.6.2 Metode Klasifikasi