Iklim Topografi Klasifikasi Visual

BAB III KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

3.1 Letak Geografis

Pulau Lombok memiliki luas area 4738.7 km 2 . Secara Geografik Pulau Lombok terletak antara 115 o 48’ - 116 o 45’ Bujur Timur dan 8 o 12’ - 8 o 57’ Lintang Selatan. Batas wilayah Pulau Lombok : Sebelah Utara : Laut Jawa dan Laut Flores Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten LombokProvinsi Bali. Sebelah Timur : Selat SapeProvinsi NTT Pulau Lombok mempunyai 3 kabupaten dan 1 kota, luasan wilayah tersebut disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Luas area Kabupaten Lombok No Kabupaten Lombok Luas area km 2 1 Lombok Barat 1253,335 2 Lombok Tengah 1427,65 3 Lombok Timur 1993,675 4 Mataram 64,04 Total 4738,7 Sumber: KIPCCF and FFBAU 2011

3.2 Iklim

Berdasarkan data statistik dari Badan Meteorologi dan Klimatologi, suhu maksimum berkisar antara 30,2 o C sampai 32,7 o C dan suhu minimum antara 21,3 o C sampai dengan 24,7 o C. Suhu tertinggi terjadi pada bulan Oktober, sedangkan suhu terendah pada bulan Juli. Pada Pulau Lombok relatif tinggi kelembabannya yakni 75 ~85 KIPCCF and FFBAU 2011.

3.3 Topografi

Pulau Lombok memiliki ketinggian yang berbeda dari dataran rendah 500 mdpl sampai dataran tinggi 3500 mdpl. Data ketinggian dan kelerengan Pulau Lombok dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9 berdasarkan data per kabupaten KIPCCF and FFBAU 2011. Tabel 8 Kelas ketinggian Pulau Lombok Kabupaten Ketinggianmdpl Lombok Baratha Lombok Tengahha Lombok Timurha Mataramha Totalha 500 130283,85 106274,84 94811,23 6081,59 337451,53 500-1000 27473,02 11045,73 23093,27 61612,02 1000-1500 6312,68 4781,56 16812,97 27907,21 1500-2000 3790,99 2491,90 9201,58 15484,48 2000-2500 3818,41 1430,59 4257,09 9506,09 2500-3000 701,63 267,89 1593,81 2563,34 3000-3500 587,29 587,29 3500 28,34 28,34 Total 172380,58 126292,54 150385,62 6081,59 455140,34 Sumber: KIPCCF and FFBAU 2011 Tabel 9 Kelas kelerengan Pulau Lombok Kabupaten Kelerengan Lombok Baratha Lombok Tengahha Lombok Timurha Mataramha Totalha 0-8 86474,47 101449,13 97162,17 6081,59 291167,37 8-15 32741,20 15197,04 19400,16 67338,42 15-25 37262,21 7235,74 17457,08 61955, 04 25-40 14155,62 2073,41 12619,51 28848,55 40 1758,02 338,07 3735,03 5831,12 Total 172391,54 126293,41 150373,96 6081,59 455140,51 Sumber: KIPCCF and FFBAU 2011 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi Visual

Hasil klasifikasi visual tutupan lahan di Pulau Lombok, meliputi: badan air, bandara, hutan mangrove, hutan primer, hutan sekunder, lahan terbangun, perkebunan, Pertanian Lahan Kering PLK, sawah, tambak, dan tanah terbuka Gambar 10, 11, dan 12. Areal yang termasuk dalam PLK, yaitu: jagung Zea mays L, tembakau Nicotiana tabacuwi L, kacang tanah Arachis hipogaea L, cabe Capsicum frutescens L. Pada tutupan lahan di Pulau Lombok dan yang termasuk dalam perkebunan mewakili dadap Erythrina sp, kelapa Cocos nucifera L, jarak Ricinus communis L, dan kopi Coffea Arabica L. Penggabungan pada masing-masing tutupan lahan ini dilakukan karena luas areal pada masing-masing kelas penutupan lahan tersebut relatif kecil, sehingga pemisahan masing-masing penutupan lahan tersebut sulit untuk dilakukan. Luasan untuk kelas penggunaan lahan di Pulau Lombok disajikankan pada Tabel 10. Pada tahun 1987 tutupan lahan yang paling dominan adalah PLK 48.61, dan selanjutnya diikuti oleh luas kelas tutupan lahan hutan sekunder 20,73 dan hutan primer 11,99 Tabel 10. Tingkat kelas tutupan lahan sawah di Pulau Lombok juga memiliki luasan yang cukup besar, pada tahun 1987 memiliki luasan sekitar 49379 ha 10,8 Tabel 10. Namun pada tahun 1995 dan 2000 mengalami penurunan luasan hutan sekunder dan hutan primer. Pada hutan sekunder tahun 1995 dan 2000 sebesar 20,56 dan 13,88 Tabel 10, sedangkan pada hutan primer sebesar 11,25 dimana pada tahun 1995 sampai 2000 tidak mengalami penurunan Tabel 10. Pada sawah di Pulau Lombok tergantung pada musimnya, jika sedang musim kemarau lahan sawah tersebut dapat dialihfungsikan sebagai PLK, dan jika pada musim hujan PLK bisa dialihfungsikan menjadi sawah, oleh karena itu sawah dan PLK pada Pulau Lombok terjadi perubahan yang signifikan. Pada hasil ground check ditemukan bahwa hampir semua tanah terbuka yang tampil pada gambar citra berada dalam lahan pertanian. Penelitian ini juga menemukan bahwa sangat sedikit tanah terbuka yang diidentifikasi sebagai tanah terlantar, penambangan kerikil, pantai, tanah longsor, dan lain-lain. Tabel 10 Luasan area tutupan lahan dari tahun 1987 ~ 2000 Tutupan Lahan Area 1987 1995 2000 Ha Ha Ha PLK 222238 48,61 221948 48,54 248677 54,39 Badan Air 2138 0,47 2558 0,56 2506 0,55 Bandara 39 0,01 64 0,01 64 0,01 Hutan Mangrove 2790 0,61 2779 0,61 2779 0,61 Hutan Primer 54818 11,99 51454 11,25 51454 11,25 Hutan Sekunder 94781 20,73 94025 20,56 63446 13,88 Pemukiman 7773 1,71 8252 1,8 9225 2,02 Perkebunan 9222 2,02 12017 2,63 12009 2,63 Sawah 49379 10,8 48170 10,53 47512 10,39 Tambak 239 0,05 252 0,06 315 0,07 Tanah Terbuka 13825 3,02 15722 3,44 19256 4,21 Total 457241 100 457241 100 457241 100 Hasil dari uji akurasi klasifikasi visual menggunakan matrik kesalahan diperoleh nilai overall accuracy dan kappa accuracy Tabel 12, Tabel 13, dan Tabel 14. Pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa nilai akurasi hasil klasifikasi sangat tinggi pada tahun 2000 overall accuracy 87,80 Kappa Accuracy 84,88 hal ini disebabkan perbedaan waktu antara ground chek dan citra yang diklasifikasi relatif dekat jika dibandingkan dengan tahun 1987 dan 1995. Hasil akurasi klasifikasi citra tahun 1987 dan 1995 relatif rendah karena meskipun kualitas citra bagus terdapat perbedaan waktu yang sangat jauh antara ground chek dan tahun citra. Hasil akurasi terendah adalah klasifikasi citra pada tahun 1987 yaitu Overall Accuracy sebesar 85,37 dan Kappa Accuracy sebesar 81,85. Tabel 11 Hasil uji akurasi klasifikasi visual tahun 1987, 1995, dan 2000 No Tahun Overall Accuracy Kappa Accuracy 1 1987 85,37 81,85 2 1995 86,59 83,36 3 2000 87,80 84,88 Gambar 10 Peta hasil klasifikasi visual di Pulau Lombok tahun 1987. 26 Gambar 11 Peta hasil klasifikasi visual di Pulau Lombok tahun 1995. 27 Gambar 12 Peta hasil klasifikasi visual di Pulau Lombok tahun 2000. 28 Tabel 12 Matrik kesalahan matrik konfusierror matrix untuk klasifikasi visual tahun 1987 Data Referensi Klasifikasi C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 Total User Accuracy UA Pemukiman C1 21 1 1 23 0,91 91 Hutan Sekunder C2 7 1 8 0,88 88 PLK C3 2 1 3 0,67 67 SawahC4 24 24 1,00 100 Perkebunan C5 1 1 6 8 0,75 75 Bandara C6 1 1 Tambak C7 1 2 3 0,67 67 Tanah Terbuka C8 1 4 1 6 0,67 67 Badan Air C9 1 1 2 0,50 50 Hutan Mangrove C10 Semuk Belukar 11 1 3 4 Total 21 7 8 26 9 2 4 1 1 3 82 Produser Accuracy 1 1 0,25 0,92 0,67 1 1 1 1 Overall Accuracy PA 100 100 25 92 67 100 100 100 0 100 85,37 Xkk 70 Kappa Accuracy Xk+X+k 1303 81,85 29 Tabel 13 Matrik kesalahan matrik konfusierror matrix untuk klasifikasi visual tahun 1995 Data Referensi Klasifikasi C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 Total User Accuracy UA Pemukiman C1 22 1 23 0,96 96 Hutan Sekunder C2 7 1 8 0,88 88 PLK C3 2 1 3 0,67 67 SawahC4 24 24 1,00 100 Perkebunan C5 1 1 6 8 0,75 75 Bandara C6 1 1 Tambak C7 1 2 3 0,67 67 Tanah Terbuka C8 1 4 1 6 0,67 67 Badan Air C9 1 1 2 0,5 50 Hutan Mangrove C10 Semuk Belukar 11 1 3 4 Total 22 7 8 25 9 2 4 1 1 3 82 Produser Accuracy 1 1 0,25 0,96 0,67 1 1 1 1 Overall Accuracy PA 100 100 25 96 67 100 100 100 0 100 86,59 Xkk 71 Kappa Accuracy Xk+X+k 1302 83,36 30 Tabel 14 Matrik kesalahan matrik konfusierror matrix untuk klasifikasi visual tahun 2000 Data Referensi Klasifikasi C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 Total User Accuracy UA Pemukiman C1 22 1 23 0,96 96 Hutan Sekunder C2 8 8 1,00 100 PLK C3 2 1 3 0,67 67 SawahC4 24 24 1,00 100 Perkebunan C5 1 1 6 8 0,75 75 Bandara C6 1 1 Tambak C7 1 2 3 0,67 67 Tanah Terbuka C8 1 4 1 6 0,67 67 Badan Air C9 1 1 2 0,50 50 Hutan Mangrove C10 Semuk Belukar 11 1 3 4 Total 22 8 8 25 8 2 4 1 1 3 82 Produser Accuracy 1 1 0,25 0,96 0,75 1 1 1 1 Overall Accuracy PA 100 100 25 96 75 100 100 100 0 100 87,80 Xkk 72 Kappa Accuracy Xk+X+k 1302 84,88 31

4.2 Klasifikasi Digital Menggunakan Metode Klasifikasi Terbimbing