penggunaan tertentu secara lestari. Pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas dan keuntungan yang
diperoleh. N tidak sesuai
: perairan mempunyai pembatas sangat berat permanen, sehingga tidak mungkin untuk digunakan terhadap
penggunaan yang lestari. Untuk mendapatkan selang nilai pada setiap kategori ditentukan dari nilai
persentase dari hasil perhitungan yang telah dilakukan. Kisaran persentase skala penilaian pada setiap kolom yaitu :
Kategori sangat sesuai S1 : Y ≥ 85
Kategori sesuai S2 : Y
≤ 50 – 84 Kategori tidak sesuai S3
: Y ≤ 50
Hasil akhir dari analisis SIG melalui pendekatan index overlay akan diperoleh dari ranking kelas kesesuaian lahan budidaya, dengan rumus :
∑ ∑
=
n i
n i
Wi SijWi
S
Dimana : S
= Indeks terbobot areapolygon Sij
= Skornilai kelas ke-j dari coverage atau peta ke-i Wi
= Bobot untuk input peta coverage ke-i N
= Jumlah
peta
3.3.2. Analisis Sosial Ekonomi
Analisis yang dilakukan dalam kajian sosial ekonomi dan budaya masyarakat dalam studi pengelolaan kawasan budidaya kerapu sistem KJA dan
budidaya Rumput Laut di Kecamatan Ampibabo adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang dibutuhkan terutama informasi mengenai kependudukan,
sumberdaya manusia, sarana dan prasarana serta kelembagaan yang ada di masyarakat.
3.3.3. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya
Metode ini digunakan untuk menganalisis kawasan dengan memasukkan unsur biaya dan manfaat yang disesuaikan dengan kawasan daerah penelitian.
Analisis biaya dan manfaat telah banyak digunakan untuk menilai kelayakan suatu kegiatan usaha, dimaksudkan agar para investor, nelayan pembudidaya dan
masyarakat mendapatkan gambaran mengenai kelayakan suatu rencana usaha yang akan dilakukan dari segi sosial maupun ekonomi.
A. Net Present Value NPV
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh selama umur ekonomis kegiatan. NPV merupakan selisih antara nilai
sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran, yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
NPV =
∑
=
+ −
n t
t
i Ct
Bt
1
1 Keterangan :
Bt = manfaat proyek pada tahun ke t
Ct = biaya proyek pada tahun ke t
n = Umur ekonomis proyek
i = Tingkat bunga
t = 1, 2, 3,..., n
Kriteria : NPV 0, berarti budidaya laut layak diusahakan
NPV = 0, berarti budidaya laut mengembalikan sebesar biaya yang dikeluarkan
NPV 0, berarti budidaya laut tidak layak diusahakanrugi
B. Benefit Cost Ratio BCR
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui ratio jumlah nilai sekarang dari manfaat dan biaya. Kriteria alternatif yang layak adalah BCR 1 dan meletakkan
alternatif yang mempunyai BCR tertinggi pada tingkat pertama. Secara Matematik, BCR dapat disajikan sebagai berikut :
BCR =
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ +
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
+
= =
∑
t t
t n
t
r Ct
r Bt
1 1
Kriteria : BC 1, berarti budidaya laut layak diusahakan
BC = 1, berarti budidaya laut berada pada titik tidak untung dan rugi BC 1, berarti budidaya laut tidak layak diusahakanrugi
3.3.4. Pendekatan Keberlanjutan Mata Pencaharian Sustainable Livelihood
Approach-SLA
Dalam Campbell 1999, bahwa SLA merupakan salah satu cara penilaian yang objektifitas dalam menentukan prioritas pembangunan. Adapun kerangka
kerja yang digunakan dalam pendekatan Sustainable Livelihood untuk implementasi perencanaan adalah sebagai berikut :
Aset livelihood
Gambar 3. Kerangka kerja dalam Sustainable Livelihood Approach SLA
Konteks Kerentanan:
- Kecenderungan
- Goncangan
- Musim
Strategi Livelihood
Hasil Livelihood Rencana Pengelolaan
Struktur dan Proses
-
Sumberdaya Manusia
-
Sumberdaya Alam
-
Ekonomi
-
Sosial
-
Fisik infrastruktur
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kecamatan Ampibabo 4.1.1. Letak Geografis dan Administrasi
Kecamatan Ampibabo adalah salah satu dari 10 Kecamatan yang berada di Kabupaten Parigi Moutong. Secara Geografis Kecamatan Ampibabo terletak pada
Posisi Koordinat 119
o
53’11” – 120
o
04’12” BT dan 0
o
02’48” – 0
o
37’55” LS. Luas wilayah Kecamatan Ampibabo secara keseluruhan ± 589,99 Km
2
, Letak Geografis Kecamatan Ampibabo berbatasan Langsung dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kasimbar
Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Tomini
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parigi
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala
Secara Topografi Kecamatan Ampibabo terbagi atas 15 Desa dengan Luas desa seperti yang termuat dalam Tabel 3 di bawah ini :
Tabel 4. Jumlah dan luas desa di Kecamatan Ampibabo
Desa Luas km
2
1 Marantale 45,35
2 Silanga 42,55
3 Siniu 31,62
4 Towera 27,00
5 Tolole 23,54
6 Toga 5,54
7 Sidole 45,01
8 Paranggi 6,92
9 Ampibabo 45,71
10 Lemo 51,93
11 Buranga 41,55
12 Tomoli 89,39
13 Toribulu 55,40
14 Sienjo 39,47
15 Pinotu 36,01
Ampibabo 589,99
Sumber: Ampibabo dalam Angka 2005