Menjaga Keberlanjutan Sumberdaya Pesisir

Ampibabo terutama di Desa Marantale, terdapat satu tempat pendaratan ikan pelabuhan yang menjadi tempat bagi nelayan-nelayan tangkap untuk mendaratkan hasil tangkapannya. Pada pagi dan sore hari aktivitas di pelabuhan ini meningkat, akan banyak kapal dan perahu nelayan yang masuk. Selain pelabuhan, di Desa Marantale juga di rencanakan akan dibangun industri pengolahan perikanan sehingga akan semakin meningkatkan aktivitas terutama lalu lintas kapal yang melewati perairan tersebut. Kedua kawasan tersebut penting menjadi perhatian, sehingga dalam pemanfaatan perairan untuk budidaya laut, untuk menghindari areal yang dekat dan masih dipengaruhi oleh kedua kegiatan tersebut. Hasil analisis potensi lahan perairan bagi kegiatan budidaya rumput laut dan ikan kerapu sistem, diharapkan dapat menjadi masukan dalam penetapan kawasan budidaya laut sebagai salah satu bagian dalam penataan wilayah pesisir dan bahkan dimasukkan ke dalam rencana tata ruang wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Dengan adanya penataan kawasan wilayah pesisir yang didalamnya termasuk kawasan budidaya laut, diharapkan tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan kawasan di wilayah pesisir Kecamatan Ampibabo.

B. Menjaga Keberlanjutan Sumberdaya Pesisir

Sumberdaya alam merupakan modal utama dalam mengembangkan suatu sektor pembangunan. Untuk sektor perikanan budidaya laut khususnya, kualitas perairan merupakan syarat utama bagi keberlangsungan kegiatannya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kualitas perairan agar tidak mengurangi fungsi dari perairan itu sendiri terutama untuk perikanan budidaya. Peningkatan aktivitas manusia baik yang berada di dekat pantai atau yang berada di daratan berdampak pada lingkungan perairan laut. Dampak yang ditimbulkan terutama berasal dari buangan limbah yang masuk ke perairan. Di Kecamatan Ampibabo berdasarkan hasil identifikasi, hinga saat ini umumnya perairannya masih dalam kondisi yang masih baik atau belum tercemar. Akan tetapi perlu untuk menjadi perhatian, agar dimasa mendatang dengan semakin meningkatnya aktivitas masyarakat dan kegiatan industri, tidak menjadi permasalahan yang akan mengganggu keberlanjutan sumberdaya yang ada di wilayah ini. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan adalah :

1. Memperhatikan daya dukung lingkungan perairan untuk kegiatan

budidaya laut Pengembangan kegiatan budidaya laut untuk komoditi ikan kerapu khususnya secara berkelanjutan haruslah disesuaikan dengan kapasitas daya dukung lingkungan. Budidaya ikan kerapu sistem KJA berpotensi menghasilkan limbah organik dan apabila tidak dikelola dengan baik akan membahayakan kelangsungan kegiatan budidaya itu sendiri. Jika kegiatan budidaya laut terus berkembang di wilayah Kecamatan Ampibabo, tidak menutup kemungkinan dalam jangka waktu tertentu perairan akan mengalami penurunan kualitas karena keterbatasan lingkungan untuk secara alami mengasimilasi limbah organik. Oleh karena itu agar kegiatan budidaya laut khususnya budidaya ikan sistem KJA tetap berkelanjutan maka perlu untuk mengelola lingkungan.

2. Kegiatan monitoring kualitas perairan

Kegiatan budidaya laut dan berbagai aktivitas lainnya yang dilakukan di perairan pesisir akan menyebabkan berbagai perubahan kualitas perairan. Untuk menjaga kondisi perairan agar dapat terus dimanfaatkan, perlu dilakukan kegiatan monitoring secara teratur. Kegiatan ini merupakan kewenangan pemerintah setempat melalui Badan Pengawas Lingkungan Hidup Daerah BPLHD dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Parigi Moutong, serta dinas lain yang terkait. Untuk mengetahui fluktuasi kualitas perairan pantai Kecamatan Ampibabo agar menunjang kegiatan budidaya laut. perlu dilakukan kegiatan monitoring secara berkala teratur. Adapun tujuan dari monitoring disamping untuk mengetahui kualitas perairan yang layak untuk budidaya laut adalah untuk mencegah kematian ikan secara massal dan akan mengakibatkan kerugian pembudidaya ikan. Parameter kunci yang harus dimonitor memang berbeda untuk kepentingan setiap komoditi budidaya. Namun secara umum dapat digeneralisir untuk persyaratan hidup biota laut dan kepentingan budidaya. Beberapa parameter kunci yang harus di monitor dari sisi kualitas air diantaranya salinitas, DO, ammonia, nitrat, pH, suhu, kandungan ammonia pada sedimen dan lumpur.

3. Mempertahankan dan mengelola ekosistem

Di beberapa lokasi pantai Kecamatan Ampibabo dapat ditemukan tipe ekosistem seperti ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Oleh karena penting bagi berbagai pihak terutama pemangku kepentingan stakeholders untuk mempertahankan dan mengelola ketiga ekosistem itu. Untuk ekosistem mangrove misalnya, pemerintah dalam hal ini, dapat melakukan program rehabilitas melalui penanaman kembali, terutama pada daerah-daerah yang sudah rusak kondisinya.

4. Pengaturan areal pemukiman dan sistem sanitasinya

Umumnya pemukiman yang berada di wilayah pesisir tidak memperhitungkan dampak yang akan ditimbulkan. Pemukiman penduduk yang dibangun sangat dekat dengan bibir pantai. Kondisi tersebut umumnya dijumpai pada pemukiman masyarakat nelayan yang erat hubungannya dengan aksebilitas. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan agar dampak terhadap lingkungan perairan dan ekosistem pesisir dapat diminimalisir antara lain : 1 Mengembangkan pembangunan pemukiman lebih kerah dararan; 2 pemukiman yang relatif dekat dengan pantai arah depan rumah menghadap ke pantai; 3 mempertahankan dan membuat green belt dalam hal ini mangrove di pesisir dengan ketebalan 250 – 300 meter untuk mencegah kerusakan pemukiman akibat badai dan pasar air laut yang tinggi; 4 sosialisasi pemerintah terhadap masyarakat mengenai bangunan rumah yang memenuhi persayaratan sanitasi; dan 5 mengembangkan sistem septic tank di setiap rumah masyarakat untuk pembuangan tinja manusia dengan jarak sumur diusahakan 5 – 10 meter.

C. Memperkuat kelembagaan sosial dan ekonomi masyarakat