Ancaman HASIL DAN PEMBAHASAN

26 peluang yang sangat penting dalam pengembangan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Adanya asosiasi pengusaha ini dapat membantu UMKM Pangan Kota Palembang dalam memasarkan produk, membantu UMKM dalam meningkatkan pengetahuan dan sebagainya. Pada faktor ancaman, faktor insfrastruktur yang belum memadai memiliki nilai tertimbang tertinggi, yaitu 0.216 dan menjadi ancaman besar bagi UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang. Ancaman ini dapat mengganggu proses produksi, karena UMKM pangan berdaya saing membutuhkan insfrastruktur yang bagus, sehingga dapat membuat berdaya saing. Bobot skor total diperoleh adalah 2.939, yang ditunjukkan UMKM pangan berdaya saing Kota Palembang memiliki potensi eksternal yang rataan sedang, artinya bahwa UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang memiliki kemampuan merespon tergolong sedang rataan dan belum menggunakan secara optimal peluang yang ada untuk mengatasi ancaman. Analisis Matriks IE Matriks IE merupakan matrik yang menggabungkan bobot skor pada Matriks EFE untuk meleihat posisi sel UMKM berdaya saing di kota Palembang. Jika posisi sel telah diketahui, maka diketahui pula strategi apa yang harus dilakukan oleh UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. Berdasarkan perhitungan matriks IFE didapatkan bobot skor 2.802 dan dari matriks EFE didapatkan bobot skor 2.939. Hasil pemetaan matriks IE dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Hasil Matriks IE UMKM pangan berdaya saing Kota Palembang mempunyai posisi sel V. Sel V ini menggambarkan posisi UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang berada pada posisi Hold and Maintain menjaga dan mempertahankan. Strategi yang tepat bagi usaha yang berada di sel ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembagan produk David 2010. 27 Analisis Matriks SWOT Analisis matriks IFE dan EFE yang telah dilakukan kemudian disusun dalam matriks SWOT untuk merumuskan strategi-strategi berdasarkan faktor- faktor internal dan eksternal yang telah teridentifikasi dari UMKM Pangan Kota Palembang. Perumusan strategi UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang dimuat pada Tabel 13 Perumusan strategi dengan matriks SWOT terdiri dari empat kombinasi faktor, yang terdiri dari strategi Kekuatan-Peluang S-O, strategi Kekuatan-Ancaman S-T, Strategi Kelemahan-Peluang W-O dan Strategi Kelemahan-Ancaman W-T. Tabel 13. Matriks SWOT UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang Faktor-Faktor Kekuatan Strengths-S Kelemahan Weakness-W Faktor Internal Internal Factor Faktor Eksternal External Factor 1. Keberagaman Produk UMKM pangan 2. Makanan khas daerah 3. Lokasi strategik 4. Harga terjangkau 5. Bahan baku bermutu 6. Mutu produk sesuai harapan konsumen 7. Sistem pembayaran dan pemesanan berbasis teknologi 8. Memiliki kemasan label sendiri 9. Label halal 1. Kurangnya kegiatan promosi 2. Pengetahuan SDM masih rendah 3. Belum adanya kontrak dengan pemasok 4. Teknologi yang digunakan masih sederhana 5. Kurangnya informasi proses produksi 6. Akses ke perbankan masih rendah 7. Belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik Peluang Opportunities-O Strategi W-O Strategi W-T 1. Pasar produk UMKM pangan dalam dan luar negeri masih terbuka lebar 2. Terbentuknya asosiasi kelompok usaha 3. Program pelatihan dari pemerintah 4. Loyalitas pelanggan 5. Pelanggan baru yang selalu meningkat 1. Meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian dan pemesanan berbasis teknologi seperti, internet , telpon dan sms. S1, S6, S7, O4, O5 2. Memperluas jaringan distribusi produk dengan melakukan kerjasama antar UMKM dalam memasuki pasar baru baru untuk mendapatkan konsumen dengan memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah serta harga kompetitif. S2, O1 1. Memanfaatkan pelatihan yang dilakukan pemerintah dan GAPEHAM untuk melakukan pelatihan meningkatkan proses produksi, manajemen usaha serta melakukan kerjasama yang intensif dan kontinu dalam peningkatan pengetahuan SDM, penggunaan teknologi dan akses pinjaman modal ke perbankan W2, W4, W5, W6, P3, P2 2. Meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinu berkelanjutan untuk memperluas pasar, serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik minat pelanggan baru dan masyarakat terhadap produk UMKM pangan berdaya saing lokal W1, W5, W6, W7, P1, P4, P5 28 3. Memanfaatkan program pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dari kelompok usaha dan meningkatkan brand dari produk yang dimiliki S8, S9, O2,O3 Ancaman Threats-T Strategi S-T Strategi W-T 1. Insfrastruktur belum memadai 2. Mutu komoditas tidak sesuai harapan 3. Harga bahan baku fluktuatif 4. Tingkat persaingan dengan usaha sejenis 1. Melakukan pemilihan lokasitempat penjualan strategik dimana tempat yang dekat dengan pasar dan konsumen sehingga dapat meminimalisir kerugian akibat infrastrustur yang kurang baik, mutu bahan baku dan komoditas yang dijual dapat terjaga dengan baik S3, S5, T1,T2,T3 2. Melakukan inovasi terhadap pengembangan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi sehingga meminimalisir tingkat kerugian berubah- ubahnya harga bahan baku dan menghadapi persaingan dengan usaha sejenis S1, S2, T4 1. Meningkatkan pengetahuan SDM dalam hal meminimalisir risiko dan penggunaan teknologi supaya bisa mengurangi kerugian akibat mutu komoditas dan bahan baku yang tidak pasti W2, W3, W4, W5, T2, T3 2. Membangun koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk membuat sebuah sistem usaha, akses permodalan dan teknologi yang baik dan tepat guna W5,W6, W7, T4 Berdasarkan Tabel 13, terdapat sembilan strategi yang dapat dirumuskan dari kombinasi faktor internal dan eksternal. sembilan strategi ini dibagi menjadi empat kelompok strategi, yaitu: a. Strategi S-O Strengths-Opportunities Strategi ini adalah strategi yang diciptakan atau dirumuskan dengan menggunakan kekuatan internal UMKM Pangan Kota Palembang untuk memanfaatkan peluang, yaitu: 1 Meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian, serta pemesanan berbasis teknologi seperti, internet, telpon dan sms. UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang mempunyai keberagaman produk sangat tinggi dan pasar untuk produknya, baik di dalam atau di luar negeri. Oleh karena itu untuk memaksimalkan daya saing dan meningkatkan nilai tambah dari produk UMKM tersebut di upayakan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan. Untuk itu strategi ini bisa diterapkan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan melalui pembuatan kartu membership atau keanggotan pelanggan dan memberikan diskon khusus. Lanjutan Tabel 13 29 2 Memperluas jaringan distribusi produk dengan melakukan kerjasama antar UMKM untuk memasuki pasar baru guna mendapatkan konsumen dengan memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah dan harga kompetitif. Adanya kerjasama dan asosiasi antar UMKM dapat memperluas pasar serta mempermudah UMKM tersebut untuk memasuki pasar baru. Dalam hal ini, UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang mempunyai pasar luas, namun belum memiliki kontrak dengan pemasok, sehingga pemasarannya belum berjalan baik. Kekuatan harga produk yang terjangkau dan kompetitif membuat dan memperluas jaringan distribusi sebagai strategi yang baik untuk memanfaatkan pasar produk UMKM yang masih terbuka lebar untuk mendapatkan konsumen baru. 3 Memanfaatkan program pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dari kelompok usaha dan dapat meningkatkan brand dari produk yang dimiliki. Untuk lebih mengembangkan usaha dan meningkatkan mutu produk yang lebih baik, maka kompetensi UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang dengan memanfaatkan pelatihan-pelatihan, serta pembinaan yang diadakan oleh Dinas Pertanian ataupun bertukar informasi dan ilmu dengan anggota kelompok UMKM pangan berdaya saing dikota Palembang lainnya. b. Strategi W-O Weaknesess-Opportunites Strategi ini bertujuan meminimalkan, atau memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil manfaat dari peluang eksternal. 1 Memanfaatkan pelatihan yang dilakukan pemerintah dan GAPEHAM untuk melakukan pelatihan, meningkatkan proses produksi, manajemen usaha, serta melakukan kerjasama intensif dan kontinu dalam peningkatan pengetahuan SDM, penggunaan teknologi dan akses pinjaman ke perbankan. 2 Meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinu berkelanjutan untuk memperluas pasar, serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik minat pelanggan baru dan masyarakat terhadap produk UMKM Pangan berdaya saing. c. Strategi S-T Strengths-Threats Strategi ini diciptakan dengan kekuatan UMKM pangan berdaya saing, yaitu untuk menghindari atau mengatasi dampak ancaman eksternal. 1 Melakukan pemilihan lokasitempat penjualan strategis tempat yang dekat dengan pasar dan konsumen, sehingga bisa meminimalisir kerugian akibat infrastruktur kurang baik, mutu bahan baku dan komoditas yang dijual dapat terjaga dengan baik 2 Melakukan inovasi terhadap pengembangan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi, sehingga bisa meminimalisir tingkat kerugian akibat berubah-ubahnya harga bahan baku dan untuk menghadapi persaingan dengan usaha sejenis. Menurut Abidin et al. 2014 inovasi dan kreativitas bisa meningkatkan mutu brand dan packing yang merupakan solusi untuk standarisasi dan internasionalisasi. 30 d. Strategi W-T Weaknesess-Threats Strategi ini diciptakan untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman, yaitu: 1 Meningkatkan pengetahuan SDM dalam hal meminimalisir risiko dan penggunaan teknologi, agar mengurangi kerugian akibat mutu komoditas dan bahan baku yang tidak pasti. 2 Membangun koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk membuat sebuah sistem usaha, permodalam dan teknologi yang baik dan tepat guna. Melihat pemaparan pada butir a-d dapat disusun tema utama dari strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang yaitu meningkatkan keterampilan SDM dalam hal produksi, teknologi dan pemasaran sehingga akan menghasilkan produk yang berkualitas serta melakukan kerja sama dengan pemerintah dan memanfaatkan program-program pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah. Analisis Struktur Hirarki Strategi Pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang Proses penyusunan hirarki terdiri dari tiga tahapan, yaitu 1 mengidentifikasikan tujuan keseluruhan pembuatan hirarki atau goalfokus; 2 menentukan kriteria-kriteria yang diperlukan atau yang sesuai dengan goalfocus keseluruhan tersebut, 3 mengidentifikasi alternatif-alternatif yang akan dievaluasi di bawah sub kriteria Permadi 1992. Struktur strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang disusun menjadi lima level hirarki dan penyusunan tersebut berdasarkan hal-hal yang saling terkait dan sangat penting dalam mencapai fokus. Level-level tersebut terdiri dari: 1 level pertama ditetapkan sebagai goalfokus yang ingin dikonsentrasikan, yaitu strategi pengembangan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang; 2 level kedua ditetapkan sebagai faktor yang teridiri dari enam hal-hal yang penting bagi pengembangan UMKM Pangan di Kota Palembang, yaitu ketersediaan bahan baku, SDM, infrastruktur, kebijakan pemerintah, keuangan, dan pemasaranpromosi. 3 level ketiga ditetapkan sebagai aktor terdiri dari lima aktor yang terlibat dalam upaya pengembangan UMKM Pangan Kota Palembang, yaitu Ketua GAPEHAMM, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan UMKM, Dosen UNSRI, dan Dinas Perikanan, 4 level keempat ditetapkan sebagai tujuan dalam mencapai strategi pengembangan, meliputi lima tujuan, yaitu meningkatnya daya saing produk UMKM pangan, meningkatnya pendapatan UMKM pangan, meluasnya jaringan distribusi, meningkatnya kemampuan produksi UMKM, meningkatnya manajemen usaha UMKM pangan; 5 level kelima ditetapkan sebagai alternatif strategi yang dapat digunakan dalam mencapai goalfokus, meliputi sembilan strategi. Struktur hirarki strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing kota Palembang dapat dilihat pada Gambar 5. 31 Gambar 5. Struktur hirarki strategi pengembangan UMKM Pangan Kota Palembang Keterangan: S1 : Meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian, serta pemesanan berbasis teknologi seperti, internet, telpon dan sms. S2 : Memperluas jaringan distribusi produk dengan melakukan kerjasama antar UMKM untuk memasuki pasar baru guna mendapatkan konsumen dengan memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah dan harga kompetitif. S3 : Memanfaatkan program pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dari kelompok usaha dan dapat meningkatkan brand dari produk yang dimiliki. S4 : Memanfaatkan pelatihan yang dilakukan pemerintah dan GAPEHAM untuk melakukan pelatihan meningkatkan proses produksi, manajemen usaha serta melakukan kerjasama yang intensif dan kontinu dalam peningkatan pengetahuan SDM, penggunaan teknologi dan akses pinjaman modal ke perbankan. S5 : Meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinu berkelanjutan untuk memperluas pasar, serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik minat pelanggan baru dan masyarakat terhadap produk UMKM pangan berdaya saing lokal. S6 : Melakukan pemilihan lokasitempat penjualan strategik dimana tempat yang dekat dengan pasar dan konsumen sehingga dapat meminimalisir kerugian akibat infrastrustur yang kurang baik, mutu bahan baku dan komoditas yang dijual dapat terjaga dengan baik. S7 : Melakukan inovasi terhadap pengembangan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi sehingga meminimalisir tingkat kerugian berubah-ubahnya harga bahan baku dan menghadapi persaingan dengan usaha sejenis. 32 S8 : Meningkatkan pengetahuan SDM dalam hal meminimalisir risiko dan penggunaan teknologi supaya bisa mengurangi kerugian akibat mutu komoditas dan bahan baku yang tidak pasti. S9 : Membangun koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk membuat sebuah sistem usaha, permodalan dan teknologi yang baik dan tepat guna. Faktor-Faktor Penyusun Hirarki Strategi Pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang Faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya strategi pengembangan produk UMKM Pangan Kota Palembang, yaitu: a. Faktor Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku sangat penting bagi terlaksananya pengembangan UMKM Pangan Kota Palembang. Ketersediaan bahan baku sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh petani, serta dinas-dinas terkait seperti dinas pertanian dan perikanan yang dituntut supaya bahan baku yang diperlukan oleh UMKM Kota Palembang bisa terpenuhi. b. Faktor SDM Pengembangan UMKM Pangan Kota Palembang dipengaruhi oleh faktor SDM yang sangat dipengaruhi oleh pelaku usaha dan karywan yang dituntut menghasilkan produk pangan bermutu dan sesuai dengan permintaan konsumen. c. Faktor Insfrastruktur Infrastruktur yang baik akan menghasilkan produk baik pula, dimana infrastruktur sangat dipengaruhi oleh Dinas Koperasi UKM, Dinas Perikanan, dan Dinas Pertanian. Fungsi dari peningkatan infrastruktur dapat meningkatkan produktivitas dan kemampuan produksi. d. Faktor Kebijakan pemerintah Kebijakan pemerintah menjadi faktor penting dalam pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. Adanya kebijakan yang mendukung UMKM baik segi finansial dan teknologi diharapkan dapat membuat UMKM pangan lebih berdaya saing. e. Faktor Keuangan Terlaksananya UMKM pangan berdaya saing yang baik harus didukung dengan modal tidak sedikit. Untuk meningkatkan produktivitas, memperluas pasar juga harus didukung dengan faktor keuangan memadai. f. Faktor pemasaranpromosi Faktor pemasaranpromosi merupakan faktor pendukung bagi tercapainya pengembangan produk pangan. Dengan adanya promosi dapat meluasnya distribusi produk, sehingga dapat menarik minat masyarakat terhadap produk UMKM pangan kota Palembang. Aktor-Aktor yang Berpengaruh dan Berperan pada Strategi Pengembangan UMKM Pangan Kota Palembang. Aktor yang berpengaruh dalam pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang adalah: 33 a. Ketua GAPEHAM GAPEHAM merupakan singkatan dari Gabungan Pengusaha Handicraft dan Makanan, yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pengembangan UMKM pangan di Kota Palembang. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok ini sangat membantu pelaku usaha UMKM dalam mengemabangkan usahanya baik dari segi produksi, pemasaran dan keuangan. b. Dinas Pertanian Dinas pertanian berperan sebagai pemangku kepentingan yang berpengaruh bagi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. Untuk itu, Dinas Pertanian akan menjamin ketersediaan bahan baku produk untuk UMKM Pangan Kota Palembang. c. Dinas Koperasi UKM Dinas Koperasi UKM berperan sebagai pemangku kepentingan yang berpengaruh bagi pengembangan UMKM Kota Palembang dimana Dinas Koperasi UKM melakukan pelatihan dan membekali UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang dengan pengetahuan dasar, sehingga UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang memiliki pengetahuan yang memadai dalam melakukan produksi. d. Dosen UNSRI Kehadiran Dosen UNSRI yang bergerak dan memiliki perhatian lebih terhadap UMKM seperti melakukan peneltian dan pelatihan-pelatihan tentang UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang juga sangat bagus bagi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. e. Dinas Perikanan Pemangku kepentingan seperti halnya dinas perikanan akan berpengaruh terhadap ketersediaan bahan baku yang digunakan oleh UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang untuk proses produksi. Adanya ketersediaan bahan baku berkelanjutan membuat UMKM Pangan yang ada di Kota Palembang dapat meningktakan nilai tambah dan daya saing produknya Tujuan Stategi Pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang Tujuan pengembang UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang terdiri dari lima tujuan, yaitu : a. Meningkatnya daya saing produk UMKM pangan berdaya saing Tujuan meningkatnya daya saing UMKM pangan berdaya saing akan tercipta jika didukung oleh tujuan lainnya yang juga akan memberikan nilai tambah dan pastinya meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. b. Meningkatnya pendapatan UMKM pangan berdaya saing Dalam pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang harus bisa meningkatkan pendapatan UMKM tersebut. Adanya peningkatan dari produksi dan meluasnya jaringan distribusi produk akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan UMKM pangan berdaya saing kota Palembang c. Meluasnya jaringan distribusi Tujuan ini merupakan tujuan penting dalam mengembangkan UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang, memiliki distribusi yang luas dan 34 mencapai masyarakat luas merupakan kunci keberhasilan bagi pengembangan UMKM pangan berdaya saing. d. Meningkatnya kemampuan produksi UMKM pangan berdaya saing Meningkatnya kemampuan produksi UMKM pangan berdaya saing akan membuat pasar semakin luas disertai dengan kontrak yang jelas dari pemasok dan distributor. Dalam hal ini, pelaku UMKM pangan berdaya saing akan semakin banyak memproduksi produknya. e. Meningkatnya manajemen usaha UMKM pangan berdaya saing Dengan adanya manajemen usaha yang baik, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi tercapainya manajemen UMKM pangan berdaya saing yang baik. Sistem administrasi dan keuangan UMKM pangan berdaya saing dapat dikontrol dan dilakukan, sehingga dapat melakukan evaluasi secara berkala dan memberikan kontribusi positif bagi tercapainya tujuan a, b, c dan d. Alternatif Strategi Pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang Alternatif strategi merupakan strategi-strategi yang diperoleh rumusan strategi SWOT pada Tabel 13 untuk menunjang keberhasilan fokus strategi pengembangan UMKM Pangan Kota Palembang. Alternatif strategi tersebut terdiri dari sembilan strategi yang dibagi ke dalam tiga tema utama strategi, yaitu: 1. Produksi meliputi tiga strategi : a. Meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian dan pemesanan berbasis teknologi seperti internet, telpon dan SMS. b. Melakukan inovasi terhadap pengembangan produk yang mempunyai nilai tambah tinggi, sehingga bisa meminimalisir tingkat kerugian akibat berubah-ubahnya harga bahan baku dan menghadapi persaingan dengan usaha sejenis. c. Membangun koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk membuat sebuah sistem usaha, permodalam dan teknologi yang baik dan tepat guna. 2. Pemasaran terdiri dari tiga strategi yaitu: a. Memperluas jaringan distribusi produk dengan melakukan kerjasama antar UMKM pangan berdaya saing untuk memasuki pasar baru, untuk mendapatkan konsumen dengan memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah dan harga kompetitif. b. Meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinu berkelanjutan untuk memperluas pasar, serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik minat pelangan baru dan masyarakat terhadap produk UMKM Pangan lokal. c. Melakukan pemilihantempat penjualan strategik dimana tempatnya dekat dengan pasar dan konsumen, sehingga bisa meminimalisir kerugian akibat infrastruktur yang kurang baik, mutu bahan baku dan komoditas yang dijual dapat terjaga dengan baik. 35 3. SDM terdiri dari tiga strategi: a. Memanfaatkan program pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi dari kelompok usaha dan dapat meningkatkan brand dari produk yang dimiliki. Sejalan dengan pernyataan Prayitno 2016, pendidikan dan pelatihan diklat terpusat di Indonesia merupakan kunci dalam mencitakan daya saing individu. b. Memanfaatkan pelatihan yang dilakukan pemerintah dan GAPEHAM untuk melakukan pelatihan peningkatan proses produksi, manajemen usaha serta melakukan kerjasama intensif dan kontinu dalam peningkatan pengetahuan SDM, pengguanaan teknologi dan akses pinjaman modal ke perbankan. Menurut Solomon 2012 pemerintah harus menyediakan lingkungan yang memungkinkan UMKM untuk berkembang sehingga bisa bersaing di pasar yang lebih luas. c. Meningkatkan pengetahuan SDM dalam hal meminimalisir risiko dan penggunaan teknologi, agar mengurangi kerugian akibat mutu komoditas dan bahan baku tidak pasti Sener et al. 2014 dengan menggunakan teknologi bisa memanfaatkan sumber daya lebih efisien dan UMKM bisa mencapai pasar Internasional dengan mudah. Pengolahan Proses Hirarki Analisis Penyusunan hirarki yang telah disusun sebelumnya, kemudian dilakukan pembobotan pada masing-masing unsur dari setiap tingkat oleh pakar. Pakar yang dilibatkan dalam penentuan prioritas strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang terdiri dari lima pakar, yaitu ketua GAPEHAMM, Kepala Seksi Dinas Pertanian, Kepala Bagian UKM dan Akademisi Dosen Bidang Manajemen Universitas Sriwijaya. Para pakar diminta memberikan penilaian terhadap struktur hirarki meliputi fokus, faktor, aktor, tujuan dan alternatif strategi. Setelah dilakukan penilaian, pendapat dari pakar tersebut digabungkan. Hasil penggabungan tersebut diolah kembali untuk mendapatkan hasil perhitungan secara horizontal dan vertikal. Pengolahan horizontal dilakukan untuk menghitung besarnya bobot antar unsur dalam suatu tingkat unsur di atasnya. Bobot prioritas pada pengolahan horizontal ini disebut dengan prioritas lokal, karena hanya melibatkan sebuah hal pembanding yang merupakan anggota dari unsur diatasnya. Sedangkan pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun bobot prioritas setiap unsur dalam hirarki terhadap unsur sasaran utamanya fokus. Dalam penyusunan anlisis hirarki ini juga mempunyai Konsistensi logik sampai batas tertentu dalam menetapkan prioritas sangat diperlukan untuk memperoleh hasil-hasil yang sahih dalam dunia nyata. Nilai rasio konsistensi harus 10 atau kurang, jika lebih dari 10 maka penilaiannya masih acak dan perlu diperbaiki. Pengolahan Horizontal Pengolahan horizontal dibagi menjadi empat bagian tingkat unsur, yaitu 1 pengolahan antar unsur faktor pada tingkat kedua, untuk melihat pengaruh unsur faktor terhadap fokus yaitu strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing 36 di kota Palembang; 2 pengolahan antar unsur aktor pada tingkat ketiga, untuk melihat pengaruh suatu unsur aktor terhadap unsur faktor di tingkat kedua; 3 pengolahan unsur tujuan pada tingkat keempat, untuk melihat pengaruh suatu unsur tujuan terhadap unsur aktor di tingkat ketiga dan 4 pengolahan unsur alternatif strategi pada tingkat kelima, untuk melihat pengaruh suatu unsur alternatif strategi terhadap unsur faktor tujuan di tingkat keempat. Unsur faktor pada tingkat kedua Faktor yang memiliki tingkat prioritas tinggi dalam strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah ketersediaan bahan baku dengan bobot 0.244. Faktor berikutnya adalah SDM, infrastruktur, keuangan, pemasaran dan terakhir kebijakan pemerintah. Bobot faktor prioritas unsur faktor terhadap fokus dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Bobot dan Prioritas unsur faktor terhadap fokus Faktor Bobot Prioritas Ketersediaan Bahan Baku SDM Infrastruktur Keuangan Pemasaran Kebijakan Pemerintah 0,244 0,218 0,148 0,138 0,135 0,118 1 2 3 4 5 6 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Ketersediaan bahan baku sangat penting bagi keberlangsungan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. Dalam hal ini yang menjadi prioritas utama dalam pengembangannya. Faktor ketersediaan bahan baku dapat dicapai jika terjadi kerjasama antara dinas pertanian, dinas perikanan dan petani yang ada di Kota Palembang. Dengan tersedianya bahan baku bermutu maka akan menghasilkan produk UMKM pangan berdaya saing bermutu dan bisa meningkatkan daya saing dan menarik minat masyarakat terhadap produk UMKM yang dihasilkan. Faktor SDM pada prioritas kedua menjadi perhatian, karena untuk mengembangkan UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang harus didukung dengan SDM memadai. Prioritas ketiga adalah infrastruktur, untuk membuat sebuah produk tersebar keseluruh penjuru wilayah. Dengan adanya infrastruktur yang baik, maka akan mendukung tercapainya ketersediaan bahan baku dan SDM memadai. Faktor yang menjadi proritas keempat adalah pemasaranpromosi, UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang diharapkan dapat mempromosikan produknya secara kontinu atau terus menerus, agar produk yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat. Untuk melakukan promosi secara kontinu dibutuhkan modal tidak sedikit, maka pada faktor keuangan harus diperhatikan. Selama ini UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang hanya menggunakan modal pribadi, tidak menutup kemungkinan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang akan membutuhkan modal pinjaman dari lembaga keuangan, sehingga UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang dapat meningkatkan sarana dan prsaaran dalam proses produksi. 37 Selain pemasaran, kebijakan pemerintah akan sangat menguntungkan sekali bagi UMKM pangan berdaya saing yang ada di Kota Palembang, yaitu dengan adanya peraturan yang memudahkan bagi UMKM pangan berdaya saing telah dapat membuat UMKM pangan berdaya saing tersebut bertahan dari tahun- ketahun dan bisa mengembangkan usahanya, sehingga nantinya produk yang dihasilkan jauh lebih baik dan mampu menyaingi produk-produk lainnya. Unsur aktor pada tingkat ketiga Tabel 15 mennggambarkan aktor paling berpengaruh dalam ketersediaan bahan baku adalah Dinas Pertanian 0.289 dan di urutan kedua adalah Dinas Perikanan 0.252. Dalam pelaksanaannya, Dinas Pertanian dan perikanan merupakan aktor utama dalam ketersediaan bahan baku yang ada di Kota Palembang. Aktor aktor selanjutnya GAPEHAMM 0.185, diikuti dengan Dinas UMKM 0.160 dan Dosen UNSRI 0.114. Dalam faktor SDM, aktor yang paling berpengaruh adalah GAPEHAMM 0.302, karena yang dibutuhkan oleh UMKM Kota Palembang dalam proses produksi adalah SDM yang bermutu. Dalam faktor Infrastruktur 0.256 dan keuangan 0.248 aktor yang memiliki pengaruh dan peran besar adalah Dinas Pertanian. Semakin terbukanya pasar untuk produk UMKM, membuat Infrastruktur menjadi hal yang sangat penting. Faktor pemasaran 0.251 dan kebijakan pemerintah 0.291, aktor yang memiliki pengaruh dan peran terbesar adalah GAPEHAMM. Dalam suatu kelompok usaha dapat ditemukan potensi pasar yang lebih luas lagi, maka pelaku usaha di Kota Palembang membuat GAPEHAMM didalamnya meliputi orang- orang yang memiliki pengetahuan tentang usaha handycraft, makanan dan minuman. Tabel 15. Bobot pengolahan horizontal unsur pada tingkat ketiga Faktor Aktor GAPEHAMM Dinas Pertanian Dinas UKM Dosen UNSRI Dinas Perikanan Ketersediaan Bahan Baku 0.185 0.289 0.16 0.114 0.252 Sumber Daya Manusia 0.302 0.225 0.154 0.161 0.158 Infrastruktur 0.171 0.256 0.243 0.107 0.224 Kebijakan Pemerintah 0.291 0.229 0.2 0.094 0.187 Keuangan 0.235 0.248 0.207 0.136 0.174 Pemasaran 0.251 0.225 0.201 0.134 0.189 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Unsur Tujuan pada Tingkat Keempat Hasil pengolahan horizontal antar unsur aktor terhadap tujuan yang terdapat pada Tabel 16 menunjukkan aktor memengaruhi tujuan yang ingin dicapai. Aktor GAPEHAMM 0.276 mempunyai peranan terhadap tercapainya tujuan meningkatnya pendapatan UMKM pangan berdaya saing MPU dan GAPEHAMM 0,214 juga berperan terhadap meluasnya jaringan distribusi 38 MJD. Adanya GAPEHAMM membuat pasar produk UMKM pangan berdaya saing lebih terbuka lebar, karena organisasi ini akan membuat tingkat keberhasilan UMKM pangan berdaya saing lebih tinggi dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan UMKM pangan berdaya saing. Tabel 16. Bobot pengolahan horizontal unsur pada tingkat keempat Aktor Tujuan MDSPU MPU MJD MKPU MMUU GAPEHAMM 0.208 0.276 0.214 0.179 0.123 Dinas Pertanian 0.241 0.206 0.213 0.17 0.17 Dinas UKM 0.347 0.168 0.16 0.166 0.159 Dosen UNSRI 0.326 0.203 0.199 0.155 0.117 Dinas Perikanan 0.372 0.128 0.201 0.145 0.153 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Aktor Dinas Pertanian 0.241, Dinas UKM 0.347, Dosen UNSRI 0.326 dan Dinas Perikanan 0.372, sama-sama berperan penting dalam peningkatan daya saing produk UMKM Pangan Kota Palembang. Peranan dari Dinas dan Akademisi ini dilakukan dengan cara menjaga ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh UMKM, memberikan bantuan sarana dan prasarana serta melakukan pelatihan-pelatihan yang kemudian diterapkan dan direalisasikan oleh UMKM, sehingga secara perlahan memengaruhi hasil akhir produk yang dihasilkan dan pada akhirnya meningkatkan daya saing UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Unsur Alternatif Strategi pada Tingkat Kelima Hasil pengolahan horizontal antar unsur tujuan terhadap alternatif strategi pada Tabel 17 menunjukkan tujuan yang memengaruhi alternatif strategi ingin dicapai. Alternatif strategi yang memiliki prioritas tertinggi terhadap tujuan meningkatkan manajemen usaha UMKM pangan berdaya saing dan meningkatkan daya saing produk UMKM pangan berdaya saing adalah strategi 3 dan 4, yaitu memanfaatkan program pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi kelompok usaha dan dapat meningkatkan brand dari produk yang dimiliki 0.216, serta memanfaatkan pelatihan yang dilakukan pemerintah dan GAPEHAMM untuk melakukan pelatihan meningkatkan proses produksi, manajemen usaha, melakukan kerjasama intensif dan kontinu dalam peningkatan pengetahuan SDM, penggunaan teknologi, serta akses pinjaman modal ke perbankan 0.171. Dengan adanya strategi ini, diharapkan dapat membantu UMKM dalam meningkatkan daya saing, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan pendapatan UMKM Pangan Kota Palembang. 39 Tabel 17. Bobot pengolahan horizontal unsur pada tingkat kelima Tujuan Alternatif Strategi Si 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MDSPU 0.164 0.141 0.143 0.171 0.12 0.094 0.107 0.068 0.093 MPU 0.17 0.142 0.9 0.078 0.142 0.079 0.132 0.078 0.09 MJD 0.105 0.164 0.111 0.075 0.155 0.146 0.083 0.057 0.104 MKPU 0.152 0.119 0.122 0.086 0.109 0.077 0.118 0.091 0.126 MMUU 0.121 0.086 0.216 0.11 0.08 0.067 0.111 0.101 0.109 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Alternatif yang memiliki prioritas tertinggi terhadap tujuan meningkatkan pendapatan UMKM pangan berdaya saing dan meningkatknya kemampuan produksi UMKM pangan berdaya saing adalah strategi 1 S1, yaitu meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus, dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian dan pemesanan berbasis teknologi seperti internet, telepon, dan SMS 0.170, serta tujuan meningkatkan jaringan distribusi yang memiliki prioritas tertinggi adalah Strategi 2 S2 memperluas jaringan distribusi produk dengan melakukan kerjasama antar UMKM pangan berdaya saing memasuki pasar baru mendapatkan dengan memanfaatkan produk sebagai makan khas daerah serta harga produk yang kompetitif 0.164. Ketiga strategi ini sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan diharapkan dengan meningkatnya pendapatan UMKM pangan berdaya saing, meningkatnya jaringan distribusi UMKM dan meningkatnya kemampuan produksi UMKM maka UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang mampu bersaing terhadap produk-produk makanan dari luar, sehingga nantinya menciptakan UMKM Pangan yang berdaya saing. Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal dilakukan bertujuan melihat pengaruh setiap unsur pada tingkathirarki tertentu terhadap unsur fokus utama pada tingkat pertama. Skema hirarki dapat dilihat pada Gambar 6. 40 Gambar 6. Skema hirarki hasil pengolahan vertikal Unsur Aktor Terhadap Fokus Utama Berdasarkan hasil pengolahan bertikal yang terdapat pada Tabel 18, aktor utama dalam pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing Kota Palembang adalah Dinas Pertanian 0.249, aktor kedua adalah GAPEHAMM 0.237, aktor ketiga adalah Dinas UKM 0.188, aktor keempat dalah Dinas Perikanan 0.127, dan aktor terakhir adalah Dosen UNSRI 0.154. Peran berbagai lembaga-lembaga pemerintahan sangat dibutuhkan oleh UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang, yaitu dapat meningkatkan kompetensi dari masing-masing UMKM pangan berdaya saing melalui pelatihan-pelatihan, seminar dan pendampingan yang dilakukan. Tabel 18. Bobot dan prioritas aktor terhadap fokus utama Aktor Bobot Aktor Prioritas Dinas Pertanian 0.249 1 GAPEHAMM 0.237 2 Dinas UKM 0.188 3 Dinas Perikanan 0.127 4 Dosen UNSRI 0.154 5 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Unsur Tujuan Terhadap Fokus Utama Berdasarkan hasil pengolahan vertikal yang terdapat pada Tabel 19, tujuan utama pengembangan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah meningkatnya daya saing produk UMKM pangan berdaya saing 0.273; tujuan 41 kedua adalah meningkatnya pendapatan UMKM pangan berdaya saing 0.194; tujuan ketiga meluasnya jaringan distribusi 0.190; tujuan keempat meningkatnya kemampuang produksi UMKM pangan berdaya saing 0.158 dan tujuan terakhir adalah meningkatkan manajemen usaha UMKM berdaya saing 0.140. Meningkatnya daya saing produk UMKM pangan berdaya saing merupakan indikasi bahwa pengembangan UMKM Pangan berdaya saing telah berjalan dengan baik. Tabel 19. Bobot dan prioritas tujuan terhadap fokus utama Tujuan Bobot Tujuan Prioritas Meningkatnya daya saing produk UMKM 0.273 1 Meningktanya pendapatan UMKM 0.194 2 Meluasnya jaringan distribusi 0.190 3 Meningkatnya kemampuan produksi UMKM 0.158 4 Meningkatnya manajemen usaha UMKM 0.140 5 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Unsur Alternatif Strategi Terhadap Fokus Utama Berdasarkan hasil sintesis penilaian bobot alternatif alternatif yang dilakukan dengan menggunakan Software Expert Choice v.11 Tabel 20, alternatif strategi utama adalah alternatif Strategi 1, yaitu meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian dan pemesanan berbasis teknologi seperti internet , telepon dan SMS 0.148. Alternatif kedua adalah Strategi 2, yaitu memperluas jaringan distribusi produk dengan melakukan kerjasama antar UMKM pangan berdaya saing memasuki pasar baru agar mendapatkan konsumen yang memanfaatkan produk sebagai makanan khas daerah dan harga kompetitif 0.136. Alternatif ketiga adalah Strategi 3, yaitu memanfaatkan program pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi kelompok usaha serta dapat meningkatkan brand dari produk yang dimiliki 0.132. Alternatif keempat adalah strategi 5, yaitu meningkatkan dan melakukan promosi secara kontinu berkelanjutan untuk memperluas pasar, serta meningkatkan loyalitas pelanggan dan menarik minat pelanggan baru dan masyarakat terhadap produk UMKM pangan lokal berdaya saing 0.125. Alternatif kelima adalah Strategi 7, yaitu melakukan inovasi terhadap pengembangan produk dengan nilai tambah tinggi, sehingga kita bisa meminimalisir tingkat kerugian akibat berubah-ubahnya harga bahan baku dan untuk menghadapi persaingan dengan usaha sejenis 0.108. Alternatif keenam adalah Strategi 9, yaitu membangun koordinasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk membuat sebuah sistem usaha, permodalan dan teknologi yang baik dan tepat guna 0.100. Alternatif ketujuh adalah Strategi 6, yaitu melakukan pemilihan lokasitempat penjualan strategik dimana tempat dekat dengan pasar dan konsumen, maka bisa meminimalisir kerugian akibat infrastruktur yang kurang baik, mutu bahan baku dan komoditas yang dijual dapat terjaga dengan baik 0.95. 42 Alternatif kedelapan adalah Strategi 4, yaitu memanfaatkan pelatihan yang dilakukan pemerintah dan GAPEHAMM untuk melakukan pelatihan peningkatan proses produksi, manajemen usaha serta melakukan kerjasama yang intensif dan kontinu dalam peningkatan pengetahuan SDM, penggunaan teknologi dan akses pinjaman modal ke perbankan 0.80. Alternatif kesembilan adalah Strategi 8 yaitu meningkatkan pengetahuan SDM dengan meminimalisir risiko dan penggunaan teknologi untuk mengurangi kerugian akibat mutu komoditas dan bahan baku yang tidak pasti 0.75. Tabel 20. Bobot dan Prioritas alternatif terhadap fokus utama Alternatif Strategi Bobot Alternatif Prioritas 1 0.148 1 2 0.136 2 3 0.132 3 5 0.125 4 7 0.108 5 9 0.100 6 6 0.095 7 4 0.080 8 8 0.075 9 Sumber : Hasil Analisis AHP 2016 Hasil Sintesis yang dihasilkan oleh Software Expert Choice dimuat pada Gambar 7. Gambar 7. Hasil sintesis terhadap fokus utama Hasil dari pengolahan horizontal dan vertikal yang merupakan penggabungan penilaian pakar-pakar ahli yang telah dijelaskan sebelumnya dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan mencapai fokus strategi pengembangan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap level hirarki faktor, aktor, tujuan dan alternatif strategi memiliki satu prioritas utama untuk membantu UMKM Pangan Kota Palembang dalam mengembangkan usahanya. Prioritas tersebut adalah: 1. Level faktor. Penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan dalam mengembangkan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah faktor SDM 0.302, karena untuk menghasilkan sebuah produk makanan 43 yang baik dimuali dari kompetensi manusia yang membuat makanan tersebut. Dengan kemampuan SDM mumpuni akan membuat sebuah UMKM pangan berdaya saing meningkatkan produksi dan akan meningkatkan pendapatan petani, serta pada akhirnya UMKM Pangan tersebut bisa berdaya saing. 2. Level aktor. Penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan dalam mengembangkan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah aktor Dinas Pertanian 0.249, karena Dinas ini menjaga ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan UMKM pangan berdaya saing, serta melakukan pelatihan-pelatihan dan pendampingan terhadap pelaku usaha, dapat bertahan dan berkembang, serta mampu bersaing dengan produk-produk sejenis. 3. Level Tujuan. Penting untuk diperhatikan dalam mengembangkan UMKM Pangan Berdaya saing di Kota Palembang adalah tujuan meningkatkan daya saing produk UMKM 0.273. Meningkatnya daya saing produk UMKM akan memberikan pengaruh bagi keberlangsungan usaha. karena daya saing merupakan indikasi apakah UMKM tersebut sudah berjalan dengan baik atau belum. 4. Level alternatif strategi. Penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan dalam mengembangkan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian dan pemesanan berbasis teknologi seperti internet, telepon, dan SMS 0.148. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuat implikasi manajerial yang dapat dilakukan, yaitu menetapkan beberapa alternatif strategi yang dilakukan oleh UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang. Yang mengandalkan kekuatan dan peluang UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang, serta mengatasi dan meminimalisir adanya kelemahan dan ancaman dari lingkungan internal dan eksternal UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang. Proses Produksi harus ditingkatkan untuk membentuk sebuah UMKM Pangan yang berdaya saing di Kota Palembang yaitu dengan cara meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dengan cara diverifikasi Horizontal menambah variasi produk baik dalam segi rasa, bentuk dan jumlah dan diverdifikasi Vertikal dengan membuat produk tersebut bernilai tambah yang tinggi dengan memperbaharui kemasan, serta menggunakan kemasan yang ramah lingkungan dan membuat kemasan yang jauh lebih menarik dari sebelumnya. Pengembangan UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang harus dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan promosi. Untuk mendapatkan pasar yang luas dan loyalitas pelanggan, maka dilakukan promosi secara kontinu. Promosi yang dilakukan harus mengoptimalkan penggunaan teknologi internet seperti website dan social media yang telah ada. Dalam hal SDM UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang harus memaksimalkan pelatihan-pelatihan yang diadakan Dinas UKM Kota Palembang, terutama mengembangkan kompetensi dasar dari pelaku usaha. UMKM Kota Palembang harus memanfaatkan asosiasi usaha seperti GAPEHAMM untuk mendapatkan informasi dan berbagi pengetahuan dengan anggota asosiasi lain. 44

5. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Dilihat berdasarkan umur, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan dan omset penghasilan. Karakteristik UMKM Pangan yang ada di Kota Palembang dimana rata-rata responden berumur 20-30 tahun, mempunyai tenaga kerja 1-10 orang, tingkat pendidikan responden adalah Sekolah Menengah Atas, dan omset penjualannya berkisar Rp. 1.000.000- 10.000.000. Melalui penelitian ini juga dihasilkan faktor yang paling berpengaruh dalam Pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing di Kota Palembang adalah ketersediaan bahan baku, serta aktor dengan bobot tertinggi adalah Dinas Pertanian tujuan dengan bobot tertinggi adalah meningkatkan daya saing UMKM dan pembobotan alternatif strategi tertinggi adalah meningkatkan mutu produk dan membuat variasi-variasi baru dari produk yang dihasilkan, serta membuat program keanggotaan seperti diskon khusus, dan memudahkan akses bagi pelanggan baru dengan pembelian melalui pemesanan berbasis teknologi seperti internet , telepon dan SMS. Strategi yang dilakukan adalah membuat inovasi produk baru bernilai tambah tinggi untuk dapat menghadapi persaingan. Untuk inovasi produk dilakukan dengan cara horizontal, yaitu menambah variasi dari produk yang dihasilkan. Untuk diversifikasi vertikal dilakukan dengan mengolah produk menjadi produk olahan bernilai tambah tinggi, sedangkan inovasi kemasan produk dengan mengubah tampilan kemasan menjadi lebih menarik dan diharapkan strategi ini dapat memberikan daya tarik tersendiri untuk konsumen dan mengatasai persaingan dengan usaha sejenis. UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang harus bisa meningkatkatkan daya saing dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan, maka kontribusi dan kerjasama yang baik antar pemerintah dan UMKM pangan berdaya saing akan membuat UMKM bisa melakukan perannya dengan baik melalui pelatihan- pelatihan, seminar dan pengadaan teknologi produksi serta pendampingan penggunaan teknologi. Saran Dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka disusun saran berikut: 1. Untuk para pengambil keputusan dapat menerapkan hasil-hasil alternatif strategi prioritas yang telah diperoleh melalui matriks SWOT dan AHP melalui penyusunan program kerja ke depan yang sesuai strategi prioritas yang telah ditentukan. 2. Dinas UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang dan lembaga pemerintahan lainnya perlu besinergi selaku pembuat kebijakan untuk memperluas jaringan informasi pemasaran dan budaya mencintai produksi dalam negeri melalu pembelian produk-produk lokal. 3. Masalah lain yan perlu dilakukan dalam penelitian terbaru yaitu Rantai Pasok UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang, Rantai Nilai UMKM Kota Palembang dan alat analisis pengambilan keputusan prioritas brerupa ANP Analytical Network Process. 45 DAFTAR PUSTAKA Abidin Z, Effendi A, Ibrahim R, Idris Z. 2014. A sematic approach in preception for packaging in the SMEs food industries in Malaysia: a case study of Malaysia food product branding in United Kingdom. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 208:115-130.doi:10.1016j.sbspro.2014.02.420. Agustina Y, Wardhani R. 2011. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi daya saing pada sentra industry makanan khas bangka di kota pang kal pinang:Jurnal Akutansi Universitas Jember, Fakultas Ekonomi Universitas Bangka Belitung Barney BJ. 2007. Gaining and Sustaining Competitive Advantage third edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey US [BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Kota Palembang dalam Angka. Palembang ID: BPS. Dangayach GS, Deshmukh SG. 2001. Manufacturing strategy, literature review and some issues. International Journal of Operations and Production Managemen t, 217, 884-932. David FR. 2010. Manajemen Strategis Konsep. Sunardi D, Penerjemah; Wuriarti P, editor. Jakarta ID: Salemba Empat. Terjemahan dari: Strategic Management. Ed ke-12. [DPPK] Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Palembang. 2016. Data UMKM Kota Palembang 2015. Palembang ID: DPPK. Ervia D, Handayani T, Julina. 2015. The Opportunities and Threats of Small and Medium Enterprises in Pekanbaru: Comparison between SMEs in Food and Restaurant Industries. Procedia-Social and Behaviorial Sciences. 208:88-97.doi:10.1016j.sbspro.2015.01.289 Febtyanisa M. 2013. Analisis strategi pengembangan usaha sayuran organisk pada kelompok tani cibolerang agro kecamatan selawi kabupaten garut [tesis]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Ferdinand. 2014. Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen. 1401:1-13. Resmi G. 2014. Membangun Ketahanan Pangan Melalui Penguatan UMKM Berbasis Pangan Lokal. Palembang ID: Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang. Harefa P. 2014. Analisis SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing Pada Swalayan Bersama. Medan ID:Universitas Sumatera Utara. Holidin H. 2011. Kajian sistem manajemen mutu terhadap peningkatan volume penjualan teh PT. Perkebunan Nusantara VIII kebun goal para sukabumi jawa barat [tesis]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Hubeis M. 1997. Menuju Industri Kecil Profesional di Era Globalisasi Melalui Pemberdayaan Manajemen Industri. Bogor ID. IPB Press. 2000. Sistem Jaminan Mutu Pangan Di Dalam Pelatihan Pengendalian Mutu Pangan bagi Staf Pengajar . Bogor ID. PSPG-Institut Pertanian Bogor. 2009. Prospek Usaha Kecil Dalam Wadah Inkubator Bisnis . Bogor ID: Ghalia Indonesia. et al. 2015. Strategi Pengembangan UMKM Pangan Berdaya Saing di Indonesia Riset tahun 1. Bogor ID: FEM IPB 46 Irawan H. 2008. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta ID: Elex Media Komputindo. [KKUKM] Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.2008.Undang Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta ID: KKUKM Kuncoro. 2007. Industri Kecil dan UMKM. Jakarta ID: FE UI. Lamandlaw MT. 2006. Strategi Pengembangan UKM Agroindustri di Kabupaten Bogor [tesis]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor. Liedholm, C. 1993. Small and Micro-enterprises Dynamic and the Revolving Role of Finance . Dalam Helmsing, A.H.J. dan Kolstee, T. ed. Small Enterprises and Changing Policies Structural Adjustment, Financial Policies and Assistance Prorammes in Africa . Exeter Press. Exeter. Madura J. 2001. Pengantar Bisnis Jilid Dua. Jakarta ID: Salemba Empat. Marimin dan Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor ID: IPB Press. Muhardi. 2007. Strategi Operasi. Yogyakarta ID : Graha Ilmu Munandar J. 2011. Faktor Kritisuntuk Pembangunan Dayasaing Produk Agroindustri di Indonesia: Pendekatan Aspek Pendukung Pemasaran. Orange Book 2. Kewirausahaan dan Dayasaing Agribisnis. Bogor ID: IPB Press. Munandar AS. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta ID: Universitas Indonesia. Ongkorahardjo EP. 2015. Formulasi Strategi Usaha Makanan Ringan Tradisional NY. Gan di Surabaya. AGROVA.1309:665-674 Pearson W. 1995. Public Policy. An Introduction to the Theory and Practice of Policy Analysis . London UK: Aldershot Edward Elgar Publishing United Kingdom. Permadi B. 1992. AHP Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta ID: PAU UI. Polman W. 2000. Policies and Institutional Infrastructure in The Promotion of Rural -Based Small Scale Industries . Tokyo JP Asian Produvtivity Organization. Porter EM. 1990. Competitive Advantage, Creating and Sustaining SuperiorPerformance. New York US: The Free Press A Division of Macmillan, Inc. Prayitno H. 2016. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jakarta ID: Orasi Ilmiah Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi abad 21. Jakarta ID: PT. Gramedia Pustaka Utama. . Royan MF. 2003. Kiat Sukses Mengelola Supermarket Toko Tradisional Minimarket Semarang ID: Effhar. Rusman E. 2008. Analisis strategi UKM dalam membangun keunggulan bersaing berkelanjutan pada usaha penunjang di sektor pertambangan batu bara [tesis]. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor Russell S, Millar H. 2014. Competitive Priorities of Manufacturing Firms in the Caribbean. Journal of Business and Management IOSR-JBM. Canada US: Saint Mary’s University. 47 Saparianto C, Hidayati D, 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta ID: Kanisius. Sener S, Savrul M, Aydin O. 2014. Structure of Small Medium-Sized Enterprises in Turkey and Global Competitiveness Strategies. Procedia-Socical and Behaviorial Sciences. 208:212-221.doi:10.1016j.sbspro.2014.09.119 Sjaifudian H, Haryadi D, Maspiyati. 1997. Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung ID: Yayasan Akatiga. Solomon G. 2010. Building Small and Medium Scale Enterprise: a Strategy for Economic Development in Nigeria. JOS Journal of Economic. Vol 4, pp. 130-152. Sugiyono 2010. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan RD. Bandung ID: Alfabeta. Sunarto 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Yogyakarta ID: Amus Syuhada A, Gambetta W. 2013. Online Marketplace for Indonesian Micro Small and Medium Enterprises Based on Social Media. Procedia Technology. 208:446-454.doi:10.1016j.protcy.2013.12.214. Tambunan T. 1999. Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia. Jakarta ID. PT.Mutiara Sumber Widya. Tarigan R. 2006. Perencanaan Pembangunan wilayah, Jakarta ID. Bumi Aksara Thoha M. 2000. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan: KekuatanKelemahan, Tantangan, dan Peluang. Dalam Indonesia Menacak Abad21: Kajian Ekonomi Politik. Kedeputian IPSK-LIPI. Jakarta. Thurow LC. 2001. Building Wealth: the New Rules for Individuals, Companies, and Nations in a Knowledge-Based Economy, 1 st Edition. New York US. HarperCollins Publishers, Inc. Wanita YP. 2013. Potensi UMKM Pengolahan Pangan Lokal DIY dalam Menyonsong Era Asia. Yogyakarta ID. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. Wardhani RS, Agustina Y. 2011. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi daya saing pada sentra industri makanan khas bangka di kota pangkal pinang. Jember ID. Jurnal Akutansi Universitas Jember. Whenlen TL, Hunger DJ. 2010. Strategic Management and Business Policy Twelfth Edition. New Jersey US: Prentice Hall. Zhao X, Yeung JHY, Zhou Q. 2002. Competitive priorities of enterprises in mainland China . Total Quality Management, 133, 285-300.