Kelemahan Peluang HASIL DAN PEMBAHASAN

24 pemasok bahan baku. Cara tersebut dapat mengurangi ancaman terhadap naik turunnya harga bahan baku. 4. Tingkat persaingan dengan usaha sejenis Persaingan antar pelaku usaha merupakan salah satu ancaman yang dihadapi oleh UMKM Pangan Kota Palembang, sehingga peran penting dari kelompok atau asosiasi usaha menjadi diperlukan. Kelompok ini harus benar-benar menjaga komitmen dan kejujuran diantara anggota kelompok, agar proses produksi dan mutu produk yang dihasilkan sesuai prosedur- prosedur yang telah ditetapkan. Analisis Matriks IFE Faktor-faktor yang menyusun matriks IFE adalah faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan pada UMKM Pangan berdaya saing Kota Palembang terdiri dari: keberagaman produk UMKM pangan berdaya saing yang merupakan makanan khas daerah, lokasi strategik, harga terjangkau, bahan baku bermutu, mutu produk sesuai harapan konsumen, sistem pembayaran dan pemesanan yang berbasis teknologi, memiliki kemasan dan label sendiri, serta label halal. Sedangkan faktor kelemahan terdiri dari: kurangnya kegiatan promosi, pengetahuan SDM masih rendah, belum adanya kontrak dengan pemasok, teknologi yang digunakan masih sederhana, kurangnya informasi proses produksi, akses keperbankan masih rendah dan belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik. Hasil analisis matrik IFE dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil analisis matriks IFE No Faktor Internal Bobot A Rating B Skor AxB 1 Kekuatan Keberagaman produk UMKM 0.071 3.8 0.270 2 Lokasi Strategik 0.065 4 0.258 3 Merupakan makanan khas daerah 0.068 3.6 0.232 4 Harga terjangkau 0.064 3.6 0.232 5 Bahan baku bermutu 0.072 4 0.288 6 Mutu produk sesuai harapan konsumen 0.069 4 0.277 7 Sistem pembayaran dan pemasaran berbasis teknologi 0.066 3.2 0.210 8 Memiliki kemasan label sendiri 0.069 3.8 0.260 9 Label halal Kelemahan 0.057 3.6 0.204 10 Kurangnya kegiatan promosi 0.060 1.4 0.084 11 Pengetahuan SDM masih rendah 0.056 1.4 0.078 12 Belum adanya kontrak dengan pemasok 0.052 1.6 0.082 13 Teknologi yang digunakan masih sederhana 0.055 1.4 0.076 14 Kurangnya informasi proses produksi 0.065 1.2 0.078 15 Akses ke perbankan masih rendah 0.055 1.2 0.066 16 Belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik 0.055 1.6 0.088 Total 1.000 43.4 2.802 Sumber : Data primer 2016 25 Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE pada Tabel 11, terlihat faktor kekuatan menduduki peringkat pertama dengan nilai tertimbang 0,288 adalah bahan baku bermutu. Faktor ini menjadi salah satu kekuatan yang sangat penting dalam pengembangan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang. Dengan bahan baku yang bermutu membuat produk UMKM pangan berdaya saing dan memiliki nilai tambah yang diharapkan menarik minat masyarakat. Pada faktor kelemahan, belum adanya arsip pembukuan keuangan yang baik memiliki nilai tertimbang tertinggi 0.149. Belum adanya arsip pembukuan ini menjadi kelemahan UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang dalam mengembangkan usahanya. Bobot skor total diperoleh 2.802, menunjukkan UMKM Pangan berdaya saing di kota Palembang memiliki posisi internal sedang artinya UMKM memiliki peluang berkembang dengan baik, namun belum secara optimal menggunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan. Analisis Matriks EFE Matriks EFE berguna untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor eksternal yang memengaruhi UMKM pangan berdaya saing di kota Palembang. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang dalam UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang adalah pasar produk UMKM dalam dan luar negeri masih terbuka lebar, terbentuknya asosiasi kelompok usaha, program pelatihan dari pemerintah, loyalitas pelanggan, dan pelanggan baru yang semakin meningkat. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah infrastruktur yang belum memadai, mutu komoditas tidak sesuai dengan harapan, harga bahan baku yang fluktuatif, dan tingkat persaingan dengan usaha sejenis. Hasil analisa matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil analisa matriks EFE No Faktor Eksternal Bobot A Rating B Skor AxB 1 Peluang Pasar produk UMKM dalam dan luar negeri masih terbuka lebar 0.123 3.8 0.467 2 Terbentuknya asosiasi kelompok usaha 0.125 3.8 0.475 3 Program pelatihan dari pemerintah 0.122 3.6 0.403 4 Loyalitas pelanggan 0.117 3.4 0.397 5 Pelanggan baru selalu meningkat Ancaman 0.115 3.8 0.437 6 Insfrastruktur belum memadai 0.108 2 0.216 7 Mutu komoditas tidak sesuai harapan 0.107 2 0214 8 Harga bahan baku fluktuatif 0.102 1.8 0.183 9 Tingkat persaingan dengan usaha sejenis 0.091 1.6 0.145 Total 1.000 25,8 2.939 Sumber: Data Primer 2016 Berdasarkan hasil perhitungan matriks EFE pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa faktor peluang yang menduduki peringkat pertama dengan nilai tertimbang 0,475 adalah terbentuknya asosiasi kelompok usaha. Faktor ini menjadi salah satu 26 peluang yang sangat penting dalam pengembangan UMKM pangan berdaya saing di Kota Palembang. Adanya asosiasi pengusaha ini dapat membantu UMKM Pangan Kota Palembang dalam memasarkan produk, membantu UMKM dalam meningkatkan pengetahuan dan sebagainya. Pada faktor ancaman, faktor insfrastruktur yang belum memadai memiliki nilai tertimbang tertinggi, yaitu 0.216 dan menjadi ancaman besar bagi UMKM Pangan berdaya saing di Kota Palembang. Ancaman ini dapat mengganggu proses produksi, karena UMKM pangan berdaya saing membutuhkan insfrastruktur yang