PENDAHULUAN Strategi Pengembangan Umkm Pangan Berdaya Saing Di Kota Palembang

4 c. Departemen sekarang Kantor Menteri Negara koperasi dan Usaha Kecil Menengah UU No.9 Tahun 1995: UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50 juta- Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omset tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU UMKM No. 202008 dengan kekayaan bersih Rp 50 Juta- Rp 500 Juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta- Rp 2.5 miliar d. Keputusan Presiden No. 161994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400 juta. e. Departemen Perindustrian dan Perdagangan: 1 Perusahaan memiliki aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan Departemen Perindustrian sebelum digabung 2 Perusahaan memiliki modal kerja di bawah Rp 25 juta Departemen Perdagangan sebelum digabung f. Departemen Keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan. g. Departemen Kesehatan: perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan SP, Merek Dalam Negri MD dan Merek Luar Negeri ML 2. Di negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda mengenai UKM yang sesuai menurut karakteristik masing-masing negara Hubeis, 2009 adalah: a. World Bank : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang, pendapatan per tahun US 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US 3 juta. b. DI Amerika : UKM adalah industri yang tidak dominan di sektornya dan mempuyai pekerja kurang dari 500 orang. c. Di Eropa ; UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang dan pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang, dikategorikan usaha rumah tangga. d. Di Jepang: UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan retailservice dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥50 juta- 300 juta. e. Di Korea Selatan: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang dan aset US 60 juta. f. Di beberapa Asia Tenggara: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-15 orang Thailand, atau 5-50 orang Malaysia, atau 10-99 orang Singapura, dengan modal ± US 6 juta. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan UMKM Kemampuan UMKM untuk meningkatkan perekonomian Indonesia harus diiringi dengan penyusunan strategi dan pengidentifikasian faktor-faktor prioritas yang berpengaruh terhadap pengembangan UMKM. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengembangan UMKM, yaitu: 5 1. Kebijakan pemerintah. Kebijakan merupakan pengaturan yang sifatnya berlaku umum, bila dikaitkan dengan pengertian publik mencakup upaya pengaturan bagi semua dimensi kegiatan manusia dalam suatu wilayah. Kebijakan pemerintah terhadap suatu usaha atau aktor ekonomi lain perkreditan, perpajakan, perijinan, kemitraan, perundang-undangan, kebijakan mengenai perkembangan teknologi dan kebijakan mengenai perdagangan dapat berdampak pada kegiatan usaha UKM Pearson 1995; Sjaifuddian et al. 1997 2. Pemasaran. Keberhasilan program pengembangan usaha kecil sangat dipengaruhi oleh situasi pasar yang dihadapi oleh UKM. Situasi permintaan terhadap produk UKM tidak saja melalui permintaan efektif, tetapi juga pada peningkatan akses terhadap informasi pasar serta akses kepada pasar ekspor Hubeis 1997; Sjaifuddian et al. 1997; Thoha 2000 3. Teknologi. Peran teknologi semakin penting pada saat ini. Kemakmuran suatu bangsa, kinerja ekonomi, keamanan nasional dan keserasian social berkaitan erat dengan perkembangan teknologi. Teknologi dapat memberikan altrnatif untuk efektifitas dan efisiensi kerja manusia. Hubeis 1997; Sjaifuddian et al. 1997. 4. Pendapatan per kapita. Semakin tinggi tingkat pendapatan per kapita disuatu negara, maka semakin kecil pangsa tenaga kerja UKM Sjaifuddin et al.1997. 5. Permodalan. Pada umumnya UKM memulai usaha dari tingkat yang sangatsederhana dan menggunakan modal yang relatif kecil. Sebagian pengusaha memulai usahanya dengan memanfaatkan modal sendiri seperti tabungan atau penjualan hartanya. Keterbatasan permodalan seringkali menjadi penghambat usaha kecil untuk meningkatkan skala usahanya Sjaifudian et al. 1997. 6. Akses ke lembaga keuangan atau permodalan. Perkembangan dan kemajuan UKM sangat dipengaruhi oleh terciptanya akumulasi modal yang sering kali tidak bisa dipenuhi hanya dengan mengandalkan sumber modal sendiri ataupun lingkungan pribadi. Lembaga keuangan sebenarnya dapat diharapkan untuk mendukung UKM melalui penyediaan dana kredit. Akses usaha kecil terhadap sumber modal dari perbankan masih relatif kecil Liedholm 1993; Tambunan. 1999. 7. Sistem informasi. Informasi adalah sumber daya pendukung vital bagi kegiatan suatu usaha. Tidak hanya informasi tentang pasar, pasokan, produksi dan teknologi, tetapi juga tentang pasar produk yang ditawarkan. Ketimpangan informasi media dan materi bagi UKM perlu dibenahi dengan memberikan porsi yang lebih seimbang dibandingkan dengan usaha besar. Penyediaan pusat informasi yang mudah dijangkau dengan informasi aktual merupakan sumber daya yang penting bagi pengembangan UKM Hubeis 1997. 8. Lokasi usaha. Penentuan lokasi sangat berperan penting dalam kemajuan perkembangan usaha. Dekat dengan jaringan transportasi adalah yang paling utama. Biaya transportasi mempunyai pengaruh terhadap biaya pemasaran. Akibat nya konsumen akan memasukan biaya transportasi dalam fungsi permintaan. Untuk jenis produk tertentu pada tingkatan eceran, konsumen cenderung lebih efisien membeli produk yang dekat dengan lokasi tempat tinggalnya dari pada yang jauh. Ini akan berakibat bahwa ukuran perusahaan yang lebih kecil akan mendapatkan peluang untuk lebih eksis Lamadlauw 2006. 9. Gender . Pria umumnya lebih berani dalam mengambil risiko yang merupakan faktor penting dalam pengelolaan usaha. Disamping itu dari segi sosial budaya, kesempatan untuk berusaha bagi pria lebih besar. Namun demikian, 6 mengembangkan usaha kecil menjadi sangat relevan dengan isu perempuan mengingat usaha kecil merupakan sumber pendapatan dan peluang berusaha utama bagi kebanyakan perempuan dan masayarakat kecil pada umumnya. Sebagian besar perempuan terkonsentrasi pada unit usaha kecil termasuk usaha keluarga Sjaifuddian et al. 1997. 10. Umur pengusaha. Motivasi yang tinggi dari pengusaha kecil usia produktif 15-55 tahun dalam mengembangkan usahanya menjadi lebih baik adalah modal dasar dan faktor penting dalam pengembangan UKM. Dari perspektif perluasan kesempatan kerja, adanya kelompok usia produktif di dalam struktur demografis pengusaha UKM menggambarkan bahwa UKM dapat menjadi sektor alternatif untuk mengurangi jumlah pengangguran Lamadlauw 2006. 11. Kemampuan manajemen. Perencanaan usaha jangka pendek maupun jangka panjang merupakan salah satu keputusan awal penting yang harus dibuat UKM agar mudah menyesuaikan dengan keadaan yang selalu berubah. Hal ini pada gilirannya akan membuat UKM mampu memasuki dan menguasai pasar baik yang terbuka maupun yang tersegmentasi di era globalisasi bisnis Hubeis 1997. Konsep Daya Saing Ekonomi Daya saing secara konsep dibagi menjadi dua, yakni keunggulan kompetitif competitive advantage dan keunggulan komparatif comparative advantage. Kedua konsep ini pada dasarnya merupakan konsep keunggulan berdasarkan kemampuan untuk menggeser kurva penawaran ke kanan sebagai cara menurunkan harga. Hanya saja konsep keunggulan kompetitif dan kemampuan untuk menurunkan harga bukanlah satu-satunya cara, melainkan harus diikuti dengan berbagai aspek strategi lain yang terkait, baik dari sisi produksi, konsumsi, struktur pasar dan kondisi industri itu sendiri. Pada tingkat global, keunggulan ini juga akan meningkatkan produksi di pasar domestik dan pasar Internasional Munandar 2011. Teori daya saing lainnya adalah teori keunggulan daya saing Porter. Menurut Porter 1990, keunggulan komparatif dapat ditemukan pada tingkat perusahaan dan pada tingkat nasional. Ada empat hal dalam membangun keunggulan dari suatu negara digambarkan oleh Porter sebagai suatu skema berbentuk berlian, yaitu kondisi faktor seperti tenaga terampil dan sarana prasarana, kondisi permintaan dan tuntutan mutu dalam negeri untuk hasil industri tertentu, eksistensi industri terkait dan pendukung yang berdaya saing, serta strategi, struktur dan persaingan antar perusahaan. Selain itu terdapat korelasi cukup nyata dengan peubah peran pemerintah untuk menciptakan keunggulan daya saing nasional dan adanya faktor kebetulan penemu baru, melonjaknya harga, perubahan kurs dan konflik keamanan antar negara. Semakin tinggi tingkat persaingan antar perusahaan di suatu negara, maka semakin tinggi pula tingkat daya saing internasionalnya. Sebuah perusahaan dapat mencapai keunggulan daya saing apabila relatif rendah efisiensi dan berbeda.Sebuah perusahaan dapat memenangkan suatu keunggulan daya saing melalui konfigurasi yang lain perubahan dari terpusat menjadi terbagi atau koordinasi dari tinggi sampai rendah atau keduanya. Suatu perusahaan mempunyai keunggulan daya saing disebabkan oleh jumlah produksi, jumlah permintaan produk, keuangan, distribusi, periklanan skala ekonomi,