100
V.1.2 Koordinasi Eksternal a. Mekanisme Koordinasi
BPBD Kabupaten Karo dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung banyak bekerja sama dengan dinas-dinas di Kabupaten Karo seperti
masalah penanganan kesehatan dengan Dinas Kesehatan Karo dan penanganan logistik pangan dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo. Memang
dengan dinas-dinas yang lain juga BPBD masih melaksanakan koordinasi dalam penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung seperti Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Pendidikan, dan dinas yang lain namun dalam penelitian ini peneliti lebih berfokus pada hubungan antara BPBD Kabupaten Karo dengan Dinas Kesehatan
dan Dinas Sosial dan tenaga Kerja Kabupaten Karo karena kedua dinas ini menangani urusan primer yang dibutuhkan oleh pengungsi bencana Gunung
Sinabung yaitu masalah pangan dan pelayanan kesehatan. Mengenai kerjasama yang dilakukan BPBD Kabupaten Karo dengan
Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dalam hal pemberian bantuan logistik pangan ada perbedaan diantara keduanya dimana bantuan yang diberikan BPBD Kabupaten
Karo bersumber dari APBD, APBN, dan dana siap pakai dari BNPB sedangkan bantuan yang diberikan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo adalah
bersumber dari Kementrian Sosial Republik Indonesia lalu diturunka ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan diturunkan lagi ke Pemerintahan Daerah
Kabupaten Karo. Adapun mekanisme koordinasi yang digunakan yaitu pada masa tanggap
darurat diadakan rapat harian tim tanggap darurat setiap hari di Media Center.
Universitas Sumatera Utara
101
Yang menjadi komando dalam tim tanggap darurat ini adalah Dandim 0205 Tanah Karo sedang BPBD tetap menjadi koordinator yaitu sebagai pengarah bagi SKPD
yang ikut terlibat dalam penanggulangan bencaana erupsi Gunung Sinabung. Pada rapat ini masing-masing dinas akan mengutarakan keperluan-keperluan dan tugas-
tugas yang akan mereka laksanakan di lapangan sehingga diharapkan tidak akan terjadi tumpang tindih tupoksi dari masing-masing dinas tersebut. Setelah itu jika
BPBD Kabupaten Karo melihat ada yang kurang dalam pelaksanaan tugas tersebut maka BPBD Kabupaten Karo akan memberitahukan kepada dinas yang
bersangkutan. Sebagai contoh apabila ada laporan dari posko pengungsian kepada BPBD Kabupaten Karo mengenai kebutuhan akan pelayanan kesehatan seperti
obat-obatan, rujukan ke rumah sakit, dan sebagainya maka BPBD Kabupaten Karo akan mengarahkan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan sehingga kebutuhan tersebut dapat dengan segera dipenuhi. Wawancara dengan Pak Mardin Purba, Kepala Bidang Pengendalian
dan PSM Dinas Kesehatan Kabupaten Karo pada tanggal 13 Mei 2015 Hal senada juga disampaikan oleh Pak Usaha Purba, Kepala Bidang
Rehabilitasi Pembinaan dan Bantuan Sosial Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo yang peneliti wawancarai pada tanggal 25 Mei 2015 bahwa
dalam berkomunikasi dengan BPBD Kabupaten Karo yang dilakukan adalah pada saat rapat harian namun jika masih ada kekurangan BPBD Kabupaten Karo akan
menghubungi Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo secara langsung seperti menggunakan telepon ataupun kadang-kadang dapat juga menggunakan
surat. Walau terkadang tanpa mendapat informasi dari BPBD pun Dinas Sosial
Universitas Sumatera Utara
102
senantiasa siaga dan melaksanakan tupoksinya dalam penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung.
Gambar V.1 Rapat harian tim tanggap darurat penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung
Dari dua pendapat diatas menyatakan bahwa koordinasi yang dilakukan BPBD Kabupaten Karo adalah bersifat pemberitahuan dan mengarahkan dimana
dalam pengarahan tersebut BPBD Kabupaten Karo mengadakan pertemuan langsung dengan dinas-dinas pemerintah Kabupaten Karo ataupun menghimbau
melalui surat yang telah ditandatangani oleh Bupati Kabupaten Karo agar dinas- dinas yang dimaksudkan melakukan tugas dan fungsi yang seharusnya mereka
kerjakan dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Namun TAGANA Kabupaten Karo melihat koordinasi yang dilakukan
BPBD Kabupaten Karo masih belum optimal karena BPBD dianggap masih kurang siaga terhadap bencana. Sebagai contoh pada erupsi Sinabung yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
103
tanggal 5 Juni 2015 sehingga PVMBG yang menyatakan status Gunung Sinabung menjadi status awas level IV sehingga ada beberapa desa yang harus diungsikan
seperti Desa Gurukinayan, Desa Simpang Sibintun, dan Desa Pintu Mbesi. Namun pada keadaan tersebut personil BPBD Kabupaten Karo sama sekali belum
ada dilapangan bahkan BPBD Kabupaten Karo juga tidak ada menginstruksikan ke TAGANA untuk evakuasi korban bencana padahal sebagai koordinator dalam
penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung hal tersebutlah yang seharusnya dilakukan BPBD Kabupaten Karo. Namun demikian TAGANA Kabupaten Karo
tetap sinergi untuk mengevakuasi korban bersama dengan anggota TNI dan Polri yang ada sehingga korban bencana dapat dengan segara dievakuasi ke daerah
yang lebih aman. Wawancara dengan Pak Jajan Milala selaku Koordinator wilayah TAGANA Kabupaten Karo pada tanggal 6 Juni 2015
Mengenai pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, BPBD Kabupaten Karo mengakui bahwa
BPBD tersebut belum melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal. Hal ini dikarenakan BPBD Kabupaten Karo merupkan suatu lembaga teknis daerah
yang baru terbentuk sehingga masih belum memiliki pengalaman dalam hal penanggulangan bencana. Namun pada dasarnya BPBD Kabupaten Karo
senantiasa dituntut untuk tanggap dan mampu melaksanakan tugasnya tersebut dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana yang diungkapkan Pak Jhonson Tarigan
selaku sekretaris BPBD Kabupaten Karo bahwa BPBD Kabupaten Karo ini seperti seorang anak yang baru dilahirkan namun langsung dituntut untuk dapat
berlari tanpa melalui proses merangkak dan berjalan. Oleh karena itu banyak kemudian kendala yang dialami BPBD Kabupaten Karo yang merujuk pada
Universitas Sumatera Utara
104
kurang optimalnya penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung yang mereka laksanakan. Wawancara dengan Pak Jhonson Tarigan selaku sekretaris BPBD
Kabupaten Karo, tanggal 7 Mei 2015 Memang setelah dibentuk, banyak pihak-pihak dari BNPB dan swasta
melakukan pelatihan-pelatihan tentang penanganan bencana kepada BPBD Kabupaten Karo, namun BPBD Kabupaten Karo merasa hal tersebut masih belum
cukup untuk memaksimalkan kinerja BPBD Kabupaten Karo. Wawancara dengan Pak Rinto Ginting, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD
Kabupaten Karo pada tanggal 21 Mei 2015 Selain masalah lembaga yang baru dibentuk, kurangnya sumber daya
manusia di BPBD Kabupaten Karo juga menjadi faktor kurang efektifnya pelaksanaan tugas BPBD dalam penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung.
Ada beberapa jabatan yang masih kosong seperti Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, seksi pencegahan, dan seksi rehabilitasi ditambah lagi dengan
staf-staf pegawai yang memang masih pegawai honorer yang dianggap masih perlu sekali pelatihan dan pendidikan tentang penanganan bencana. Adapun
personil Tim reaksi Cepat TRC, BPBD Kabupaten Karo menganggap penting sekali untuk penambahan jumlah personil tersebut karena TRC inilah yang secara
langsung akan turun ke lapangan dalam penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung.
Sarana dan prasarana yang dimiliki BPBD Kabupaten Karo juga mempengaruhi efektivitas mereka dalam penanganan bencana erupsi Gunung
Sinabung. Sebagai contoh dalam bidang Kedaruratan dan Logistik dimana BPBD
Universitas Sumatera Utara
105
Kabupaten Karo memang belum memiliki gudang untuk peralatan dan logistik sehingga akan sulit baagi BPBD untuk melakukan penyimpanan bagi peralatan
dan logistik yang mereka miliki. Untuk itu BPBD Kabupaten Karo sedang mengupayakan untuk pengadaan gudang tersebut sehingga pelaksanaan tugas-
tugas BPBD dapat berjalan lebih baik.
b. Pemberian Bantuan kepada Pengungsi setelah Melaksanakan Koordinasi 1. Bantuan Logistik