20
lebih luas lagi penanganan bencana daerah.http:hariansib.com, diakses tanggal 27 Maret 2015
Sugandha 1991 menyatakan bahwa koordinasi sangat penting dilaksanakan untuk menghindari kecenderungan pemisahan diri dari unit-unit
yang dibentuk sebagai akibat adanya spesialisasi fungsi pembagian tugas menjadi fungsi-fungsi di dalam organisasi. Hal ini senada dengan yang tercantum dalam
UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bahwa BPBD dalam melaksanakan upaya penanggulangan bencana harus terkoordinasi, terencana dan
terpadu baik secara internal maupun eksternal. Melihat bunyi undang-undang tersebut maka pelaksanaan upaya penanggulangan bencana hendak dilaksanakan
oleh berbagai sektor yang saling terkait satu dengan yang lain. Permasalahannya adalah bagaimana BPBD Kabupaten Karo mampu melaksanakan fungsi
koordinasinya secara internal dan juga dengan instansi lain yang terkait dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Apalagi melihat usia
pembentukan BPBD Kabupaten Karo yang masih cukup baru yaitu kurang lebih satu tahun.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melihat sejauh mana koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD
Kabupaten Karo dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung.
I.2. Fokus Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus masalah peneliti adalah bagaimana koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Universitas Sumatera Utara
21
BPBD Kabupaten Karo dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung dengan instansi-instansi terkait lain yang tergabung dalam satuan tugas
penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung. Selain itu peneliti juga tertarik untuk mengetahui apakah BPBD Kabupaten Karo dalam melakukan koordinasi
penanggulangan bencana tersebut mengalami hambatan serta bagaimana strategi BPBD Kabupaten Karo dalam mengatasi hambatan dalam koordinasi tersebut
pada saat bencana erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Perlu diketahui bahwa fokus peneliti mengenai koordinasi yang
dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Karo yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah koordinasi yang dilakukan sejak BPBD Kabupaten Karo ditetapkan
sebagai koordinator dan pelaksana dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung yaitu pada tanggal 24 Mei 2014.
I.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Karo dalam
Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung?”.
Untuk menjawab rumusan masalah utama diatas maka dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut yaitu :
1. Apakah yang menjadi hambatan dalam koordinasi pada tahapan upaya
penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, baik dalam organisasi
Universitas Sumatera Utara
22
internal maupun organisasi eksternal yang berkaitan dalam upaya penaggulangan bencana?
2. Bagaimana strategi BPBD Kabupaten Karo dalam mengatasi hambatan
yang terjadi pada saat dilaksanakannya koordinasi dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung?
I.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
BPBD Kabupaten Karo dalam Upaya Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung.
2. Untuk mengetahui apakah yang menjadi hambatan dalam koordinasi pada
tahapan upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, baik dalam organisasi internal maupun organisasi eksternal yang berkaitan
dalam upaya penaggulangan bencana. 3.
Untuk mengetahui strategi BPBD Kabupaten Karo dalam mengatasi hambatan
pada saat dilaksanakannya koordinasi dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung.
I.5. Manfaat Penelitian