. Hambatan dalam Koordinasi Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung

115 • Foging pemberantasan nyamuk dan lalat. • Pemeriksaan kualitas air dan udara. • Pemeriksaan kesehatan dengan Rontgen. Pada dasarnya pelayanan kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo kepada masyarakat pengungsi sudah cukup baik dan maksimal. Hal ini disampaikan oleh warga desa Gurukinayan dimana pemberian pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan yang diharapkan pengungsi. Mereka menuturkan bahwa petugas pelayan kesehatan senantiasa setiap hari berada di pos pengungsian dan siaga selama 24 jam sehingga keluhan-keluhan penyakit ringan yang diderita pengungsi dapat dengan segera diobati. Adapun bagi pengungsi yang menderita penyakit yang lebih serius maka akan diberikan surat rujukan untuk pengobatan di rumah sakit. Namun mereka tidak memungkiri bahwa mungkin tidak semua pos pengungsian terlayani secara maksimal, namun secara umum dari yang mereka alami sendiri bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan sudah sangat baik dan menyeluruh. Wawancara dengan warga Desa Gurukinayan, tanggal 16 Mei 2015

V.2 . Hambatan dalam Koordinasi Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung

Hambatan yang dialami BPBD Kabupaten Karo dalam mengkoordinasikan para dinas-dinas yang ada di Kabupaten Karo adalah adanya ego sektoral masing- masing dinas yang merasa seluruh SKPD yang ada di pemerintahan Kabupaten Karo itu adalah sejajar sehingga timbul rasa keengganan untuk diarahkan oleh Universitas Sumatera Utara 116 SKPD yang lain seperti BPBD Kabupaten Karo. Apalagi melihat BPBD Kabupaten Karo yang baru terbentuk sehingga dinilai belum berpengalaman dalam penanganan bencana. Selain itu menurut BPBD banyak dinas-dinas yang beranggapan bahwa penanganan bencana itu adalah beban BPBD Kabupaten Karo karena BPBD merupkan lembaga penanggulangan bencana, padahal dalam penaggulangan bencana haruslah ada koordinasi antar semua lembaga pemerintah yang ada dengan BPBD Kabupaten Karo sebagai koordinatornya sekaligus juga pelaksana di lapangan. Fungsi komando dari BPBD Kabupaten Karo sendiri dilaksanakan oleh Ketua Dandim 0205 Tanah Karo karena beliau ditunjuk Bupati sebagai Komando tanggap darurat penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung. Penetapan Ketua Dandim 0205 Tanah Karo sebagai komando tanggap darurat penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung tidak menjadi masalah bagi BPBD karena penetapan tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah daerah yang tujuannya adalah percepatan penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung. Wawancara dengan Pak Rinto Ginting, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Karo pada tanggal 21 Mei 2015 Selain itu dalam pemberian bantuan logistik, BPBD Kabupaten Karo juga mengalami hambatan karena BPBD Kabupaten Karo belum memiliki gudang peralatan dan logistik. Hal ini mengakibatkan pengadaan barang menjadi terkendala yang berimpas kepada tersendatnya juga pendistribusian barang kepada pengungsi. Partisipasi masyarakat yang terkadang susah diarahkan oleh BPBD Kabupaten Karo juga menjadi hambatan bagi BPBD Kabupaten Karo dalam percepatan penganan bencana erupsi Gunung Sinabung. Karena bagi BPBD Universitas Sumatera Utara 117 Kabupaten Karo, dalam suatu penanggulangan bencana itu perlu adanya keharmonisan antara tiga elemen yaitu pemerintah, pihak swasta dan masyarakat. Namun yang terjadi pengungsi banyak yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan terkadang sulit untuk diarahkan. Wawancara dengan Pak Rinto Ginting, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Karo pada tanggal 21 Mei 2015 Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo sebagai koordinator bidang logistik dalam tim tanggap darurat penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung tidak melihat adanya hambatan-hambatan yang berarti ketika melakukan pendistribusian barang karena personil dan relawan yang tersedia cukup memadai seperti anggota TAGANA, TNIPOLRI dan lain-lain. Selain itu ketersediaan posko utama yang dijadikan sekaligus sebagai gudang logistik sudah sangat mempermudah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo untuk pendistribusian barang logistik ke pos-pos pengungsian. Yang menjadi permasalahan terkadang adalah adanya rasa cemburu dari pengungsi di suatu pos pengungsian dengan pos pengungsian yang lain karena merasa mendapatkan bantuan logistik yang berbeda. Padahal hal tersebut terjadi bukan disengajakan oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo melainkan adanya pihak- pihak swasta yang menyumbangkan secara langsung berbagai bantuan kepada satu pos pengungsian saja. Sebagai contoh adalah ketika pihak Pertamina memberikan bantuan daging sebagai lauk pengungsi di pos pengungsi Jambur Taras Berastagi, muncullah kecemburuan dari pos pengungsian yang lain karena tidak mendapatkan hal yang sama. Sebagai dampaknya, para instansi pemerintah yang bertugas dibidang logistik dianggap tidak adil dalam memberikan bantuan Universitas Sumatera Utara 118 bagi pengungsi. Wawancara dengan Pak Usaha PurbaKepala Bidang Rehabilitasi Pembinaan dan Bantuan Sosial Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo, tanggal 25 Mei 2015. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo hambatan yang sering dijumpai di pos pengungsian adalah kurangnya jumlah tenaga kerja tim kesehatan di pos-pos pengungsian karena jumlah pengungsi di pos pengungsian pada saat tanggap darurat memang cukup banyak sehinggga personil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karo tidak memadai. Disamping itu selain melayani pengungsi korban Sinabung, Dinas Kesehatan Kabupaten Karo juga tetap melayani masyarakat umum sehingga membutuhkan tenaga tim kesehatan yang lebih banyak. Demikianlah hambatan-hambatan yang diungkapkan oleh instansi pemerintah dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung tersebut. Peneliti melihat hambatan yang mereka utarakan adalah hambatan yang mereka temui ketika mereka berada di pos pengungsian. Selain itu peneliti melihat kuranngnya koordinasi dari masing-masing instansi karena kecenderungan tidak dilakukannya prinsip-prinsip dari koordinasi itu sendiri. Prinsip koordinasi mengarah kepada suatu kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama. Memang setiap instansi sudah melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing, namun mereka lupa bahwa dalam hal penanggulangan bencana harus diadakannya kerja sama dari semua pihak. Kurangnya koordinasi ini disebabkan karena adanya egosektoral masing-masing instansi yang menyebabkan kurangnya komunikasi antar instansi. Hal inilah seharusnya menjadi tugas BPBD Kabupaten Karo sebagai koordinator dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung yaitu menciptakan komunikasi yang baik bagi setiap instansi, saling Universitas Sumatera Utara 119 menyadari bahwa tugas yang sedang dilaksanakan dalam penanggulangan bencana merupakan beban bersama.

V.3 Strategi Mengatasi Hambatan dalam Koordinasi Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung