Taruna Siaga Bencana TAGANA Kabupaten Karo

94 kesehatan, ketersediaan obat-obatan, melakukan sanitasi lingkungan pos pengungsian, dan lain-lain. Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Karo, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo serta Dinas Kesehatan Kabupaten Karo dalam melaksanakan penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung juga turut bekerja sama dengan Taruna Siaga Bencana TAGANA Kabupaten Karo yang berada di bawah pembinaan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo.

IV.5. Taruna Siaga Bencana TAGANA Kabupaten Karo

Taruna Siaga Bencana atau TAGANA Kabupaten Karo yang dibentuk pada tahun 2007 silam merupakan suatu organisasi sosial yang bergerak dalam bidang penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang berbasiskan masyarakat. Pembentukan TAGANA Kabupaten Karo merupakan suatu upaya untuk memberdayakan dan mendayagunakan generasi muda dalam berbagai aspek penanggulangan bencana. TAGANA Kabupaten Karo disebut juga sebagai Tim Reaksi Cepat yang dibentuk di bawah wewenang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Karo. Anggota TAGANA adalah seluruh warga Negara Indonesia pria dan wanita berumur 18 s.d 45 tahun yang kemudian disebut anggota aktif TAGANA serta terhimpun atau berasal dari kelompok masyarakat atau organisasi tertentu. Untuk anggota TAGANA yang berumur 45 tahun diorganisir dalam LEGIUN TAGANA. Seorang anggota TAGANA dinyatakan sah sebagai anggota resmi Universitas Sumatera Utara 95 apabila telah mendapat surat keterangan dari dirjen Banjamsos setelah sebelumnya melalui proses pelatihan baik yang diadakan oleh Departemen Sosial Pusat, Dinas atau Institusi Sosial Provinsi dan KabupatenKota serta institusi yang mendapat pengakuan dari Departemen Sosial. Setiap anggota TAGANA akan mendapat Nomor Induk Anggota NIA TAGANA melalui seleksi yang dilaksanakan oleh institusi yang berwenang berdasarkan ketentuan dan pedoman seleksi yang berlaku. Saat ini jumlah anggota TAGANA Kabupaten Karo adalah 75 orang dengan koordinator wilayahnya dipimpin oleh Jajan Meliala. Dasar hukum yang melandasi pembentukan TAGANA yaitu Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 82HUK2006 Tentang Taruna Siaga Bencana. TAGANA memiliki tiga prinsip yaitu One Command, One Rule, dan One CorpsUnity. Adapun visi TAGANA yaitu “Menjadikan TAGANA sebagai relawan Penanggulangan Bencana Berbasis masyarakat yang bermartabat dan handal di bidang bantuan sosial” dengan misinya sebagai berikut : a. Membekali keahlian yang cukup melalui pendidikan dan pelatihan secara periodik sesuai jenis-jeni bencana. b. Meningkatkan inovasi dalam penanggulangan bencana dengan memanfaatkan potensi di lingkungannya. c. Memberikan pemahaman tugas pokok dan fungsi TAGANA dalam penanggulangan bencana. Ada tiga bentuk kegiatan yang dilakukan TAGANA yaitu pada pra bencana, saat bencana dan pasca bencana. Kegiatan yang TAGANA Universitas Sumatera Utara 96 laksanakanketika pra bencana yaitu melakukan pendataan wilayah rawan bencana dimana yang bersangkutan berada, melakukan kajian dan analisa resiko bencana, melakukan penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat serta membentuk Kampung Siaga Bencana, melakukan penguatan jaringan kerjasama, menyusun rencana aksi, dan melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Saat terjadi bencana, kegiatan yang dilakukan adalah mengaktifkan semua sistem, menghimpun data dan informasi, mengerahkan semua potensi, menyalurkan bantuan dan penyelenggaraan dapur umum, melakukan antisipasi dampak bencana lanjutan dan menyiapkan bantuan lanjutan Sedangkan pada pasca bencana, kegiatan yang mereka kerjakan adalah membuat catatan dan seleksi dampak bencana, menyusun rencana rehabilitasi, melakukan kajian dampak bencana, melakukan rujukan, melakukan evakuasi, dan menyusun laporan. Pada penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, TAGANA lebih banyak berperan pada saat terjadi bencana seperti melaksanakan evakuasi masyarakat korban bencana dari daerah rawan bencana ke tempat pengungsian yang aman, mengoperasikan dapur umum, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 97

BAB V KOORDINASI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ERUPSI

GUNUNG SINABUNG Mengenai hal koordinasi dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, peneliti memilih untuk lebih fokus kepada jenis- jenis koordinasi yang dijelaskan oleh Sugandha menurut lingkupnya yaitu koordinasi internal dan koordinasi eksternal.

V.1. Koordinasi Internal

Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Karo yang dibentuk pada 22 Januari tahun 2014 adalah koordinator dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung yang ditunjuk oleh pemerintahan daerah Kabupaten Karo. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi BPBD Kabupaten Karo itu sendiri yaitu pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. BPBD Kabupaten Karo ditetapkan sebagai koordinator dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung sejak 24 Mei 2014 setelah Komando Satgas Nasional yaitu Kepala BNPB menyerahkan penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung kepada pemerintahan daerah Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara