besar minyak atsiri terdapat dalam jumlah yang kecil dan dapat bertambah karena proses penyimpanan yang kurang baik.
4.6 Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan minyak ylang-ylang dalam penelitian ini berkisar antara 25,35-46,80 Tabel 9. Berdasarkan standar mutu EOA minyak ylang-ylang
tahun 1970 sebagian besar bilangan penyabunan tidak memenuhi nilai yang disyaratkan. Namun minyak ylang-ylang pada kontrol masuk kedalam mutu III
yang mensyaratkan bilangan penyabunan 45-65. Sedangkan pada minyak ylang- ylang dengan perlakuan penyimpanan tidak memenuhi nilai yang distandarkan
EOA minyak ylang-ylang, melainkan dikategorikan sebagai minyak kenanga karena memenuhi standar EOA minyak kenanga.
Tabel 9 Nilai bilangan penyabunan minyak ylang-ylang
Bilangan Penyabunan Minyak Ylang-ylang Tebal hamparan cm
Waktu hari Kelembaban
75-80 95-98
10
1 32,5 B
32,78 B 2
27,41CDE 28,9 C
3 27,26 CDE
27,85 CD
20
1 28,97 C
33,12 B 2
27,24 CDE 27,71 CD
3 27,01 CDE
27,4 CDE
30
1 28,27 CD
28,24 CD 2
26,18 DE 27,4 CDE
3 25,35 E
27,66 CD
kontrol 46,8 A
Keterangan : TH : Tebal hamparan; T : Waktu penyimpanan; TH : Tebal hampar
Menurut Ketaren 1985, fraksi I adalah fraksi minyak dengan mutu paling baik yang memiliki kadar ester dan eter paling tinggi dan kadar sesquiterpen
paling rendah, sedangkan fraksi berikutnya mempunyai kadar ester dan eter yang
makin rendah dan sebaliknya kadar sesquiterpen yang semakin tinggi. Mutu terbaik fraksi I ylang-ylang dipengaruhi oleh bilangan ester dan penyabunan
yang tinggi. Kualitas minyak yang paling baik adalah minyak yang mengandung kadar ester paling tinggi dan kadar sesquiterpen paling rendah. Dengan demikian
bilangan penyabunan yang dihasilkan dari hasil penelitian ini sangatlah rendah. Rendahnya bilangan penyabunan berbanding lurus dengan rendahnya
bilangna ester minyak tersebut. Rendahnya bilangan ester disebabkan karena pada fraksi I penyulingan yang terdiri dari ester-ester dan eter-eter mudah menguap dan
terhidrolisis atau teroksidasi. Menurut Ketaren 1985, pada proses hidrolisis dan oksidasi akan menghasilkan asam, sehingga semakin cepat ester-ester menguap
pada proses tersebut maka asam yang dihasilkan akan semakin tinggi. Reaksi tersebut terbukti dengan meningkatnya bilangan asam dari minyak hasil
penyimpanan, bilangan ester dan penyabunan yang dihasilkan semakin rendah. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi ketiga faktor
mempengaruhi secara nyata bilangan penyabunan minyak ylang-ylang Lampiran 11. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan penyimpanan berbeda
nyata dengan bilangan penyabunan kontrol. Sedangkan waktu simpan 1 hari dengan tebal hamparan 10 cm baik disimpan pada kelembaban udara 75-80
maupun kelembaban udara 95-98 memiliki bilangan penyabunan yang tidak berbeda nyata dan menjadi perlakuan penyimpanan yang menghasilkan minyak
dengan bilangan penyabunan tertinggi Tabel 9. Apabila waktu simpannya ditingkatkan menjadi 2 hari ternyata bunga yang
disimpan pada ruang berkelembaban 75-80 dan 95-98 tidak dapat mempertahankan bilangan penyabunan. Sedangkan bunga yang disimpan pada
kelembabanan 95-98 menghasilkan bilangan penyabunan yang lebih tinggi. Namun pada kondisi yang sama terjadi ketika bunga disimpan selama 3 hari baik
dengan tebal hamparan 20 cm maupun 30 cm sebagian besar bilangan penyabunan minyak lebih tinggi ketika bunga disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98
Tabel 9. Pada waktu simpan dan tebal hamparan yang sama, ada kecenderungan
bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98 menghasilkan bilangan ester yang lebih tinggi dibandingkan bunga yang disimpan di dalam ruang
berkelembaban 75-80 Gambar 6. Hal ini dikarenakan penguapan yang terjadi pada kelembaban yang lebih rendah diduga menghasilkan uap air yang dapat
memicu ester terhidrolisis sempurna, sehingga menyebabkan ester terurai menjadi monoester yang menyebabkan komponen ester mudah menguap. Seiring
menurunya komponen dari ester karena proses hidrolisis ini, menyebabkan proses penyabunan yang menghasilkan sabun akan berkurang. Menurut Ketaren 1985
minyak atsiri yang mengandung fraksi monoester dan asam-asam organik dapat bereaksi dengan basa sehingga menghasilkan sabun.
Gambar 6 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan bilangan penyabunan Ket: A Kelembaban 75-80; B
Kelembaban 95-98.
Pada waktu simpan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin tebal hamparan menghasilkan bilangan penyabunan yang semakin rendah
Gambar 6. Semakin tebalnya hamparan menyebabkan panas didalam tumpukan bunga meningkat dan membuat proses oksidasi dan hidrolisis semakin meningkat
sehingga menurunkan bilangan penyabunan. Menurunnya nilai bilangan penyabunan karena penguapan diduga uap-uap air yang keluar ikut membawa
senyawa-senyawa ester keluar, sehingga semakin tebal hamparan menurunkan nilai bilangan penyabunan. Menurunya kandungan ester diikuti dengan
menurunnya bilangan penyabunan, karena rendahnya bilangan penyabunan berbanding lurus dengan rendahnya bilangan ester minyak tersebut.
Pada tebal hamparan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin lama penyimpanan menghasilkan bilangan penyabunan yang semakin
rendah Gambar 6. Ester merupakan senyawa-senyawa yang mudah menguap, sehingga menyababkan semakin lama waktu penyimpanan bunga maka semakin
banyak ester yang menguap dari bunga sehingga bilangan penyabunan semakin rendah.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN