Gambar 1 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan rendemen . Ket: A Kelembaban 75-80; B
Kelembaban 95-98.
4.2 Bobot Jenis
Nilai bobot jenis minyak ylang-ylang hasil penelitian berkisar antara 0,906- 0,942. Pada minyak tanpa perlakuan penyimpanan bunga kontrol menghasilkan
nilai bobot jenis tertinggi dibandingkan dengan minyak yang diberi perlakuan penyimpanan bunga Tabel 5. Nilai bobot jenis dari hasil penelitian secara
keseluruhan memenuhi standar yang ditetapkan EOA dan SNI yang mensyaratkan 0,906-0,976. Berdasarkan EOA, minyak ylang-ylang kontrol termasuk dalam mutu
I. Untuk tebal hamparan 10 dan 20 cm selama penyimpanan 1-3 dan tebal hamparan 30 cm selama penyimpanan 1 hari pada kedua kelembaban ruangan yang
sama masuk ke dalam mutu II. Sedangkan pada tebal hamparan 30 cm selama penyimpanan 2-3 hari pada kedua kelembaban masuk ke dalam mutu III Gambar
2.
Gambar 2 Hubungan antara waktu penyimpanan bunga dan tebal hamparan dengan bobot jenis Ket: A Kelembaban 75-80; B Kelembaban
95-98. Pada waktu simpan 1 hari dengan tebal hamparan 10 cm dan kelembaban
udara 95-98 merupakan perlakuan penyimpanan yang menghasilkan bobot jenis minyak tertinggi. Apabila waktu simpannya ditingkatkan menjadi 2 hari ternyata
bunga yang disimpan pada ruang berkelembaban 95-98 dapat mempertahankan bobot jenisnya sedangkan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 75-
80 menghasilkan minyak dengan bobot jenis yang lebih rendah. Kondisi yang sama terjadi ketika bunga disimpan selama 3 hari baik dengan tebal hamparan 20
cm maupun 30 cm sebagian besar bobot jenis minyak lebih tinggi ketika bunga disimpan dalam ruang berkelembaban 95-98 Gambar 2.
Pada waktu simpan dan tebal hamparan yang sama, ada kecenderungan bunga yang disimpan dalam ruang berkelembaban 75-80 menghasilkan bobot
jenis minyak yang lebih rendah dibandingkan bunga yang disimpan di dalam ruang berkelembaban 95-98. Hal ini dikarenakan telah terjadi peningkatan
proses penguapan pada kelembaban ruang 75-80 yang menyebabkan komponen-komponen minyak mudah menguap terbebaskan dan terhidrolisis,
sehingga nilai dari bobot jenis akan berkurang. Salah satu senyawa yang mudah menguap dan terhidrolisis adalah senyawa ester. Menurut Ketaren 1985 proses
hidrolisis terjadi dalam minyak atsiri yang mengandung ester. Ester merupakan senyawa berbobot molekul tinggi dan mudah menguap, sehingga semakin banyak
senyawa ester yang menguap dan terhidrolisis maka akan mengurangi bobot jenis dari minyak tersebut.
Tabel 5 Nilai bobot jenis minyak ylang-ylang
Bobot Jenis Ylang-ylang Tebal hamparan cm
Waktu hari Kelembaban
75 - 80 95 – 98
10
1 0,929
0,936 2
0,928 0,936
3 0,920
0,934
20
1 0,923
0,932 2
0,920 0,927
3 0,920
0,923
30
1 0,922
0,920 2
0,918 0,919
3 0,906
0,917
Kontrol 0 hari 0,942
Pada waktu simpan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin tebal hamparan menghasilkan bobot jenis yang semakin rendah. Selain
itu, pada tebal hamparan dan kelembaban yang sama, ada kecenderungan semakin lama penyimpanan menghasilkan bobot jenis yang semakin rendah. Hal
ini disebabkan pada saat penyimpanan terjadi proses penguapan dan proses oksidasi. Semakin tebal hamparan juga menyebabkan bobot jenis semakin rendah,
karena tebalnya hamparan dapat meningkatkan laju respirasi yang meningkatkan proses penguapan. Meningkatnya proses penguapan ini dapat menyebabkan
komponen-komponen minyak yang mudah menguap terbebaskan dan teroksidasi. Proses oksidasi minyak atsiri disamping mengakibatkan perubahan bau, juga
dapat menurunkan jumlah persenyawaan kimia dalam minyak Ketaren 1985. Selain itu, semakin lama penundaan penyulingan kemungkinan untuk terjadinya
penguapan dan proses oksidasi semakin meningkat sehingga dapat menurunkan nilai bobot jenis dari minyak ylang-ylang.
4.3 Indeks Bias