Perancangan Secara Ergonomi Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Pada Operator Pembuatan Kuali Berdasarkan Pendekatan Ergonomi Di Ud Satria

pekerjaannya. Secara umum kriteria pengukuran aktivitas dapat dibagi dalam dua kelas, yaitu: 1. Kriteria fisiologi Kriteria ini merupakan kegiatan manusia yang ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang akurat berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru- paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang dihasilkan, temperatur badan dan sebagainya. 2. Kriteria Operasional Kriteria ini melibatjan teknik-teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya. Secara umum gerakan-gerakan yang bisa dilakukan tubuh atau anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk-bentuk range rentang gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. 2 Desain kerja adalah ilmu pengetahuan yang baru berhubungan dengan menyesuaikan pekerjaan, tempat kerja, dan lingkungan kerja terhadap manusia. Ilmu ini dikenal di Amerika dengan sebutan human factor, sedangkan dikenal

3.2 Perancangan Secara Ergonomi

2 Sutalaksana, I.Z. dkk. Teknik Tata Cara. Laboratorium Tata cara Kerja dan Ergonomi Departemen Teknik Industri, ITB, 1979, h.69 secara internasional dengan sebutan ergonomi. Kata ergonomi berasal dari kata Yunani yang artinya kerja erg dan ilmu nomos. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien Niebel, 2003. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun desain ataupun rancang ulang redesain. Aktivitas rancang ini dapat berupa perangkat keras seperti perkakas kerja, bangku kerja, dan lain-lain, rancangan lingkungan kerja, desain pekerjaan, dan desain perangkat lunak pekerjaan yang berkaitan erat dengan komputer. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah penting adalah untuk desain dan evaluasi produk. Produk tersebut harus dapat dengan mudah diterapkan dimengerti dan digunakan pada sejumlah populasi masyarakat tertentu tanpa mengakibatkan bahayarisiko dalam penggunaannya Nurmianto, 2004. Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu merancang alat atau benda lainnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada masa industrial sekarang, kegiatan perancangan dibedakan dengan kegiatan pembuatan produk. Kegiatan pembuatan produk tidak dapat dilakukan sebelum proses perancangan diselesaikan. Kegiatan perancangan dimulai dari akhir dimana rancangan telah selesai dikerjakan dan kegiatan pembuatan produk dapat dimulai. Seiring dengan perubahan kebutuhan manusia dan berlandaskan pada alat yang telah tersedia dulunya, perbaikan rancangan dilakukan bahkan juga diciptakan rancangan baru. 3 1. Menentukan tinggi permukaan pekerjaan sesuai dengan tinggi siku. Redesain peralatan kerja secara ergonomi adalah upaya pemecahan masalah desain peralatan kerja dengan mengimplementasikan aspek-aspek ergonomi. Redesain peralatan kerja secara ergonomis mutlak dilakukan, mengingat pemanfaatan suatu alat kerja pada hakekatnya bertujuan untuk membantu kemampuan, keterbatasan dan kebolehan manusia, sehingga dapat tercapai kinerja yang lebih optimal dalam artian tidak hanya berorientasi pada peningkatan produktivitas semata, tetapi tercipta peralatan kerja yang manusiawi karena tidak menimbulkan keluhan kerja. Oleh karena itu, kekeliruan desain peralatan kerja yang terlanjur digunakan masyarakat perlu didesain ulang atau redesain secara ergonomi Arimbawa, 2010.

3.3 Prinsip Perancangan Tempat Kerja