besi cor Sedang
1,5 2,0
3,0 4,0
5,0 7,0
Coran baja
Teliti 1,5
2,0 3,0
4,0 6,0
10,0 Sedang
2,5 3,0
5,0 8,0
10,0 16,0
Sumber : Prof. Ir. Tata Surdia M.S Met E, Prof.Dr. Kenji Chijiwa, Teknik Pengecoran Logam, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1986, hal 49
2.10 Pengujian dalam pengecoran
2.10.1
Pengukuran temperatur
1 Pirometer benam Pengukuran temperatur secara langsung dari cairan, dilakukan dengan jalan
membenamkan termokopel platina - platina radium yang dilindungi oleh kwarsa atau pipa aluminium yang telah dikristalkan kembali. Sekarang dikembangkan
pyrometer benam yang dapat habis yang dilindungi oleh pipa kertas. 2 Pengujian batang.
Pengujian batang merupakan cara praktis yang dipergunakan untuk mengukur temperatur dari tanur induksi frekuensi tinggi dengan menggunakan
kawat baja lunak dengan diameter 4 sampai 6 mm dan sebuah jam pengukur. Ujung kawat baja tersebut dicelupkan ke dalam cairan dan waktu dubituhkan untuk
mencairkannya diukur, kemudian lama waktu itu dikonversikan kepada temperatur. 3 Pengujian cetakan pasir atau pengujian sendok
Baja cair diciduk dimasukkan ke dalam cetakan pasir atau dalam sendok contoh yang yang berukuran tertentu, kemudian waktu yang dibutuhkan untuk
Universitas Sumatera Utara
membentuk lapisan tipis oksida diukur dengan jam pengukur dan dikonversikan kepada temperatur.
4 Lain-lain Pirometer optic dan pirometer radiasi dipergunakan untuk pengukuran
temperatur.
2.10.2 Pengujian terak
1 Pengujian terak Dengan jalan membandingkan warna terak dengan warna standar terak
yang komposisinya telah diketahui, maka dapat diperkirakan kebasaan, kadar oksida besi dan kadar oksida mangan.
2 Pengujian dengan perbandingan warna Dengan jalan membandingkan warna terak dengan warna standar terak
yang komposisinya telah diketahui, maka dapat diperkirakan kebasaan, kadar oksida besi dan kadar oksida mangan.
3 Pengujian dengan perbandingan rupa Baja cair diciduk dengan sendok dan dituangkan dalam cetakan baja
berdiameter 115 mm dan dalamnya 20 mm. Setelah membeku, warna, pola, struktur, gelembung pada permukaan dan permukaan patahan diteliti untuk
memperkirakan kebiasaan dari kemampuan oksidasinya. 3 Pengujian penghilang oksida
Universitas Sumatera Utara
Setelah pengadukan cairan baja dengan terak didalam ladel, baja dituangkan dengan tenang ke dalam cetakan logam atau cetakan pasir. Pada saat
yang sama percikan bunga apinya diteliti untuk memperkirakan temperatur cairan. Permukaan patahan, permukaan coran yang membeku diperiksa.
4 Pengujian kerapuhan merah Pengujian ini dipakai sebagai pengujian yang praktis untuk menentukan
kadar posfor dan kadar oksidasi besi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa posfor menyebabkan baja menjadi getas dan oksida besi menyebabkan retakan
batas butir. Batang uji yang dibor dan ditempa dilanjutkan dengan penempaan sampai dibawah 2 mm dan retakan diamati, yang kemudian dibandingkan dengan
batang uji standar.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PERENCANAAN PULI SABUK V
Kompresor Tipe AC kendaraan menggunakan kompresor tipe V yang termasuk dalam kelompok kompresor reciprocating. Kompresor ini digerakkan
mesin motor kendaraan. Gerak putar motor yang dihubungkan ke puli di transmisikan ke puli kompresor AC dengan menggunakan sabuk tipe V. Gerak
putar crank shaft pada kompresor diteruskan oleh connecting rod dan dirubah menjadi gerak naik turun piston reciprocating. Digunakan sabuk tipe V pada
kompresor ini karena daya yang dapat di transmisikan oleh sabuk tipe V lebih besar, sehingga faktor slip yang terjadi dapat diperkecil.
Puli sabuk tipe V adalah suatu bagian dari mesin yang berfungsi
sebagai pemindah daya atau mengubah kecepatan putar pada mesin. Puli sabuk V sangat dibutuhkan pada keadaan tertentu, karena kontruksi dan pembuatannya lebih
mudah dari pada pemindah daya jenis lainnya. Ukuran-ukuran yang direncanakan mencakup pemilihan poros,
perhitungan dimensi puli, dan pemilihan sabuk tipe V. Jenis puli sabuk V yang dipergunakan pada kompresor AC kendaraan untuk lebih jelasnya gambar dari puli
sabuk V ini dapat dilihat pada gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara