s1 d
=
3 1
1
. .
. 1
, 5
T b
C t
K a
τ
=
3 1
40 ,
28830 3
, 2
5 ,
1 .
67 ,
2 1
, 5
= 57,49 mm = 58 mm
Diameter poros puli yang digerakkan:
s2 d
=
3 1
2
. .
. 1
, 5
T b
C t
K a
τ
=
3 1
67 ,
48050 3
, 2
5 ,
1 67
, 2
1 ,
5
= 68,16 mm = 68 mm
3.2 Perencanaan Pasak
Pasak pada perencanaan ini digunakan untuk melekatkan puli pada poros agar putaran dari poros dapat diteruskan ke puli. Pasak yang digunakan adalah
jenis pasak benam yang mempunyai bentuk penampang empat segi. Pasak benam ini dipilih bahannya S55C yang memiliki kekuatan tarik
b
σ 66
2
mm kgf
. Pasak dibuat dari proses permesinan yaitu dengan proses pemahatan dengan menggunakan
mesin ketam. Untuk pembuatan alur pasak juga digunakan mesin ketam. Untuk pasak pada poros puli penggerak dengan diameter 58 mm memiliki :
a. Panjang
b
dan lebar pasak
l
adalah 16 mm dan 160 mm.
Universitas Sumatera Utara
b. Kedalaman alur pasak pada poros
1
t = 6,0 mm c.
Ukuran nominal pasak : b x h = 16 x 10 mm. Untuk pasak pada poros :
F = 2
s d
T …………………………………………….Lit 2,hal 25
F =
1
F maka : F =
2
1 1
s d
T
Dimana,
1
F = gaya tangensial pada permukaan poros puli penggerak kgf
1
T = momen dari poros kgf.mm s1
d = diameter poros pada puli penggerak mm
1
F = 1
, 994
2 58
28830,40 = kgf
Dengan demikian tegangan geser yang ditimbulkan adalah
l b
F k
= τ
…………………………….lit 2, hal 25
1
k k
τ τ
= maka ,
1 1
1 1
l b
F k =
τ
Dimana,
Universitas Sumatera Utara
1
k τ = tegangan geser pada puli penggerak, kgmm²
1
b
= panjang pasak pada puli penggerak, mm
1
l
= lebar pasak pada puli penggerak, mm
1
k τ =
2
kgmm 39
, 160
16 15
, 994
=
Tegangan geser ijin dari pasak yang berbahan S55C memilki b σ =
66
2
mm kgf
dengan faktor keamanan
1
k f
S = 6 dan
2
k f
S antara 1,5 – 3,0 diambil 3,0
karena dikenakan tumbukan ringan. Maka,
2 1
.
k k
b
Sf Sf
ka σ
τ =
= 67
, 3
3 6
66 =
2
mm kgf
Jadi,
1
k k
a
τ τ ≥
3,67
2
mm kgf
≥ 0,39
2
mm kgf
pasak yang digunakan aman Tekanan permukaan
p adalah
1
t l
F p
= ……………………..lit 2, hal 27
1
p p
= maka,
1 1
1 1
.
t l
F p
=
Universitas Sumatera Utara
Dimana, =
1 .
1
t kedalaman alur pasak pada poros puli penggerak mm
06 ,
1 6
160 15
, 994
= =
1
p
2
mm kgf
Untuk pasak pada poros puli yang digerakkan dengan diameter 69 mm memiliki : a.
Panjang b dan lebar l pasak adalah 20 mm dan 160 mm. b.
Kedalaman alur pasak pada poros
1
t = 7,5 mm c.
Ukuran nominal pasak : b x h = 22 x 12 mm
2 F
2 2
2
s d
T =
Dimana
2
F = gaya tengensial pada pada poros puli yang digerakkan kgf
2
T = momen dari poros kgf.mm
2 s
d = diameter poros pada puli yang digerakkan mm
2
F = 77
, 1392
2 69
67 ,
48050 =
kgf
Tegangan geser yang ditimbulkan :
2 k
τ =
2 2
2
l b
F
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 3.2, dimana :
2 k
τ = tegangan geser pada poros puli yang digerakkan
2
mm kgf
Universitas Sumatera Utara
2
b = panjang pasak pada puli yang digerakkan mm
2
l = lebar pasak pada puli yang digerakkan mm
2 k
τ = 0,44
160 20
54 ,
1353 =
2
mm kgf
Tegangan geser ijin :
2
k k
a
τ τ
≥
3,67
2
mm kgf
≥ 0,44
2
mm kgf
pasak yang digunakan aman Tekanan permukaan :
2 1
2 2
2
.
t l
F p
=
Dimana, 1.2
t = kedalaman alur pasak pada poros puli yang digerakkan mm
= =
5 ,
7 20
54 ,
1353
2
p 9,28 kgf
Gambar 3.2 Gaya geser pada pasak.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Sabuk Tipe V