Latar Belakang Penentuan Mutu CPO Sebelum Dan Setelah Penggunaan Oil Purifierdan Vacuum Drier Pada Stasiun Klarifikasi Di PTP-Nusantara IV

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kelapa sawit Elaeis guineensis Jacq merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati yang sangat penting. Dewasa ini, kelapa sawit tumbuh sebagai tanaman liar hutan, setengah liar, dan sebagai tanaman budidaya yang tersebar diberbagai negara beriklim tropis bahkan mendekti subtropis di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika Setyamidjaja, D., 2006. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Namun ada pula yang menyatakan bahwa tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni dari Brazilia. Kelapa sawit Elaeis guineensis, saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika Barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak 4 batang yang berasal dari Bourbon Mauritius dan Amsterdam. Ke-empat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan ke Deli Sumatera Utara. Minyak sawit merupakan produk perkebunan yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Potensi tersebut terletak pada keragaman kegunaan dari Universitas Sumatera Utara minyak sawit. Minyak sawit disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan, dapat pula digunakan sebagai bahan mentah industri nonpangan Risza, S., 1994. Selain kondisi proses pabrik, tingkat efektivitas dan efisiensi pengolahan kelapa sawit juga dipengaruhi oleh derajat kematangan buah yang dapat diketahui melalui sortir buah sebelum diolah. Agar proses di PKS Pabrik Kelapa Sawit dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka perlu ditetapkan standar kematangan buah yang dipanen. Pengelompokan mutu Tandan Buah Segar TBS didasarkan pada jumlah buah yang membrondol sampai diloading ramp yang dinyatakan sebagai fraksi buah. Fraksi buah ialah derajat kematangan Tandan Buah Segar TBS yang diterima di pabrik dan diklasifikasikan sebagai berikut : Fraksi 00 sangat mentah ialah Tandan Buah Segar TBS normal bukan buah sakit yang belum mempunyai buah lepas membrondol 0 ; Fraksi 0 mentah ialah Tandan Buah Segar TBS yang memiliki buah lepas membrondol 1 - 12,5 dari permukaan luar; Fraksi I kurang matang ialah Tandan Buah Segar TBS yang memiliki buah lepas membrondol 12,5 - 25 dari permukan luar; Fraksi II matang I ialah Tandan Buah Segar TBS yang memiliki buah lepas membrondol 25 - 50 dari permukaan luar; Fraksi III matang II ialah Tandan Buah Segar TBS yang memiliki buah lepas membrondol 50 - 75 dari permukaan luar; Fraksi IV lewat matang ialah Tandan Buah Segar TBS yang memiliki 75 - 100 dari permukaan luar; dan fraksi V sangat matang ialah Tandan Buah Segar TBS yang bagian dalam telah membrondol Pahan, I., 2006. Universitas Sumatera Utara Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau brondolan dari TPH Tempat Pemungatn Hasil ke pabrik, perebusan sterilizer, perontokan dan pelumatan buah, pemerasan atau ekstraksi minyak sawit, pemurnian dan penjernihan minyak sawit clarification, pengeringan dan pemecahan biji, pemisahan inti sawit dari tempurung Yan Fauzi et al.,2002. Setelah melalui tahap-tahap pengolahan TBS maka dihasilkan minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit yang diperoleh harus dimurnikan terlebih dahulu di stasiun pemurnian klarifikasi dengan harapan minyak yang dihasilkan pada akhirnya dapat mencapai standar mutu yang baik sesuai dengan standar mutu Internasional. Alat yang digunakan untuk memurnikan minyak kelapa sawit di Pabrik Kelapa Sawit Pulu Raja adalah Oil Purifier dan Vacum Drier. Oil purifier berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran dalam minyak dan Vacum drier untuk mengurangi kadar air dalam minyak. Minyak kelapa sawit yang telah melalui penggunaan Oil Purifier dan Vacum Drier akan diuji mutu atau kualitasnya yakni dari kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran. Dari pengujian ini akan diketahui apakah setelah penggunaan Oil Purifier dan Vacum Drier kadar air dan kotoran telah berkurang bila dibandingkan dengan sebelum penggunaan Oil Purifier dan Vacuum Drier dan apakah hasilnya sesuai dengan standar mutu yang diharapkan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hal inilah, perlu dilakukan analisa terhadap, Mutu CPO sebelum dan setelah penggunaan Oil Purifier dan Vacum Drier di stasiun klarifikasi pada pabrik kelapa sawit PTP-Nusantara IV Pulu Raja.

1.2 Permasalahan