3. Endokarp Endokarp atau tempurung. Ketika buah masih muda, endokarp memiliki tekstur lunak
dan berwarna putih. Ketika buah sudah tua, endokarp berubah menjadi keras dan berwarna hitam. Ketebalan endokarp tergantung pada varietasnya. Contohnya,
varietas dura memiliki endokarp sangat tebal, sedangkan varietas pisifera sangat tipis, bahkan tanpa endokarp.
4. Kernel Kernel atau biji atau inti. Inti dapat disamakan dengan daging buah dalam kelapa
sayur, tetapi bentuknya lebih padat dan tidak berisi air buah. Kernel mengandung minyak PKO sebesar 3 dari berat tandan, berwarna jernih, dan bermutu sangat
tinggi Sastrosayono, 2003.
Biji kelapa sawit kernel terdiri dari 3 bagian: a Kulit biji Spermodermis disebut cangkang sheel.
b Tali pusat Funiculus. c Inti biji Nucleus seminis.
Didalam inti inilah terdapat lembaga atau embrio yang merupakan calon tanaman baru Risza, 1994
2.2. Pengolahan Kelapa Sawit
Pengolahan TBS dipabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlanghsung cukup panjang dan memerlukan control yang
Universitas Sumatera Utara
cermat. Secara ringkas, tahap-tahap proses pengolahan tandan buah segar sampai dihasilkan minyak diuraikan sebagai berikut:
2.2.1 Pengangkutan Tandan Buah Segar
TBS harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah, yaitu maksimal 8 jam setelah panen harus segera diolah. Buah yang tidak segera diolah, akan mengalami kerusakan.
Pemilihan alat angkut yang tepat akan membantu mengatasi kerusakan buah selama pengangkutan. Guncangan selama perjalanan lebih banyak terjadi jika menggunakan
truk atau traktor gandengan sehingga pelukaan pada buah lebih banyak. Setelah TBS sampai di pabrik, segera dilakukan penimbangan. Penimbangan penting dilakukan
terutama untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran upah pekerja, dan perhitungan rendemen minyak sawit.
2.2.2 Perebusan Tandan Buah Segar TBS
TBS yang telah ditimbang beserta lorinya selanjutnya direbus di dalam sterilizer atau dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan mengalirkan uap panas selama 1 jam
atau tergantung besarnya tekanan uap. Pada umumny tekanan uap yang digunakan adalah 2,5 atmosfer dengan suhu 125
o
C. Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan pemucatan kernel. Sebaliknya, perebusan dalam waktu
yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya tujuan perebusan adalah : a.
merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukan ALB b.
mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang c.
memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan d.
untuk mengkoagulasi mengendapkan protein sehingga memudahkan proses pemisahan minyak Yan Fauzi et al, 2002
2.2.3 Pelepasan Buah
TBS yang telah direbus dimasukkan kedalam mesin pelepas buah thresher. Tandan buah akan terbanting kedinding sehingga terlepas dari tandannya. Tandan akan
terpental ke luar dan buah akan keluar dari mesin melalui kisi-kisi, kemudian jatuh ke uliran yang akan membawanya ke stasiun pengadukan digester. Tandan yang sudah
kosong melalui konveyor dibawa kealat pengabuan incinerator untuk diabukan.
2.2.4 Pelumatan
Pelumatan atau pengadukan dilaksanakan di dalam mesin pelumat digester, yaitu bejana yang dilengkapi pisau pengaduk. Daging buah akan dilumatkan untuk
memecahkan jaringan sel minyaknya. Pada proses pelumatan dilakukan pemanasan dengan uap pada suhu 85
o
C-95
o
C agar minyak tidak menjadi kental, sehingga mudah dikeluarkan pada proses pengeluaran minyak pengempaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Pengeluaran Minyak
Pengeluaran minyak atau pengempaan adalah mengeluarkan minyak yang terdapat di dalam daging buah yang telah dilumatkan dengan cara dikempa atau dipress sehingga
minyak dapat dipisahkan dari ampasnya. Pengepresan kelapa sawit banyak memakai cara continous screw press yang menghasilkan tekanan oleh kerja dua uliran yang
berputar berlawanan arah. Tekanan ini sangat menentukan keberhasilan proses pengempaan. Tekanan harus dapat mengeluarkan minyak dari ampasnya secara efisien
dengan sedikit mungkin adanya biji yang pecah. Tekanan yang normal adalah 50 kgcm
2
yang diatur pada ejector cone, yaitu logam berbentuk kerucut yang terdapat pada outlet. Waktu pengempaan berlangsung antara 6 – 10 menit dan suhu
dipertahankan pada 85
o
C – 90
o
C Setyamidjaja, 2006.
2.2.6 Pemurnian Minyak Klarifikasi
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PKS yang bertujuan untuk melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran,
seperti padatan, lumpur dan air.
I. Tujuan Pemurnian Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan perlu dibersihkan dari kotoran,
baik yang berupa padatan solid, lumpur sludge, maupun air. Tujuan dari pembersihan pemurnian minyak kasar yaitu agar diperoleh minyak dengan kualitas
sebaik sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak Pahan, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun akhir untuk pengolahan minyak. Minyak kasar crude oil dari stasiun press dikirim ke stasiun ini untuk diproses lebih
lanjut, sehingga diperoleh minyak produksi. Proses pemisahan minyak, air dan kotoran dilakukan dengan sistem pengendapan, centrifuge, penguapan.
2. Tahap – Tahap Pemurnian Minyak Adapun tahap-tahap dalam pemurnian minyak untuk mendapatkan minyak yang
memenuhi standard haruslah melewati beberapa alat pendukung yaitu : 2.1 Tangki Pemisah Pasir Sand Trap Tank
Alat ini dipakai untuk memisahkan pasir dari cairan minyak kasar yang berasal dari “screw press”. Untuk memudahkan pengendapan pasir, cairan minyak kasar
harus panas yang diperoleh dengan menginjeksikan uap. Hal-hal yang perlu diperhatikan, suhu minyak kasar 95-115
o
2. 2 Saringan Bergetar Vibrating Screen C, pembuangan pasir secara rutin setiap 4
jam dan hindarkan minyak jangan sampai terbawa.
Minyak kasar yang sudah diendapkan pada sand trap tank dialirkan ke vibrating screen untuk disaring lebih lanjut, dengan tujuan untuk memisahkan benda-benda
padat yang terikut pada minyak kasar dari screw press. Benda-benda padat atau serabut-serabut halus ini harus dipisahkan dari minyak kasar karena dapat
mengganggu proses klarifikasi lebih lanjut. 2.3 Tangki Pompa Minyak Kasar Crude Oil Tank Pump
Tangki minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah disaring untuk dipompakan kedalam tangki pisah Continous Clarifier Tank dengan
pompa minyak kasar. Untuk menjaga agar suhu cairan tetap, diberikan penambahan panas dengan menginjeksikan uap.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tangki Pemisah Continous Settling Tank Pemisahan pertama minyak dengan sludge secara pengendapan dilakukan
didalam tangki ini. Untuk menjaga kebersihan dan volume tangki sebaiknya endapan pasir pada ruang kedua tangki dibuang tiap minggu. Continous Settling Tank CST
ini terdiri dari 3 ruangan yaitu: a.
Ruang pertama : untuk penampungan minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas.
b. Ruang kedua : merupakan ruang pemisahan minyak, dimana minyak yang
mempunyai berat jenis BJ kecil mengapung dan dialirkan ke oil tank, sedangkan sludge yang mempunyai BJ lebih besar
pada minyak, masuk kedalam ruang ketiga melalui lubang bawah sekat.
c. Ruang ketiga : merupakan ruang penampungan sludge sebelum dialirkan
kedalam sludge tank Adiputra, 2003.
Minyak yang terdapat dibagian atas CST dikutip dengan menggunakan talang pengutip atau skimmer dan kemudian dikumpulkan dan dialirkan ke Oil Tank. Masa
tumbuh dari cairan dalam CST dipengaruhi oleh ukuran CST dan jumlah cairan minyak yang ditampung dalam CST Naibaho, 1996
2.5 Tangki Pemasakan Minyak Oil Tank Minyak yang telah dipisah pada CST ditampung dalam tangki ini untuk
dipanasi lagi sebelum diolah didalam Oil Purifier. Diusahakan agar tangki ini tetap penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap 90
o
C-95
o
C. Sistem pemanasan dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3kgcm
2
. Tangki ini berbentuk silinder, dengan bagian dasar berbentuk kerucut. Adapun hal-hal yang perlu
Universitas Sumatera Utara
diperhatikan yaitu saringan uap strainer dan Steam Trap harus berfungsi baik, kadar air dalam minyak diusahakan ± 0,4-0,8 dan kadar kotoran dalam minyak diusahakan
± 0,02-0,04 Adiputra, 2003. 2.6 Sentripusi Minyak Oil Sentrifuge
Prinsip kerja Purifier adalah gaya sentripugal dengan perbedaan berat jenis antara minyak dan kotoran. Di Purifier, kotoran dan air akan memisah ke tepi
sedangkan minyak berada dibagian tengah. Minyak selanjutnya dialirkan lagi ke vacum drier untuk dikeringkan. Selama proses ini suhu dipertahankan pada 95
o
C Setyamidjaja, 2006.
Alat pemisah sentripusi, ini berputar dengan kecepatan ±7500 rpm. Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan, pembebanan baru dapat dilakukan setelah dicapai putaran
normal dari mesin dengan cara menghitung “ revolution counter” 62-65menit, kadar air dalam minyak setelah sentripusi oil purifier berkisar 0,2-0,5 sedangkan
kadar kotoran harus mencapai 0,01-0,017 Adiputra, 2003. 2. 7 Pengeringan Minyak
Vacuum drier adalah bejana vacuum udara bertekanan 760 mmHg yang berfungsi untuk mengeringkan mengurangi kandungan air dalam minyak. Pada
proses pengeringan minyak, minyak disemprotkan kedalam vacuum drier. Uap air yang terbentuk akan masuk ke kondensor pendingin, kemudian dialirkan ketempat
penampungan. Minyak yang jatuh kebagian bawah vacuum drier telah memiliki kadar air yang sangat rendah kurang dari 0,2. Minyak ini kemudian dialirkan ke
tangki timbun. Selama disimpan di dalam tangki timbun, minyak terus dipanasi dengan suhu 60
o
C agar keadaannya tetap cair. Minyak yang berada dalam tangki timbun sudah siap dijual sebagai minyak kasar crude oil Setyamidjaja, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Pemisahan air dari minyak dalam vacuum drier dipengaruhi oleh: Suhu minyak : pemisahan air atau bahn mudah menguap semakin efektif bila suhu
minyak semakin tinggi. Pemanasan dalam vacuum drier tidak terjadi, sehingga yang menentukan suhu minyak ialah suhu perlakuan pada oil purifier.
Kehampaan udara : bahan lebih mudah menguap apabila dalam keadaan hampa
udara. Kehampaan udara tergantung dari kemampuan steam injector atau pompa vacuum, juga dipengaruhi fluktuas debit minyak masuk.
Pengaturan kapasitas alat :semakin tinggi kapasitas alat yang sama maka penguapan
air semakin lambat dan menghasilkan minyak yang bermutu jelek Naibaho, 1996.
2.3 Asam Lemak