program SPSS 16 untuk analisa cronbach alpa pada item berskala. Untuk instrumen yang baru akan reliabel jika memiliki reliabilitas lebih dari 0.70 Polit
Hungler, 1995. Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner kualitas hidup lansia adalah 0,74.
7. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data dari hasil observasi dengan membagikan kuesioner kepada responden. Adapun
proses pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti memperkenalkan diri sekaligus meminta persetujuan dari kepaladirektur Panti Werdha UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Binjai untuk meneliti di panti tersebut. Selanjutnya peneliti memberikan penjelasan kepada respondent tentang tujuan
penelitian ini, bila bersedia menjadi respondent dipersilahkan untuk menanda tangani surat persetujuan. Kemudian respondent di berikan penjelasan tentang
cara pengisian kuesioner. Mengingat yang menjadi responden adalah para lansia maka setelah
kuesioner dibagikan, masing masing pertanyaan di bacakan satu persatu dengan kuat dan jelas. Lalu responden hanya mengikuti bimbingan peniliti saja.
8. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data
responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian data yang sesuai diberi kode koding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
tabulasi dan analisa data yang telah dikumpulkan. Selanjutnya memasukkan Entry data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan teknik program komputerisasi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: analisis deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dalam bentuk tabel Setiadi, 2007. Data
disajikan dalam bentuk tabel yaitu distribusi frekuensi dan persentase. Data demografi akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan persentase. Hasil analisa data juga disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentasi, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi
sosial dan kualitas hidup lansia.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian mengenai interaksi sosial dan kualitas hidup lansia yang diperoleh melalui proses pengumpulan data
yang dilakukan sejak tanggal 13 Desember 2010 di Panti Werdha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Binjai. Penyajian data hasil penelitian
meliputi deskripsi karakteristik responden, interaksi sosial dan kualitas hidup lansia.
1. Hasil Penelitian 1.1. Karakteristik Demografi
Tabel 1 menunjukan bahwa mayoritas responden yaitu 94 orang responden berusia 60-70 tahun 59,87, dimana mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan 84 orang 53,50. Mayoritas responden bersuku melayu yaitu 84 orang 53,50, mayoritas responden beragama Islam yaitu 129 orang 82,17,
dimana mayoritas responden berpendidikan terakhir SD yaitu 109 orang 69,43.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Distribusi frekuensi data demografi responden lansia di Panti Werdha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai
n=157. Karakteristik responden
Frekuensi n Persentase
Usia 45-59 Tahun
6 3,82
60-70 Tahun 94
59,87 71-80 Tahun
44 28.03
80 Tahun 13
8,28 Jenis Kelamin
Laki-Laki 73
46,50 Perempuan
84 53,50
Suku Jawa
54 34,40
Batak 6
3,82 Melayu
84 53,50
Minang 13
8,28 Agama
Islam 129
82,17 Kristen Protestan
25 15,92
Kristen Katolik 3
1,91 Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 34
21,65 SD
109 69,43
SMP 14
8,92
Universitas Sumatera Utara
1.2. Interaksi Sosial Lansia
Tabel 2 menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki interaksi sosial baik sebanyak 88 orang 56,05.
Tabel 2. Distribusi frekuensi interaksi sosial pada lansia di Panti Werdha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai.
Interaksi Sosial Frekuensi n
Persentase
Baik 88
56,05 Cukup
66 42,04
Kurang 3
1,91
1.3. Kualitas Hidup Lansia
Tabel 3 menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada kualitas hidup lansia baik sebanyak 85 orang 54,14.
Tabel 3. Distribusi frekuensi Kualitas Hidup lansia di Panti Werdha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Binjai.
Kualitas Hidup Lansia Frekuensi
Persentase
Baik 85
54,14 Cukup
69 43,95
Kurang 3
1,91
Universitas Sumatera Utara
2. Pembahasan 2.1. Interaksi Sosial Lansia
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki interaksi sosial baik sebanyak 88 orang 56,05.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dinamis antar individu, antar kelompok, atau antar individu dengan kelompok Febriana, 2006
Menurut Febriana 2006, Interaksi sosial dapat dikategorikan ke dalam 2 bentuk yaitu: 1 Interaksi sosial asosiatif, yakni interaksi yang mengarah kepada
bentuk-bentuk asosiasi hubungan atau gabungan seperti : a Kerja sama, yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai
tujuan bersama, b Akomodasi, yaitu suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok untuk meredakan pertentangan,
c Asimilasi, yaitu proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul secara intensif
dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli berubah sifat dan wujudnya menjadi kebudayaan baru campuran, d Akulturasi, yaitu proses sosial
yang timbul apabila kelompok masyarakat dangan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, sehingga lambat laun unsure-
unsur kebudayaan asing itu diterima menjadi kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli, 2 Interaksi sosial yang
bersifat disosiatif, yakni mengarah kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik, seperti: a Persaingan, yaitu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu untuk memperoleh kemenangan atau hasil secara
Universitas Sumatera Utara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik terhadap lawan, b Kontravensi, yaitu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
konflik, c Konflik, yaitu proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga menimbulkan gap atau jurang pemisah yang menghambat interaksi sosial di antara yang bertikai.
2.2. Kualitas Hidup Lansia
Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada kualitas hidup lansia baik sebanyak 85 orang 54,14.
Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta hubungan individu
dengan lingkungan Curtis, 2000; Renwick Brown, 1996. Papalia 2001 dalam Diana 2009 yang menyebutkan perubahan-
perubahan fisik yang terjadi pada lansia mengakibatkan dirinya tidak dapat mengerjakan berbagai aktifitas atau sebaik pada masa muda dulu.
Murtiwi 2005 dalam Diana 2009 kesehatan lansia diukur berdasarkan terpenuhinya semua tingkatan kehidupan fisik, fungsional, sosial, spiritual,
psikologis, dan ekonomi. Jadi kemungkinan lansia merasakan bahwa semua tingkatan kehidupannya terpenuhi dengan baik.
Sukarni 1994 dalam Diana 2009 keadaan yang sempurna baik dari segi fisik, mental maupun kesejahteraan sosial dari seseorang dikatakan sehat tidak
Universitas Sumatera Utara
hanya terlepas dari penyakit dan kelemahan tetapi juga mampu menjalankan aktifitas kehidupan dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan.
Menurut Kuntjoro 2002 menyatakan bahwa untuk menjaga kesehatan baik fisik maupun kejiwaannya lansia justru tetap harus melakukan aktivitas-aktivitas
yang berguna bagi kehidupannya. Ini termasuk jenis dukungan sosial yakni integrasi sosial memungkinkan lansia untuk memperoleh perasaan memiliki suatu
kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian, serta melakukan kegiatan yang sifatnya kreatif secara bersama-sama.
Teori lain yang mendukung menurut Rachmie 2008 menyatakan bahwa dengan berkumpul bersama orang seusia, diharapkan satu sama lain bisa
menyemangati. Mereka bisa curhat mengenai kondisi fisik atau masalah lainnya dengan teman satu komunitas tersebut. Aktivitas itu mungkin bisa meringankan
beban pikiran lansia tersebut
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Pada penelitian ini mayoritas responden yaitu 94 orang responden berusia 60-70 tahun 59,87, dimana mayoritas responden berjenis kelamin perempuan
84 orang 53,50. Mayoritas responden bersuku melayu yaitu 84 orang 53,50, mayoritas responden beragama Islam yaitu 129 orang 82,17,
dimana mayoritas responden berpendidikan terakhir SD yaitu 109 orang 69,43.
Hasil penelitian menunjukan menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki interaksi sosial baik sebanyak 88 orang 56,05. Interaksi Sosial
lansia dikatakan baik berdasarkan kriteria penilaian kuesioner interaksi sosial dimana dari 157 orang responden 88 orang diantaranya 56,05 berada pada
rentang skor 9-12. Penelitian ini menunjukan menunjukan bahwa mayoritas responden berada
pada kualitas hidup lansia baik sebanyak 85 orang 54,14. Kualitas hidup lansia dikatakan baik berdasarkan kriteria penilaian kuesioner kualitas hidup lansia
dimana dari 157 orang responden 85 orang diantaranya 54,14 berada pada rentang skor 79-104.
Universitas Sumatera Utara
2. Rekomendasi 2.1. Praktek Keperawatan