Ayu Ridho Saraswsati, 2016 PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME SISWA DI
MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL DOKO KABUPATEN BLITAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1. Pertemuan 1
Pertemuan 1, hari senin 1 februari 2016, siswa kelas 8 melakukan pembelajaran pada pukul 07.40 WIB setelah mereka melakukan kegiatan rutin
awal bulan, yakni sholat Duha berjama’ah dan upacara bendera. Siswa kelas 8 yang terdiri dari 24 siswa, 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki melakukan
kegiatan belajar di Lab. TI. Pemilihan tempat ini sangat membantu proses belajar karena di pertemuan pertama ini peneliti menggunakan power point dan ingin
lebih dekat berdiskusi bersama dengan mereka.
Foto 5.1 kelompok siswa perempuan di sisi kiri dan kelompok siswa laki-laki di sisi kanan melakukan pembelajaran di Lab. TI Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
Perkenalan adalah
tahap awal
yang peneliti
lakukan. Peneliti
memperkenalkan nama, asal perguruan tinggi dan alasan peneliti berada di sekolah ini, yakni untuk mengadakan pembelajaran tari tradisi daerah Blitar, Reog
Bulkiyo. Peneliti juga memperkenalkan materi yang akan menjadi media penanaman nilai patriotisme. Peneliti mengabsen nama siswa satu per satu yang
merupakan bagian dari apersepsi kegiatan belajar, selain itu, untuk lebih mengenal para siswa sehingga kegiatan belajar yang santai dan terarah dapat dilakukan.
Kegiatan Awal ± 15 menit
Peneliti mengucapkan salam “Assalamualaikum” kepada para siswa, kemudian siswa membalas dengan pelan, siswa tampak heran karena belum
mengenal peneliti. Salam diulang kembali oleh peneliti dengan lebih semangat.
Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri di hadapan para siswa. Peneliti memperkenalkan nama, alamat rumah, asal perguruan tinggi dan tujuan
peneliti datang ke MTS Sunan Ampel untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran Tari Reog Bulkiyo sebagai salah satu tarian khas Blitar yang
Ayu Ridho Saraswsati, 2016 PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME SISWA DI
MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL DOKO KABUPATEN BLITAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memiliki nilai-nilai patriotisme.
Kegiatan Inti ± 50 menit
Setelah tahap perkenalan, peneliti mulai untuk mempresentasikan dalam bentuk power point sebagai bentuk stimulus awal tentang seni tari tradisi
daerah. Sebelum slide pertama disajikan, peneliti membagikan essay yang berisikan pendapat siswa tari yang akan diperkenalkan kepada mereka
melalui video. Materi awal adalah tentang apa itu seni tari, bagaimana pengertian seni tari
menurut siswa, apa saja jenis tari, bagaimana bentuk penyajian tari, fungsi tari dan apa yang dapat kita analisis dari sebuah pertunjukan tari, makna nilai
yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo. Beberapa siswa mengangkat tangan dan mencoba mengemukakan pendapat mereka,
Nama siswa Pendapat
Majid Fungsi tari adalah untuk hiburam
Deni Tari adalah pertunjukan yang ada musik
iringannya dan ada yang menarikan penari Vida
Fungsi tari adalah hiburan, mrupakan sebuah pertunjukan, tata panggung
Ulum Dalam tari kita dapat melihat kostum
Ranelsa Aksesoris
Bima Tata rias
Sahla Lampu, penonton
Widi Gerakan, suasana
Afif Karakter
Lio Jenis
Diskusi singkat yang santai berlangsung dengan lancar, para siswa berpendapat sehingga dapat memancing pendapat teman yang lain. Setelah
para siswa mendapatkan gambaran umum tentang tari, peneliti menyuguhkan slide kedua tentang tujuan penelitian, bahwa seni dapat membangun karakter
bangsa. Kemudian, varian Reog di Jawa Timur berada pada slide ketiga, peneliti menunjukan foto Reog yang ada di Jawa Timur, yaitu Reog yang
berada di Ponorogo, Tulungagung, dan Blitar.
Ayu Ridho Saraswsati, 2016 PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME SISWA DI
MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL DOKO KABUPATEN BLITAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar pertunjukan Reog Ponorogo Sumber: Dokumentasi pribadi, Andreas Orienda, 2010
Gambar pertunjukan Reog Dhodhog Tulungagung
Sumber: Dokumentasi pribadi, Reka Ayu Pamindhita, 2011
Gambar pertunjukan Reog Bulkiyo Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011
Ayu Ridho Saraswsati, 2016 PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME SISWA DI
MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL DOKO KABUPATEN BLITAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Para siswa menganalisis apa perbedaan dan apa persamaan. Mereka berdiskusi dengan berkelompok. Siswa laki-laki dibagi menjadi 2 kelompok
begitu juga dengan siswa perempuan dibagi menjadi 2 kelompok. Masing- masing perwakilan kelompok menjelaskan persamaan dan perbedaa dari 3
Reog yang ada di foto tersebut. Kelompok pertama diwakili oleh Majid, “menurut kami persamaannya adalah sama-sama dari Jawa Timur, dan sama-
sama Reog”, kelompok kedua diwakili oleh Aziz, “sama-sama ditarikan oleh banyak orang”. Kelompok perempuan pertama diwakili oleh Vida, “sama-
sama Reog dan dari Jawa Timur”, kelompok kedua yang diwakili oleh Devi
juga menjawab hal yang serupa. Perbedaan dari Reog ini masing-masing kelompok serentak menjawab kostum berbeda. Diskusi ini berjalan dengan
sangat baik, para siswa sangat tertarik untuk saling mengemukakan pendapat mereka dan menganalisi foto yang ditampilkan.
Peneliti mengamati kegiatan belajar yang mengasyikan ini, kemudian peneliti memberikan penguatan bahwa jawaban yang mereka utarakan semua
benar. Peneliti kemudian menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan sebagai tambahan informasi bagi mereka. Peneliti menjelaskan dengan
metode bercerita, bahwa persamaan dari ketiga foto di atas adalah sama-sama Reog. Reog memiliki arti pertunjukan dan ada juga yang mengartikan ayunan
diambil dari bahasa Jawa reag-reog, persamaan lainnya dari segi cerita adalah sama-sama menyimbolkan prajurit. Perbedaan yang terlihat secara tekstual
adalah kostum, properti yang digunakan, jumlah penari. Perbedaan secara kontekstual adalah isi cerita yang terkandung dalam masing-masing Reog di
Jawa Timur. Reog Ponorogo menceritakan tentang pertempuran Raja Klono Sewandono dari Kerajaan Bantar Angin melawan Singo Barong dari Kerajaan
Lodaya memperebutkan Dewi Songgolangit dari Kerajaan Kediri. Reog DhodhogKendang dari Tulungagung mengisahkan tentang penolakan
lamaran yang dilakukan oleh Putri Dewi Kilisuci terhadap seorang Raja Bugis. Reog Ponorogo dan Reog Tulungagung memiliki inspirasi kisah
legenda kerajaan di Nusantara, lain halnya dengan Reog Bulkiyo dari Blitar , memiliki inspirasi kisah yang diambil dari Serat Ambiyo, menceritakan
tentang pencarian Nabi Muhammad dengan bumbu peperangan oleh seorang
Ayu Ridho Saraswsati, 2016 PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME SISWA DI
MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL DOKO KABUPATEN BLITAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pangeran bernama Bulkiyo dengan pemimpin yang dikisahkan dari kaum yang membangkang, Karungkala. Ketiga pertunjukan ini memiliki latar
belakang yang berbeda namun jika ditarik sebuah kesimpulan, pertunjukan tersebut sama-sama menceritakan kisah yang heroik.
Setelah berdiskusi tentang keberagaman Reog di Jawa Timur, peneliti memulai diskusi tentang kesenian dari Blitar. Sebagian siswa pernah
mengetahui beberapa kesenian yang ada di Blitar seperti jaranan. Namun ketika peneliti bertanya tentang Reog Bulkiyo para siswa belum pernah ada
yang mengetahui kesenian ini. Maka peneliti menyajikan video Reog Bulkiyo yang akan diapresiasi bersama. Sebelum menayangkan video, peneliti
menyebarkan kuesioner tentang pendapat mereka tentang Reog Bulkiyo ini Siswa mengidentifikasi nilai-nilai patriotisme yang ada dalam Tari Reog
Bulkiyo. Salah satunya adalah keberanian yang telah mereka lakukan pada pertemuan ini yaitu berani menyampaikan pendapat tentang nilai-nilai
kepahlawanan yang ada dalam Reog Bulkiyo.
Kegiatan Penutup ± 15 menit
Setelah siswa selesai melihat video, siswa mengisi essay yang telah dibagikan. Pada pertemuan pertama ini dengan waktu efektif pembelajaran ±
50 menit, telah digunakan dengan baik untuk berinteraksi bersama siswa. Pukul 09.00 WIB adalah batas waktu untuk mata pelajaran seni budaya. Para
siswa mengemas alat tulis dan bersiap-siap kembali ke ruang kelas untuk mengikuti mata pelajaran berikutnya. Sebelum menutup kegiatan belajar hari
ini, para siswa mengumpulkan essay yang telah mereka isi. Peneliti mengucapkan terima kasih dan “sampai bertemu esok hari”, kemudian
ditutup dengan salam “Wassalamualaikum”.
Observasi
Pada pertemuan pertama ini siswa cenderung pasif namun mendengarkan. Siswa masih belum mengenal peneliti lebih dekat. Materi yang diberikan
peneliti pun tergolong baru bagi mereka. Penggunaan bahasa formal oleh peneliti pada pertemuan pertama untuk menjelaskan tujuan penelitian dan
apresiasi awal pada materi pembelajaran yang akan diberikan. Namun beberapa siswa mulai berani menyampaikan pendapat merak tentang video
Ayu Ridho Saraswsati, 2016 PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME SISWA DI
MADRASAH TSANAWIYAH SUNAN AMPEL DOKO KABUPATEN BLITAR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang ditayangkan.
Refleksi
Penggunaan bahasa yang formal oleh peneliti membuat suasana kelas menjadi kaku dan tidak nyaman. Maka pada pertemuan selanjutnya peneliti
akan menggunakan bahasa sehari-hari Jawa, agar keadaan kelas kondusif untuk melakukan proses kreatif bersama. Pertemuan selanjutnya siswa
diharapakan memiliki keberanian dalam berpendapat dan aktif dalam diskusi kelas.
Pembelajaran Terpetik
Pertemuan pertama ini membuat siswa berani menyampaikan pendapat mereka tentang materi yang diberikan. Peneliti menggunakan metode
bertanya kepada siswa karena dengan metode mengisi angket dengan pendapat mereka kurang efisien. Siswa cenderung mudah untuk berbicara dan
menyampaikan uneg-uneg mereka ketika peneliti memancing mereka dengan beberapa pertanyaan.
2. Pertemuan 2