T PSN 1402726 Chapter5

(1)

BAB V

PEMBELAJARAN TARI REOG BULKIYO UNTUK MENANAMKAN NILAI PATRIOTISME

Bab V ini merupakan implementasi pembelajaran nilai yang telah dikaji pada bab IV. Penelitian pendahulu melalui analisis etnkoreologi menghasilkan nilai-nilai pariotisme dalam Tari reog Bulkiyo. Pada bab ini nilai-nilai-nilai-nilai patriotisme yang telah teranalisis akan ditanamkan melalui pembelajaran Tari Reog Bulkiyo pada siswa kelas VIII yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Doko.

A. Implementasi pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Doko

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Sunan Ampel Doko. Penelitian ini tepat dilakukan di sekolah ini karena beberapa alasan yang terjadi dalam realita. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang berada di bawah naungan Departemen Agama. MTS Sunan Ampel Doko merupakan sekolah yang berlatar belakang religi. Namun, sekolah ini merupakan sekolah marginal karena

para siswa menjadikan sekolah ini sebagai ‘pilihan kedua’. Siswa yang belum

diterima di sekolah negeri baru akan menentukan pilihan mereka pada sekolah ini, sehingga sikap siswa di sekolah ini kurang mengindahkan peraturan yang ada. Siswa cenderung bertindak sesuka hati, contohnya adalah ketika siswa sering membolos sekolah tanpa ijin. Beberapa siswa yang drop out dari sekolah lamanya pun diterima di sekolah ini. Permasalahan siswa tersebut adalah suka tidak masuk sekolah dan pergi dari rumah tanpa ijin orang tua. Hal ini lah yang menjadikan sekolah ini menjadi sekolah yang tidak diprioritaskan. Namun, sebenarnya banyak hal-hal yang menakjubkan yang dapat dilakukan oleh mereka, para siswa di sekolah ini.

Pendidikan karakter yang tepat dapat menjadi landasan yang kuat bagi mereka mengembangkan kemampuan mereka dengan moral yang baik. Seperti yang ditulis oleh Thomas Lickona dalam bukunya Character Matters (2013, hlm. 3) bahwa anak-anak adalah 25 persen dari populasi masyarakat, namun 100


(2)

persen masa depan. Apabila kita ingin memperbarui masyarakat, kita harus membesarkan generasi anak-anak yang memiliki kultur moral kuat. Dan apabila kita ingin melakukannya, kita memiliki dua buah tanggung jawab: pertama, memodelkan karakter yang baik dalam kehidupan kita sendiri, dan kedua, dengan memajukan pengembangan karakter dalam diri para pemuda kita.

Maka diperlukanlah penanaman nilai-nilai sebagai bentuk pendidikan

karakter di MTS Sunan Ampel sebagai tempat ‘penghasil’ generasi muda pembangun bangsa. Penanaman nilai harus menggunakan sebuah metode yang tepat pada anak usia sekolah menengah pertama. Penerapan kurikulum sekolah menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran. Kurikulum di MTS Sunan Ampel menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pengajaran (KTSP) dimana dalam kurikulum ini seni terdiri dari apresiasi, kreasi dan ekspresi. Seperti pernyataan yang ditulis oleh Sri Ambarwangi dan Suharto (2014, hlm. 37) The standard of competence in art music and dance has already accomodated arts as a part of an aesthetic learning which includes artistic appreciations, creatios, and expressions. Namun siswa masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang mengekslpore mereka dalam mengemukakan ide maupun kreativitas, khususnya pada bidang seni. Mata pelajaran seni budaya di MTS Sunan Ampel diberikan kepada siswa kelas 7,8 dan 9. Guru seni budaya di MTS Sunan Ampel Doko merupakan sarjana pendidikan dengan konsentrasi program studi pendidikan Bahasa Indonesia. Bercemin pada keadaan lapangan seperti itu metode pembelajaran melalui kesenian daerah dapat menjadi satu pilihan untuk menanamkan nilai di sekolah.

Penanaman nilai patriotisme yang penting untuk menyiapkan siswa sebagai pembangun bangsa dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kreatif dengan Tari Reog Bulkiyo sebagai media kreasi. Adapun seni tari ini seyogyanya dipelajari, dan selanjutnya terus-menerus dipraktekan menurut Clara Brakel-Papenhuyzen (hlm.276), agar supaya gerak-gerik tubuh manjadi luwes dan terampil. Belajar tari baik dan berguna, oleh karena:

1. Merupakan latihan jasmani yang menyebabkan orang menjadi sehat, 2. Merupakan latihan keterampilan yang menyebabkan gerak-gerik menjadi


(3)

3. Latihan jiwa untuk membangun keberanian serta sifat-sifat baik lainnya. Tahapan penanaman nilai-nilai patriotisme terlihat dalam proses kreatif yang siswa lakukan selama kurang lebih satu bulan pembelajaran. Nilai-nilai yang telah ditanamkan kepada siswa kelas VIII MTS Sunan Ampel Doko adalah:

1. Keberanian, kekuatan emosional yang meliputi penggunaan kehendak untuk mencapai tujuan-tujuan yang berhadapan dengan tantangan baik eksternal maupun internal, contohnya keberanian melawan bahaya, keteguhan hati, kejujuran.

2. Keadilan, daya-daya kekuatan sipil yang mendasari komunitas-komunitas masyarakat yang sehat, contohnya sportivitas, kepemimpinan.

3. Kemanusiaan, daya-daya kekuatan interpersonal yang meliputi rasa cinta dan persahabatan.

4. Kesetiaan dalam arti memiliki rasa setia kawan dan saling membantu serta bekerja sama dengan baik dalam kelompok.

5. Kerja keras dan bela negara, merupakan salah satu indikator yang muncul dalam pendidikan karakter dalam mata pelajaran Kewarganegaraan dalam KTSP. Cinta tanah air dan berjuang sekeras mungkin untuk mempertahankan yang patut menjadi miliki kita, contohnya kemerdekaan dalam hal apapun. Nilai-nilai di atas adalah nilai yang sesuai untuk ditanamkan pada anak usia remaja. Para siswa memerlukan karakter untuk membuat mereka menjadi lebih baik. Para siswa memerlukan kekuatan dalam karakter yang tertanam dengna nilai-nilai patriotisme didalamnya seperti etos kerja yang kuat (kerja keras), disiplin diri, dan ketekunan sebagai bentuk perjuangan mereka untuk sukses di sekolah dan di kehidupannya. Mereka memerlukan kekuatan karakter seperti rasa hormat, cinta, persahabatan dan tanggung jawab untuk memiliki hubungan dan kehidupan antarpribadi yang positif dalam masyarakat.

1. Pelaksanaan Pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di MTS Sunan Ampel Doko

Penerapan proses pembelajaran seni tari diberikan secara intensif selama 1 bulan di kelas VIII. Mata pelajaran seni budaya dilaksanakan setiap hari senin pukul 07.30-09.00 WIB. Kegiatan para siswa setiap senin pagi adalah apel pagi


(4)

kemudian sholat Duha bersama, setelah itu para siswa masuk kelas dan memulai kegiatan belajar. Berikut ini adalah syntax kegiatan pembelajaran Tari Reog Bulkiyo di kelas 8 MTS Sunan Ampel Doko,

Bagan 5.1 Syntax Pembelajaran siklus 1

Tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme

Bagan 5.2 Syntax Pembelajaran siklus 2 Tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme Siklus 1

Pertemuan 1 Menanamkan nilai keberanian

Pertemuan 2 Menanamkan nilai kesetiaan

Siklus 2

Pertemuan 1 Menanamkan nilai keberanian

Pertemuan 2 Menanamkan nilai kesetiaan

Pertemuan 3 Menanamkan nila i kerja keras

pertemuan 4 Menanamkan nilai kerja keras


(5)

Siklus 3

Bagan 5.3 Syntax Pembelajaran Siklus 3

Tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme di MTS Sunan Ampel Doko

Berikut ini adalah siklus dan pertemuan yang dilakukan pada proses pembelajaran di sekolah,

Bagan 5.4 Spiral siklus pembelajaran

a. Siklus 1

Pertemuan pada siklus 1 dilakukan dalam 2 kali tatap muka. Pertemuan pertama pada siklus 1 adalah perkenalan awal dengan peneliti dan materi yang akan diberikan oleh peneliti dalam 1 bulan pertemuan pada mata pelajaran seni budaya (Tari). Peneliti menyesuaikan silabus dan RPP yang digunakan oleh guru sebelumnya, kemudian dikembangkan sehingga materi yang akan diberikan oleh peneliti diterima dengan baik oleh para siswa.

Siklus 3

Pertemuan 1

Menanamkan nilai keberanian

Menanamkan nilai kesetiaan

Pertemuan 2 Menanamkan nilai kerja keras

Pertemuan 3

Menanamkan nila i keadilan

Menanamkan nilai kemanusiaan

Siklus 1 Siklus 2

2 1

4 3 2 1 3 2 1


(6)

1. Pertemuan 1

Pertemuan 1, hari senin 1 februari 2016, siswa kelas 8 melakukan pembelajaran pada pukul 07.40 WIB setelah mereka melakukan kegiatan rutin

awal bulan, yakni sholat Duha berjama’ah dan upacara bendera. Siswa kelas 8

yang terdiri dari 24 siswa, 9 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki melakukan kegiatan belajar di Lab. TI. Pemilihan tempat ini sangat membantu proses belajar karena di pertemuan pertama ini peneliti menggunakan power point dan ingin lebih dekat berdiskusi bersama dengan mereka.

Foto 5.1 kelompok siswa perempuan di sisi kiri dan kelompok siswa laki-laki di sisi kanan melakukan pembelajaran di Lab. TI (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Perkenalan adalah tahap awal yang peneliti lakukan. Peneliti memperkenalkan nama, asal perguruan tinggi dan alasan peneliti berada di sekolah ini, yakni untuk mengadakan pembelajaran tari tradisi daerah Blitar, Reog Bulkiyo. Peneliti juga memperkenalkan materi yang akan menjadi media penanaman nilai patriotisme. Peneliti mengabsen nama siswa satu per satu yang merupakan bagian dari apersepsi kegiatan belajar, selain itu, untuk lebih mengenal para siswa sehingga kegiatan belajar yang santai dan terarah dapat dilakukan.

Kegiatan Awal (± 15 menit)

Peneliti mengucapkan salam “Assalamualaikum” kepada para siswa,

kemudian siswa membalas dengan pelan, siswa tampak heran karena belum mengenal peneliti. Salam diulang kembali oleh peneliti dengan lebih semangat.

Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri di hadapan para siswa. Peneliti memperkenalkan nama, alamat rumah, asal perguruan tinggi dan tujuan peneliti datang ke MTS Sunan Ampel untuk mengadakan penelitian tentang pembelajaran Tari Reog Bulkiyo sebagai salah satu tarian khas Blitar yang


(7)

memiliki nilai-nilai patriotisme.

Kegiatan Inti (± 50 menit)

Setelah tahap perkenalan, peneliti mulai untuk mempresentasikan dalam bentuk power point sebagai bentuk stimulus awal tentang seni tari tradisi daerah. Sebelum slide pertama disajikan, peneliti membagikan essay yang berisikan pendapat siswa tari yang akan diperkenalkan kepada mereka melalui video.

Materi awal adalah tentang apa itu seni tari, bagaimana pengertian seni tari menurut siswa, apa saja jenis tari, bagaimana bentuk penyajian tari, fungsi tari dan apa yang dapat kita analisis dari sebuah pertunjukan tari, makna nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo. Beberapa siswa mengangkat tangan dan mencoba mengemukakan pendapat mereka,

Nama siswa Pendapat

Majid Fungsi tari adalah untuk hiburam

Deni Tari adalah pertunjukan yang ada musik iringannya dan ada yang menarikan (penari) Vida Fungsi tari adalah hiburan, mrupakan sebuah

pertunjukan, tata panggung

Ulum Dalam tari kita dapat melihat kostum

Ranelsa Aksesoris

Bima Tata rias

Sahla Lampu, penonton

Widi Gerakan, suasana

Afif Karakter

Lio Jenis

Diskusi singkat yang santai berlangsung dengan lancar, para siswa berpendapat sehingga dapat memancing pendapat teman yang lain. Setelah para siswa mendapatkan gambaran umum tentang tari, peneliti menyuguhkan slide kedua tentang tujuan penelitian, bahwa seni dapat membangun karakter bangsa. Kemudian, varian Reog di Jawa Timur berada pada slide ketiga, peneliti menunjukan foto Reog yang ada di Jawa Timur, yaitu Reog yang berada di Ponorogo, Tulungagung, dan Blitar.


(8)

Gambar pertunjukan Reog Ponorogo

(Sumber: Dokumentasi pribadi, Andreas Orienda, 2010)

Gambar pertunjukan Reog Dhodhog Tulungagung (Sumber: Dokumentasi pribadi, Reka Ayu Pamindhita, 2011)

Gambar pertunjukan Reog Bulkiyo (Sumber: Dokumentasi pribadi, 2011)


(9)

Para siswa menganalisis apa perbedaan dan apa persamaan. Mereka berdiskusi dengan berkelompok. Siswa laki-laki dibagi menjadi 2 kelompok begitu juga dengan siswa perempuan dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok menjelaskan persamaan dan perbedaa dari 3 Reog yang ada di foto tersebut. Kelompok pertama diwakili oleh Majid,

“menurut kami persamaannya adalah sama-sama dari Jawa Timur, dan

sama-sama Reog”, kelompok kedua diwakili oleh Aziz, “sama-sama-sama ditarikan oleh

banyak orang”. Kelompok perempuan pertama diwakili oleh Vida, “sama

-sama Reog dan dari Jawa Timur”, kelompok kedua yang diwakili oleh Devi

juga menjawab hal yang serupa. Perbedaan dari Reog ini masing-masing kelompok serentak menjawab kostum berbeda. Diskusi ini berjalan dengan sangat baik, para siswa sangat tertarik untuk saling mengemukakan pendapat mereka dan menganalisi foto yang ditampilkan.

Peneliti mengamati kegiatan belajar yang mengasyikan ini, kemudian peneliti memberikan penguatan bahwa jawaban yang mereka utarakan semua benar. Peneliti kemudian menjelaskan tentang persamaan dan perbedaan sebagai tambahan informasi bagi mereka. Peneliti menjelaskan dengan metode bercerita, bahwa persamaan dari ketiga foto di atas adalah sama-sama Reog. Reog memiliki arti pertunjukan dan ada juga yang mengartikan ayunan diambil dari bahasa Jawa reag-reog, persamaan lainnya dari segi cerita adalah sama-sama menyimbolkan prajurit. Perbedaan yang terlihat secara tekstual adalah kostum, properti yang digunakan, jumlah penari. Perbedaan secara kontekstual adalah isi cerita yang terkandung dalam masing-masing Reog di Jawa Timur. Reog Ponorogo menceritakan tentang pertempuran Raja Klono Sewandono dari Kerajaan Bantar Angin melawan Singo Barong dari Kerajaan Lodaya memperebutkan Dewi Songgolangit dari Kerajaan Kediri. Reog Dhodhog/Kendang dari Tulungagung mengisahkan tentang penolakan lamaran yang dilakukan oleh Putri Dewi Kilisuci terhadap seorang Raja Bugis. Reog Ponorogo dan Reog Tulungagung memiliki inspirasi kisah legenda kerajaan di Nusantara, lain halnya dengan Reog Bulkiyo dari Blitar , memiliki inspirasi kisah yang diambil dari Serat Ambiyo, menceritakan tentang pencarian Nabi Muhammad dengan bumbu peperangan oleh seorang


(10)

pangeran bernama Bulkiyo dengan pemimpin yang dikisahkan dari kaum yang membangkang, Karungkala. Ketiga pertunjukan ini memiliki latar belakang yang berbeda namun jika ditarik sebuah kesimpulan, pertunjukan tersebut sama-sama menceritakan kisah yang heroik.

Setelah berdiskusi tentang keberagaman Reog di Jawa Timur, peneliti memulai diskusi tentang kesenian dari Blitar. Sebagian siswa pernah mengetahui beberapa kesenian yang ada di Blitar seperti jaranan. Namun ketika peneliti bertanya tentang Reog Bulkiyo para siswa belum pernah ada yang mengetahui kesenian ini. Maka peneliti menyajikan video Reog Bulkiyo yang akan diapresiasi bersama. Sebelum menayangkan video, peneliti menyebarkan kuesioner tentang pendapat mereka tentang Reog Bulkiyo ini

Siswa mengidentifikasi nilai-nilai patriotisme yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo. Salah satunya adalah keberanian yang telah mereka lakukan pada pertemuan ini yaitu berani menyampaikan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam Reog Bulkiyo.

Kegiatan Penutup (± 15 menit)

Setelah siswa selesai melihat video, siswa mengisi essay yang telah dibagikan. Pada pertemuan pertama ini dengan waktu efektif pembelajaran ± 50 menit, telah digunakan dengan baik untuk berinteraksi bersama siswa. Pukul 09.00 WIB adalah batas waktu untuk mata pelajaran seni budaya. Para siswa mengemas alat tulis dan bersiap-siap kembali ke ruang kelas untuk mengikuti mata pelajaran berikutnya. Sebelum menutup kegiatan belajar hari ini, para siswa mengumpulkan essay yang telah mereka isi. Peneliti

mengucapkan terima kasih dan “sampai bertemu esok hari”, kemudian

ditutup dengan salam “Wassalamualaikum”.  Observasi

Pada pertemuan pertama ini siswa cenderung pasif namun mendengarkan. Siswa masih belum mengenal peneliti lebih dekat. Materi yang diberikan peneliti pun tergolong baru bagi mereka. Penggunaan bahasa formal oleh peneliti pada pertemuan pertama untuk menjelaskan tujuan penelitian dan apresiasi awal pada materi pembelajaran yang akan diberikan. Namun beberapa siswa mulai berani menyampaikan pendapat merak tentang video


(11)

yang ditayangkan.

Refleksi

Penggunaan bahasa yang formal oleh peneliti membuat suasana kelas menjadi kaku dan tidak nyaman. Maka pada pertemuan selanjutnya peneliti akan menggunakan bahasa sehari-hari (Jawa), agar keadaan kelas kondusif untuk melakukan proses kreatif bersama. Pertemuan selanjutnya siswa diharapakan memiliki keberanian dalam berpendapat dan aktif dalam diskusi kelas.

Pembelajaran Terpetik

Pertemuan pertama ini membuat siswa berani menyampaikan pendapat mereka tentang materi yang diberikan. Peneliti menggunakan metode bertanya kepada siswa karena dengan metode mengisi angket dengan pendapat mereka kurang efisien. Siswa cenderung mudah untuk berbicara dan menyampaikan uneg-uneg mereka ketika peneliti memancing mereka dengan beberapa pertanyaan.

2. Pertemuan 2

Pertemuan 2, hari selasa, 2 Februari 2016 pukul 13.30-15.30 WIB. Bertempat di perpustakaan sekolah. Hari ini bertepatan juga dengan kegiatan rutin para siswa yaitu OVM (Olah Vokal Madrasah), pada kegiatan ini para siswa diwadahi untuk berkreasi mengembangkan bakat dan minat yang mereka miliki, menyanyi, menari, bermain musik hingga bermain drama. Peneliti beserta siswa-siswi kelas 8 melakukan diskusi kembali meneruskan materi pada hari senin. Kegiatan kami hari ini adalah membahas tentang kuesioner yang telah mereka isi.

Kegiatan Awal (±30 menit)

Sebelum memulai kegiatan siang ini, para siswa sholat Dhuhur berjamaah, kemudian beberapa siswa makan siang dengan bekal yan telah mereka siapkan dari rumah. Setelah kegiatan tersebut selesai, siswa dan peneliti memasuki ruang perpustakaan bersama. Perpustakaan memiliki ukuran ruang yang lebih luas daripada Lab. TI, sehingga memudahkan peneliti dan siswa untuk praktik menari. Kegiatan awal dibuka dengan salam, kemudian dengan kondisi yang santai kami memulai diskusi, dengan duduk bersama-sama di


(12)

karpet. Peneliti menayangkan kembali video Tari Reog Bulkiyo, kemudian setelah video selesai ditayangkan peneliti bertanya kepada siswa tentang pendapat mereka. Beberapa siswa menyampaikan pendapat mereka tentang tari ini, ada yang mengatakan bahwa tari ini memiliki durasi yang sangat lama, siswa lain menambahkan tari ini menggunakan properti yang kurang pas untuk anak-anak, yaitu pedang (asli).

Kegiatan Inti (± 75 menit)

Pertemuan kali ini peneliti menjelaskan juga tentang nilai-nilai yang terdapat dalam Reog Bulkiyo. Nilai patriotisme terkandung dalam tari ini karena memiliki inspirasi kisah tentang perjuangan pada jaman kenabian, dan tari ini merupakan media latihan perang. Patriotisme adalah paham kecintaan terhadap tanah air, membela tanah air (Kamus Populer Ilmiah Lengkap, hlm. 473).

Pada pertemuan ini siswa mengidentifikasi nilai kesetiaan sebagai salah satu indikator dari nilai petriotisme. Presentasi tentang patriotisme ini, peneliti mengambil contoh tentang perang yang terjadi saat ini di Indonesia. Perang suku, perang antar pelajar, perang antar prajurit pembela negara, bahkan perang status di social media yang marak terjadi bahkan oleh para pelajar usia remaja. Pendekatan dengan isu-isu terkini seperti itu dapat lebih dipahami oleh para siswa. Disajikan dengan gambar-gambar pendukung yang menarik dan animasi yang menyenangkan membuat siswa tertarik untuk menyimak. Setelah melakukan presentasi dan diskusi singkat, peneliti

mencoba “meminta bantuan” (dengan bahasa “meminta bantuan” para siswa

lebih merasa proaktif karena apa yang mereka lakukan sangat dibutuhkan) untuk berkreasi untuk mengkreasikan Reog Bulkiyo supaya tari ini dapat dengan mudah mereka pahami dan pelajari. Kelompok terbagi menjadi 2, kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Awal mulanya peneliti mencoba untuk melihat progress dari proses yang siswa lakukan, apakah siswa laki-laki atau siswa perempuan yang memiliki semangat untuk berlatih menari. Setelah kelompok terbentuk, kelompok perempuan melakukan proses eksplorasi di area teras perpustakaan, sedangkan kelompok laki-laki melakukan eksplorasi di perpustakaan.


(13)

Siswa perempuan sangat bersemangat dalam proses eksplorasi gerak pertama ini, mereka terlibat diskusi kelompok yang mengasyikan, mereka membuat pola lantai terlebih dahulu, setelah pola lantai terbentuk mereka melanjutkan mencari gerak-gerak tari. Diskusi, eksplorasi, kemudian mereka berkonsultasi. Lain halnya dengan siswa perempuan, siswa laki-laki membutuhkan lebih banyak bimbingan, namun hal itu tidak menyurutkan sikap kretaif mereka dalam mencipta gerak. Ulum, seorang siswa di kelas 8, adalah penari jaranan, Ulum memberikan rangsangan kepada teman-teman lainnya untuk mencipta gerak. Maka, gerakan yang diciptakan siswa laki-laki banyak tersinspirasi gerak-gerak jaranan. Siswa laki-laki melakukan proses dengan santai terkadang kurang terlalu serius, hal ini tidak menjadi masalah, peneliti selalu mendampingi dan metode yang diberikan memang berbeda pada setiap kelompok, dengan proses yang santai, siswa laki-laki lebih nyaman dan asyik dalam bergerak. Saat proses berlangsung ada hal yang menarik terjadi.

Ketika para siswa sedang berlatih dan mencari gerak, peneliti bercerita tentang kisah pejuangan, yang terjadi semasa peneliti bersekolah, percakapan ini menggunakan bahasa Jawa sehari-hari (Ngoko) dan Kromo Inggil (halus), Peneliti : “omahmu endi to cah? Opo adoh soko sekolahan?”

(Rumah kalian dimana anak-anak? Apakah jauh dari sekolah) Siswa secara bergantian menjawab,

Afif : “tebih bu, kulo griyone Mbebekan, wonten sing griyone Ngadirejo, Slumpang, Banaran”

(Jauh Bu, rumah saya Desa Mbebekan, teman-teman lainnya ada yang beralamat di Desa Ngadirejo, Desa Slumpang, Desa Banaran)

Peneliti : “beh kok ndeso men hahaha...ngono kuei berarti kowe kan tenanan to cah lek mu sekolah. Aku mbiyen ket SMP sekolahku adoh cah, budhal isuk jam setengah 5 nyegat kol neng ngarep omah, trus mudhun wlingi nyegat bis sing neng mblitar. Teko mblitar mudhun herlingga numpak sepedhah onthel sing dititipne neng sanding halte, kuwi kelas siji, pas we kelas loro, bar numpak bis aku mudhun LPC numpak angkot meneh mudhun patung Bung Karno, trus mlaku sekitar sak kiloan lah neng sekolah”


(14)

(Wah...jauh juga ya, berarti kalian harus bersungguh-sungguh dalam sekolah. Sekolah saya dulu juga jauh dari rumah. Ketika SMP saya harus berangkat pukul setengah 5 pagi dengan angkot dari depan rumah menuju kecamatan Wlingi, kemudia saya naik bus menuju Kota Blitar, setelah turun dari bus saya naik angkot lagi, kemudian berjalan kaki kurang lebih 1 km menuju sekolah)

Majid : “mosok bu?? Kok tebihmen njenengan sekolah??” (Apakah itu benar Bu? Jauh sekali Ibu sekolah?)

Widi : “kuwi lho cah rungokno, Bu Ayu lek sekolah ae adoh dilakoni, lha kowe lek ra ditukokne motor ra gelem sekolah, sekolah ki perjuangan lho”

(dengarkan teman, Bu Ayu bersekolah jauh dari rumah, kalian kalau tidak dibelikan sepeda motor tidak berangkat sekolah, sekolah itu perjuangan lho) Mendengar percakapan antara Widi dan teman-temannya membuat peneliti merasa sedikit banyak proses yang telah dilakukan selama 2 hari membawa perubahan pola pikir terhadap siswa tentang apa arti perjuangan.

Sekitar 30 menit mereka berproses menggali gerak, maka para siswa perempuan masuk kembali ke dalam perpustakaan bergabung dengan siswa laki-laki. Mereka ingin mempresntasikan gerakan yang mereka eksplore , siswa perempuan dipimpin oleh Wasil, terdapat 9 siswa perempuan yang hadir siang itu dari jumlah siswa perempuan di kelas 8, 13 siswa, mereka sangat aktif dan bersemangat, Ranelsa, Vida, Sahla, Atul, Putri, Devi, Lutfi dan Puji. Mereka menunjukkan pola lanyai dan gerak serta rancangan mereka cara memainkan properti. Siswa laki-laki dengan malu-malu menampilkan hasil dari proses mereka hari ini.

Siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo dan mengimplementasikannya dalam pertemuan kali ini yaitu nilai kesetiaan. Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok dan saling membantu untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan dari tari Reog Bulkiyo.

Kegiatan Penutup (± 15 menit)


(15)

Walaupun singkat dan kegiatanh ini merupak lanjutan dari presentasi yang dilakukan hari senin dan hari selasa, namun dapat menjadi langkah awal mereka untuk membuat sebuah tari kreasi baru dengan metode kreatif yang mereka lakukan.

Kegiatan ini ditutup dengan bacaan doa Al-Asr dan salam

“Wassalamualaikum”.

Observasi

Pada pertemuan kedua siswa sudah lebih aktif dalam bertanya dan berdiskusi. Pemaparan yang diberikan oleh peneliti direspon dengan baik oleh para siswa. Suasana pembelajaran yang santai membuat mereka lebih nyaman

dan mulai “meramaikan” kelas. Pada pertemuan ini siswa sudah lebih aktif

dan berani menyampaikan pendapat. Rasa tanggung jawab mereka terhadap kewajiban belajar pun terlihat dari percakapan dan cara mereka menanggapi sebuah permasalahan. Rasa kesetiakawanan dan jiwa pemimpin sudah mulai terlihat pada diri beberapa siswa. Kerja sama yang baik telah tercapai pada pertemuan kedua ini.

Refleksi

Peneliti menggunakan bahasa Jawa ngoko dalam pertemuan kali ini. hal ini membuat siswa lebih interaktif dan merasa lebih dekat dengan peneliti sehingga proses kreatif akan lebih siap untuk dilakukan. melalui kegiatan ini peneliti mendapat kesimpulan bahwa kearifan lokal melalui bahasa daerah merupakan media yang tepat untuk berkomunikasi dengan baik. Pertemuan selanjutnya diharapkan siswa lebih menunjukkan sikap kerja keras mereka dan menjalin kekompakan kelompok.

Pembelajaran Terpetik

Pembelajaran terpetik hari ini adalah pendapat para siswa tentang perjuangan setelah peneliti berserita tentang pengalaman hidupnya. Menurut Widi yang berkata kepada teman-temannya bahwa perjuangan adalah ketika kita bersekolah dengan jarak sekolah yang cukup jauh tanpa fasilitas seperti sepeda motor. Karena masih banyak dari mereka yang sebelumnya tidak masuk sekolah karena tidak terpenuhinya fasilitas yang mereka minta. Kesetiaan yang mereka lakukan dengan cara bekerja sama dengan baik dan


(16)

saling membantu juga mengingatkan kepada teman merupakan nilai yang terlihat pada pertemuan hari ini.

Berikut ini proses dan karakter yang telah tertanam dalam diri siswa pada siklus 1,

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN

GURU KEGIATAN SISWA

KARAKTER YANG MUNCUL PADA

SISWA

Kegiatan Awal a. Memberikan

salam kepada siswa, melakukan kegiatan berdoa sebelum memulai pelajaran dan presensi kehadiran siswa. b. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini. c. Membagi kelompok untuk berdiskusi tentang pembahasan materi. d. Menayangkan pertunjukan tari daerah setempat melalui media yang ada.

a. Siswa melakukan doa dan memberikan respon terhadap salam dan presensi dari guru.

b. Siswa memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru.

c. Siswa menaati pembagian kelompok yang telah dilakukan.

d. Siswa menganalisis tayangan dengan seksama dan penuh perhatian.

- Perhatian - Tenang

- Perhatian - Cermat

- Kerja sama - Tanggung jawab - Menghargai - Teliti - Cermat Kegiatan

Inti Eksplorasi

a. Mengikutsertaka n siswa untuk menggali informasi tentang pengertian tari daerah setempat b. Mengajak siswa

untuk memanfaatkan aneka sumber belajar untuk memperoleh pengetahuan tentang bentuk penyajian tari

a. Siswa menggali informasi secara kelompok.

b. Siswa memanfaatkan aneka sumber belajar untuk memperoleh pengetahuan tentang bentuk penyajian tari

- Kreatif - Cermat - Kerja sama


(17)

Elaborasi a. Memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi bentuk penyajian tari Reog b. Memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi pertunjukan tari Reog di Jawa Timur c. Memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi nilai-nilai patriotisme berupa keberanian dan kesetiaanTari Reog Bulkiyo dari Blitar

a. Siswa mengidentifikasi jenis tari secara Kelompok.

b. Siswa menganalisis nilai keberanian dan kesetiaan sebagai indikator nilai patriotisme tari Reog secara kelompok.

c. Siswa mengidentifikasi gerak dan pola lantai yang mengandung nilai

keberanian dan kesetiaan tari Reog Bulkiyo secara kelompok. - Teliti - Cermat - Tanggung jawab - Menghargai pendapat - Kerja sama - Kerja sama - Menghargai pendapat - Cermat - Teliti Konfirmai a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil identifikasi bentuk penyajian tari Reog b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil identifikasi nilai keberanian dan kesetiaan tari Reog Bulkiyo c. Menegaskan unsur-unsur tari Reog Bulkiyo

a. Secara individu

mengkomunikasikan hasil kelompok kepada siswa lain.

b. Siswa menyampaikan hasil diskusi analisis mereka tentang nilai-nilai keberanian dan kesetiaan pada tari daerah setempat yaitu Reog Bulkiyo.

c. Siswa memperhatikan penegasan guru tentang tugas yang telah mereka lakukan sebagai bahan referensi. - Komunikasi - Disiplin - Berani - Teliti - Menghargai pendapat - Kerja sama - Berani

- Perhatian - Tanggung

jawab - Tekun


(18)

Kegiatan Akhir a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi selama kegiatan belajar berlangsung b. Bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan belajar. c. Bersama siswa

menyimpulkan nilai patriotisme yaitu keberanian dan kesetiaan.

a. Siswa mengungkapkan kendala yang mereka alami selama proses belajar.

b. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar. c. Siswa bersama guru

menyimpulkan nilai-nilai patriotisme berupa keberanian dan kesetiaan Tari Reog Bulkiyo.

- Jujur

- Kerja sama - Cermat

Tabel 5.1 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 1

Lembar Observasi dari siklus 1,

Waktu Observasi Komentar Pengamat

Pertemuan 1 Siswa memperhatikan dengan seksama presentasi dari peneliti yang notabennenya asing bagi mereka. Siswa pun

mengapresiasi tayangan-tayangan yang disajikan sebagai materi pembelajaran pertemuan ini. Siswa mengankat tangan ketika peneliti memberikan pertanyaan mengenai video yang mereka saksikan.

Pada pertemuan pertama ini siswa mampu mengapresiasi nilai-nilai yang terdapat pada Tari Reog Bulkiyo yang disajikan dalam bentuk video. Beberapa siswa berani mengemukakan pendapat tentang unsur-unsur nilai dan bentuk penyajian yang ada pada tarian tersebut. Siswa mengemukakan bahwa mereka melihat adanya perjuangan prajurit yang sedang berperang membela negara dari kisah Reog Bulkiyo dan gerakan yang ditarikan oleh para penari. Siswa berani mengemukakan pendapat mereka dari hasil kerja sama dengan kelompok mereka dengan membahas nilai-nilai yang terkandung dalam tari tersebut.

Pertemuan 2 Pada pertemuan kedua ini siswa bertanya tentang apa arti patriotisme bagi mereka. Peneliti mempresentasikan perang yang terjadi pada zaman sekarang. Mulai dari perang suku, perang antar pelajar, hingga perang status dalam

social media yang lekat dalam kehidupan anak remaja. Peneliti memberikan

kisah-Beberapa siswa berpendapat tentang arti perjuangan. Seorang siswa bernama Widi bahkan dapat menjelaskan arti perjuangan bagi dia. Bahwa bersekolah adalah sebuah perjuangan, minimnya fasilitas yang ada bukan hambatan untuk bersekolah dan mengenyam pendidikan.


(19)

kisah nyata dalam perjuangan hidup peneliti. Setelah itu peneliti melakukan praktik bersama dengan para siswa dan menjelaskan gerak-gerak serta makna gerak dari Tari Reog Bulkiyo.

Tabel 5.2 Lembar observasi siklus 1 adaptasi Mertler

Lembar Evaluasi siswa pada siklus 1,

No. Nama Siswa Keberanian Kesetiaan

C B SB C B SB

1. Abdul Azis V V

2. Ahmad Aldi Majid V V

3. Anwar Syafii V V

4. Bima Aditya A. V V

5. Deni Prayogo V V

6. Hanifatur Rofida Y. V V

7. Irfan Firdaus V V

8. Lio Tristanto V V

9. Lutfiana V V

10. M. Widy Syahputra V V

11. M. Afif Afandi V V

12. M. Gilang Syahputra V V

13. Puji Rahayu V V

14. Ranelsa Putri V V

15. Riki Dian Disko V V

16. Sahla Ambaani V V

17. Stanly Roy Saputro V V

18. Syaniatul Hanim V V

19. Wasil Rofi’ah V V

20. Jefra Arya Pratama V V

21. Putri azizah V V

22. M. M. Ulum V V

23. Devi Afriani V V

24. Rangga Yulistianto V V

Tabel 5.3 Lembar evaluasi siswa siklus 1

Indikator : 1. Keberanian:

- Siswa berani mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam kisah Tari Reog Bulkiyo.

- Siswa berani menentukan pilihan atas keyakinan mereka. 2. Kesetiaan:

- Siswa bekerja sama untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo

Pedoman skor rubrik penilaian sikap siswa:

Rubrik Keterangan

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten


(20)

menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

Baik menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Sangat Baik Tabel 5.4 Pedoman skor rubrik sikap siswa

Pada siklus 1 pertemuan pertama didapatkan nilai sikap keberanian dan kesetiaan melalui pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa.

Terdapat 5 siswa dengan nilai “cukup” pada indikator sikap keberanian. Mereka

memiliki nilai “cukup” karena mereka telah menunjukan kesungguhan mereka dalam mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang ada dalam tari Reog Bulkiyo setelah proses presentasi peneliti dan apresiasi video, namun belum ajeg dalam keaktifan kelas. Selanjutnya terdapat 18 siswa yang melakukan

dengan “baik” sikap keberanian aktif dalam menyatakan pendapat mereka tentang nilai-nilai kepahlawanan dan berani mengambil keputusan dalam mengemukakan nilai-nilai dalam tarian yang baru mereka kenal dan pelajari, dan 1 siswa dengan

nilai “sangat baik” pada indikator sikap keberanian, siswa ini mampu menegmukakan pendapat tentang nilai kepahlawanan dengan aktif dan berlanjut dalam pertemuan pertama, siswa rajin bertanya dan mengemukakan pendapat tentang nilai dari Tari Reog Bulkiyo.

Pada pertemuan kedua didapatkan nilai sikap kesetiaan dengan jumlah 3

siswa mendapatkan nilai “cukup” dan 21 siswa mendapatkan nilai “baik” pada

indikator kesetiaan. Pada indikator ini siswa melakukan kerja sama dalam mengeidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan seperti nilai keberanian dan kesetiaan dalam tari. Siswa dapat bekerja sama dengan baik dan dalam proses mempraktekan gerakan yang menurut mereka memiliki nilai keberanian dan kesetiaan.

b. Siklus 2

Siklus kedua ini merupakan tahap lanjutan dari siklus satu. Pada siklus satu siswa mengenal tujuan dan materi penelitian. Pada siklus kedua siswa lebih melakukan pemahaman tentang materi untuk menanamkan nilai patriotisme yaitu nilai-nilai yang terdapat dalam tari Reog Bulkiyo.

1. Pertemuan 1


(21)

pukul 13.00 – 15.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan di Mushola sekolah, mushola sekolah merupakan aula kelas yang sering digunakan siswa-siswi berkegiatan karena ukurannya yang cukup luas. Pada pertemuan kali ini tahap eksplorasi dimulai, setelah dua pertemuan awal melakukan apresiasi terhadap kesenian dan tujuan pembelajaran seni tari pada awal semester genap.

Kegiatan Awal (± 15 menit)

Peneliti mengucapkan salam kepada siswa, kemudian sembari menunggu beberapa siswa yang sedang makan siang, peneliti memberikan apersepsi tentang pembelajaran minggu sebelumnya. Para siswa masih mengingat tentang tugas yang diberikan yaitu eksplorasi gerak awal untuk proses membuat karya tari selanjutnya.

Kegiatan Inti (± 90 menit)

Kelompok yang sudah terbagi menjadi dua yaitu kelompok perempuan dan kelompok laki-laki memulai eksplorasi gerak, dengan diskusi yang serius masing-masing kelompok membuat gerak yang menurut mereka sesuai dengan cerita dari Reog Bulkiyo. Kelompok perempuan yang terdiri dari 9 siswa perempuan membuat gerakan dengan rangsang gerak asli dari Reog Bulkiyo, mereka mengembangkan gerakan Reog Bulkiyo yang bagi mereka kurang menarik dan sulit untuk dilakukan. Seperti gerak langkah awal dibuat menjadi 2x, kelompok perempuan cenderung membentuk pola lantai terlebih dahulu kemudian gerak.

Kelompok laki-laki membuat gerakan dengan rangsang dari gerak jaranan, salah satu siswa laki-laki yang bernama Ulum aktif mengikuti kesenian jaranan, sehingga beberapa gerak yang diciptakannya terinspirasi dari gerak jaranan. Kemudian beberapa temannya, siswa laki-laki yang lain, mulai menambah gerak dengan mencoba melompat, gerak berputar, dan dengan saling berpendapat mereka menyampaikan gagasan mereka. Dalam proses ini tampak kerja sama mereka dengan saling melengkapi tugas yang diberikan, yakni eksplorasi gerak. Beberapa siswa pun dapat menguasai suasana kelas supaya lebih kondusif dengan sangat baik, mereka saling mengingatkan dan menyampaikan pendapat atas ide-ide kreatif mereka. Kegiatan yang menyenangkan dan dilakukan dengan suasan yang nyaman juga santai.


(22)

Penggunaan bahasa Jawa oleh peneliti sebagai sarana komunikasi dengan siswa juga menambah keakraban dan keluwesan siswa terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.

Kegiatan Penutup (± 15 menit)

Kegiatan ini ditutup dengan diskusi peneliti dengan para siswa tentang jadwal latihan berikutnya. Siswa meminta untuk diadakan latihan di luar sekolah untuk eksplorasi gerak tari ini. Kegiatan ini dengan pembacaan Al-Ashr oleh siswa.

Observasi

Pada pertemuan kedua siswa sudah lebih aktif dalam bertanya dan berdiskusi. Pemaparan yang diberikan oleh peneliti direspon dengan baik oleh para siswa. Suasana pembelajaran yang santai membuat mereka lebih nyaman

dan mulai “meramaikan” kelas.  Refleksi

Peneliti menggunakan bahasa Jawa ngoko dalam pertemuan kali ini. hal ini membuat siswa lebih interaktif dan merasa lebih dekat dengan peneliti sehingga proses kreatif akan lebih siap untuk dilakukan. melalui kegiatan ini peneliti mendapat kesimpulan bahwa kearifan lokal melalui bahasa daerah merupakan media yang tepat untuk berkomunikasi dengan baik.

Pembelajaran Terpetik

Para siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam proses kreatif hari ini. Kerja keras mereka dengan bersungguh-sungguh dalam latihan dan tambahan jadwal latihan.

2. Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 10 Februari 2016 pukul 11.00-14.00 WIB di rumah peneliti. Pertemuan ini merupakan permintaan dari kelompok perempuan untuk pencarian gerak dalam tari kreasi ini. Mereka sangat bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam berproses.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilakukan dengan melakukan apersepsi. Siswa diminta untuk mengulang kegiatan sebelumnya dalam proses kreatif membuat tari


(23)

yang bersumber dari Reog Bulkiyo. Siswa mengingat gerakan yang sudah mereka kreasikan sebelumnya dan saling membantu dalam mencari teknik yang tepat bagi gerak mereka.

Kegiatan Inti

Kegiatan selanjutnya adalah pencarian gerak. Gerak pada pertemuan awal sudah mencapai 15 %, para siswi menyusun gerak selanjutnya dengan mengulang-ulang gerakan yang tercipta pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Penutup

Proses hari ini diakhiri dengan doa Al-Ashr, para siswa yang bersemangat dengan proses kreatif ini semakin menunjukan bahwa mereka sebenarnya memiliki jiwa juang yang tinggi.

Pembelajaran Terpetik

Kerja sama antar teman yang baik membuat mereka semakin bersemangat dalam eksplorasi gerak.

3. Pertemuan 3

Senin 15 Februari 2016 merupakan pertemuan ketiga dalam proses eksplorasi gerak. Proses kreatif hari ini dilakukan di sekolah, pada pertemuan hari ini siswa melanjutkan pembuatan karya tari kreasi baru yang dikembangkan dari Reog Bulkiyo.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal diisi dengan apel pagi kemudian sholat duha bersama. Setelah itu siswa memasuki ruang kelas, peneliti mengucapkan salam kepada siswa dan menanyakan kabar siswa hari ini. apersepsi dilakukan oleh peneliti, yaitu menanyakan materi minggu lalu sejauh mana perkembangan proses siswa.

Kegiatan Inti

Proses kali ini selain melanjutkan eksplore gerak, siswa juga berdiskusi bersama dengan peneliti tentang tokoh-tokoh yang ada di Tari Reog Bulkiyo. Karena ketika mereka melihat video tari Reog Bulkiyo terdapat beberapa penari yang memakai kostum berbeda dan membawa properti yang berbeda pula. Pada adegan tertentu tidak semua penari bergerak dengan gerak yang


(24)

sama. Maka ketika siswa mulai memiliki rasa ingin tahu lebih jauh tentang Reog Bulkiyo, peneliti menjelaskan tentang kisah Reog Bulkiyo dan peran masing-masing penari dalam tarian tersebut. Terdapat tiga tokoh inti yang diperankan dalam tari yakni, pemimpin, prajurit, dan Rontek yang berperan sebagai pengatur jalannya perang.

Kegiatan Penutup

Kegiatan ini ditutup dengan bacaan Al-Ashr dan tidak lupa peneliti mengingatkan untuk membuat gerak lanjutan juga musik iringan tari.

Observasi

Pada pertemuan pertama di siklus kedua ini siswa melakukan kegiatan praktik yang notabenenya banyak dilakukan di luar kelas. Proses kreatif ini membuat mereka berani berspekulasi, berpendapat, dan bertanggung jawab atas pendapat yang mereka sampaikan. Siswa yang telah memahami materi dengan baik membantu siswa lainnya untuk melakukan gerakan-gerakan lanjutan dalam tari ini. Kesetiakawanan, sikap mengarahkan dan saling membantu mulai terlihat dengan baik.

Refleksi

Pertemuan selanjutnya diharapakan membawa atmosfer yang semakin baik bagi proses penanaman nilai-nilai patriotisme dalam diri siswa. Keaktifan mereka dalam proses menunjukkan bahwa sebenarnya mereka adalah pribadi yang hebat, memiliki rasa perjuangan yang tinggi dalam mencari ilmu.

Pembelajaran Terpetik

Rasa ingin tahu yang tinggi membuat mereka semakin aktif dan berani dalam berpendapat dan bertanya tentang sesuatu yang mereka belum ketahui.

4. Pertemuan 4

Selasa 16 Februari 2016 merupakan pertemuan keempat pada siklus kedua ini. pada pertemuan ini proses kreatif masih terus berlanjut, siswa-siswa melakukan pembelajaran dengan penuh semangat berkarya seni. Interaksi yang mereka lakukan selama berproses membuat mereka semakin dekat dan kompak. Sikap-sikap patriotisme yang meliputi keberanian, kesetiakawanan, kemanusiaan,


(25)

keadilan dan kerja keras yang diharapkan dapat tertanam pada diri mereka mulai tampak.

Kegiatan Awal

Sebelum memulai pembelajaran para siswa melakukan kegiatan rutin setiap senin pagi yaitu Sholat Duha dan apel pagi. Kemudian siswa memasuki ruang kelas. Setelah mengucap salam, peneliti meminta siswa untuk berkumpul di mushola sekolah. Proses pembelajaran dilakukan di mushola yang lebih luas daripada ruang kelas. Peneliti melakukan apersepsi dengan mengulas materi sebelumnya dan bertanya tentang sejauh mana proses yang para siswa lakukan.

Kegiatan Inti

Setelah melakukan apersepsi siswa diminta untuk menampilkan hasil gerak yang telah mereka kembangkan. Siswa mempresentasikan tiga ragam gerak.

1. Gerak berjalan awal dengan pola lantai 3 banjar ke belakang 2. Gerakan langkah kaki samping dengan pola lantai U

3. Gerakan molak-malik tangan dengan pola lantai V

Gerak-gerak tersebut merupakan pengambangan gerak Tari Reog Bulkiyo. Kelompok perempuan membuat dengan lebih luwes dan hitungan yang mudah dihafalkan. Selanjutnya para siswa membuat gerak lanjutan. Diskusi yang mengasyikan mereka lakukan selama proses kreatif ini. kelompok laki-laki yang bertugas membuat iringan musik tidak kalah seru. Mereka membantu kelompok perempuan membuat gerakan. Ide-ide kelompok laki-laki sangat membantu kelompok perempuan, beberapa gerakan dan pola lantai terinspirasi dari ide kelompok laki-laki.

Kegiatan Penutup

Kegiatan ini berakhir pukul 09.00 WIB. Tanpa terasa jam pelajaran seni budaya telah usai. Keasyikan yang terjadi membuat waktu berjalan begitu cepat. Kegiatan ini diakhiri dengan salam oleh peneliti.

Observasi

Kegiatan dalam pertemuan ini merupakan tahap lanjutan dalam proses kretaif mengembangakan tari tradisi daerah. Siswa memiliki semangat yang


(26)

besar untuk melakukan proses ini dengan baik untuk menghasilkan sebuah karya kreasi. Beberapa ragam gerak telah tercipta dan perbincangan tentang esensi kisah perjuangan dalam tari Reog Bulkiyo telah mereka coba terapkan dalam proses kreatif ini. Sikap-sikap patriotisme semakin terlihat dalam proses ini. Para siswa jauh lebih menghargai perjuangan mencari ilmu di sekolah. Hal ini merupakan sikap cinta tanah air yang dapat dilakukan oleh para siswa di sekolah. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, bercerita tentang impian setelah menyelesaikan pendidikan di MTS, merupakan sikap perjuangan mereka menjadi akademisi calon penerus bangsa.

Refleksi

Proses yang dilakukan berjalan dengan baik. peneliti dan siswa sering berbagi kisah sehingga kedekatan yang dibangun menjadi kekuatan siswa untuk berproses lebih giat. Proses dilakukan dengan lebih menyenangkan dan lebih mengutamakan ide-ide kreatif yang diungkapkan para siswa.

Pembelajaran Terpetik

Proses bersama ini membuat siswa semakin kompak dan saling membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Saling mengingatkan teman ketika ada sesuatu yang harus dibenahi. Berani menolak (keteguhan hati) kegiatan negatif, seperti yang dilakukan oleh beberapa teman sebelumnya di kelas. Karakter yang tertanam pada pembelajaran siklus 2:

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

KARAKTER YANG MUNCUL PADA

SISWA Kegiatan Awal a. Memberikan salam

kepada siswa, melakukan kegiatan berdoa sebelum memulai pelajaran dan presensi kehadiran siswa. b. Menyampaikan rencana tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini. c. Mengingat kembali

pembahasan materi sebelumnya.

a. Siswa melakukan doa dan memberikan respon terhadap salam dan presensi dari guru. b. Siswa memperhatikan

informasi yang disampaikan oleh guru.

- Perhatian - Tenang - Perhatian - Cermat - Kerja sama - Tanggung jawab - Menghargai - Teliti - Cermat


(27)

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Mencari gerak memulai proses oleh para siswa dengan materi Tari Reog Bulkiyo. b. Mengajak siswa

untuk memahami nilai-nilai kepahlawanan dengan melihat video Tari Reog Bulkiyo.

a. Siswa berkelompok: kelompok perempuan dan kelompok laki-laki. Diskusi dilakukan dengan baik oleh para siswa.

b. Siswa memperhatikan dengan cermat tahapan gerak yang dapat di adaptasi ke dalam tari kreasi

- Kreatif - Kerja sama - Berani

- Jiwa pemimpin - Kerja keras - Kerja sama - Kreatif

Elaborasi

a. Memberi

kesempatan siswa untuk menuangkan segala ide dan pendapat yang siswa miliki dalam proses. b. Memberi kepercayaan kepada siswa dengan membiarkan siswa berproses sendiri namun tetap dipantau. c. Memberi ruang

gerak siswa untuk eksplorasi gerak sesuai dengan kisah dari Tari Reog Bulkiyo yang mereka pahami.

a. Siswa menyampaikan ide-ide tentang gerak berikutnya.

b. Siswa semakin bersemangat karena diberi kepercayaan oleh peneliti.

c. Siswa bebas berkreasi dengan materi awal Tari Reog Bulkiyo

- Berani - Menghargai

pendapat

- kerja keras - tanggung jawab - berani

berpendapat

- Tanggung jawab - Menghargai

pendapat - Kerja sama - Kerja sama - Menghargai pendapat - Cermat - Teliti - Kreatif Konfirmasi a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

uneg-uneg selama proses.

b. Memberi

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil proses, gerak dan musik yang mereka ciptakan. c. Menegaskan

unsur-unsur tari Reog Bulkiyo termasuk makna nilai patriotisme dan kisah dari tari tersebut.

a. Secara berkelompok saling berdiskusi, sembari bercerita santai tentang keadaan sekolah dan permasalahan disekitar mereka.

b. Siswa menyampaikan hasil diskusi analisis mereka tentang gerak yang telah tercipta. c. Siswa memperhatikan

penegasan guru tentang tugas yang telah mereka lakukan sebagai bahan referensi.

- Teguh hati - Kerja sama - Berani - Setia kawan

- Berani - Menghargai

pendapat - Kerja sama - Jiwa pemimpin - Sportivitas - Perhatian - Tanggung jawab - Tekun


(28)

Kegiatan Akhir a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi selama kegiatan belajar berlangsung b. Bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan belajar.

c. Berdoa bersama usai berkegiatan.

a. Siswa mengungkapkan kendala yang mereka alami selama proses belajar.

b. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan belajar.

- Jujur - Berani

- Kerja sama - Cermat

Tabel 5.5 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 2

Lembar observasi pada siklus 2,

Waktu Observasi Komentar Pengamat

Pertemuan 1 Siswa melakukan praktik Tari Reog Bulkiyo yang dilakukan dengan proses kreatif. Siswa asyik melihat tayangan video kemudian membuat gerak yang disesuaikan dengan gerak dalam video. Siswa terlihat aktif berdiskusi dengan teman dalam kelompok untuk menentukan gerak dan pola lantai yang mereka ciptakan. Beberapa siswa lain bercerita tentang permasalahan yang tejadi di kelas maupun di sekolah dari sudut pandang mereka.

Siswa berani menentukan pilihan untuk membuat sebuah keputusan yang berhubungan permasalahan kelas seperti tidak mengikuti hal-hal negatif yang dilakukan teman yakni membolos sekolah. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Reog Bulkiyo ketika prajurit berani memilih dijalan yang benar. Siswa bekerja keras dengan giat berlatih membuat gerak kreasi Tari Reog Bulkiyo, hal inilah yang telah dilakukan oleh pendahulu saat mereka harus giat berlatih perang melalui Tari Reog Bulkiyo untuk melawan penjajah. Pertemuan 2 Siswa melakukan kegiatan

praktik dengan baik. sembari mereka berpraktik sembari mereka memahami nilai-nilai patriotisme yang terkandung dalam Reog Bulkiyo. Nilai keberanian, kesetian dan kerja keras yang mereka pahami dari Tari Reog Bulkiyo melalui video dan kisah pada pertemuan sebelumnya.

Siswa mulai menghayati peran mereka sebagai seorang prajurit yang berani membela negara. Mereka aktif eksplorasi gerak, memperbaiki gerak yang sebelumnya kurang sesuai pada tenaga atau bentuk ragamnya. Siswa tidak malu untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, serta membuat beberapa keputusan yang mereka yakini dapat menjadi sebuah solusi, seperti memilih gerak dan pola lantai serta posisi bagi teman-teman mereka untuk menokohkan tarian ini. siswa giat berlatih memaksimalkan waktu yang ada.


(29)

praktik mereka di sekolah. Siswa merancang sebuah gerak baru yang bersumber pada Reog Bulkiyo. Siswa aktif mendiskusikan pendapat-pendapat mereka dalam proses dengan peneliti dan teman kelompoknya.

memutuskan dan bertindak sesuai dengan keyakinan mereka yang dikonsultasikan dengan peneliti. Mereka berani mengakui kesalahan. Beberapa siswa memiliki sikap

kepemimpinan yang baik, seperti Wasil, Majid. Beberapa siswa juga melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.

Pertemuan 4 Siswa melakukan praktik Tari Reog Bulkiyo dengan metode kreatif. Siswa melakukan latihan secara berulang untuk memantapkan pemahaman nilai patriotisme mereka dalam gerak kreasi dari Tari Reog Bulkiyo.

Siswa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tari ini kemudian siswa mencoba menerapkan dalam gerak tari kreasi mereka. Pemahaman nilai keberaniaan, kerja sama dan kerja keras yang terlihat dalam tari Reog Bulkiyo mereka terapkan dalam gerak yang mereka lakukan. Mereka melakukan gerak perang dengan sungguh-sungguh dan tenaga yang disesuaikan seperti prajurit. Mereka membuat keputusan-keputusan dengan diskusi bersama dalam

kelompok. Mereka giat berlatih dengan mengulang latihan tari dalam pertemuan ini.

Tabel 5.6 Lembar observasi siklus 2 adaptasi Mertler

Lembar evaluasi siklus 2,

No. Nama Siswa Keberanian Kesetiaan Kerja keras

C B SB C B SB C B SB

1. Abdul Azis V V V

2. Ahmad Aldi Majid V V V

3. Anwar Syafii V V V

4. Bima Aditya A. V V V

5. Deni Prayogo V V V

6. Hanifatur Rofida Y. V V V

7. Irfan Firdaus V V V

8. Lio Tristanto V V V

9. Lutfiana V V V

10. M. Widy Syahputra V V V

11. M. Afif Afandi V V V

12. M. Gilang Syahputra V V V

13. Puji Rahayu V V V

14. Ranelsa Putri V V V

15. Riki Dian Disko V V V

16. Sahla Ambaani V V V

17. Stanly Roy Saputro V V V

18. Syaniatul Hanim V V V


(30)

20. Jefra Arya Pratama V V V

21. Putri azizah V V V

22. M. M. Ulum V V V

23. Devi Afriani V V V

24. Rangga Yulistianto V V V

Tabel 5.7 Lembar evaluasi siswa pada siklus 2

Indikator : 1. Keberanian:

- Siswa berani mengemukakan pendapat tentang nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam kisah Tari Reog Bulkiyo.

- Siswa berteguh hati menentukan pilihan atas keyakinan mereka.

- Siswa mampu mengembangkan gerak Tari Reog Bulkiyo yang memiliki nilai keberanian yaitu gerak lampah

2. Kesetiaan:

- Siswa bekerja sama untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang ada dalam Tari Reog Bulkiyo

3. Kerja keras:

- Siswa bekerja keras menerapkan nilai-nilai kepahlawanan Tari Reog Bulkiyo dalam proses pembelajaran dengan giat berlatih seperti para prajurit yang giat berlatih perang.

Pedoman skor rubrik penilaian sikap siswa:

Rubrik Keterangan

menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten

Cukup menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang

cukup sering dan mulai ajeg/konsisten

Baik menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan secara

terus-menerus dan ajeg/konsisten

Sangat Baik Tabel 5.8 Rubrik penilaian sikap siswa

Pada siklus 2 ini siswa telah mampu menunjukan peningkatan pada indikator keberanian dan kesetiaan, selain dua indikator tersebut terdapat penilaian kerja keras yang ditanamkan pada siklus ini. Pertemuan pertama selain tetap aktif dalam berpendapat dan memgang teguh nilai-nilai petriotisme pada Tari Reog Bulkiyo, siswa telah menunjukan sikap keberanian dengan melakukan eksplorasi gerak Lampah yang memiliki makna ‘siap berangkat untuk berperang’, 13 siswa dapat melakukan kegiatan ini dengan baik dan 11 siswa dapat melakukan kegiatan ini dengan sangat baik.

Pertemuan kedua siswa mampu menunjukan peningkatan dalam sikap kesetiaan. Kerja sama siswa untuk menanamkan nilai-nilai kephlawanan dalam proses dilakukan dengan kompak dan aktif. Terdapat 7 siswa yang menunjukan


(31)

penilaian dengan “Baik” pada proses kali ini, mereka dapat bekerja sama dalam

kelompok untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan dengan cukup aktif melakukan diskusi. Terdapat 17 siswa yang mengalami peningkatan pada pertemuan kali ini. Kerja sama yang mereka lakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai kepahlawanan “Sangat Baik”, mereka tidak segan untuk meminta pemutaran video kembali untuk bahan diskusi dalam kelompok.

Pertemuan ketiga dan keempat siswa mulai memasuki tahap eksplorasi gerak. Siswa menunjukan sikap kerja keras mereka dengan baik dalam proses pencarian gerak yang mengandung nilai-nilai keberanian seperti Lampah, siswa melakukan kerja sama yang baik anatar teman dalam kelompok. Siswa melakukan latihan berulang untuk lebih memahami gerak Lampah yang telah dikembangkan. Dalam pertemuan ini 7 siswa memiliki kerja keras yang “Cukup” dalam proses, 12 siswa

melakukan kerja keras dengan “Baik” dan 6 siswa melakukan kerja keras dengan “Sangat Baik”.

c. Siklus 3

Pada siklus 3, proses pendalaman dilakukan oleh para siswa. Pendalaman nilai-nilai patriotisme diawali dengan pengenalan materi pembelajaran sebagai media penanaman nilai patriotisme. Kemudian pemahaman nilai-nilai patriotisme yang terdapat dalam Tari Reog Bulkiyo. Pada siklus ketiga ini kelompok laki-laki mulai melakukan proses penggabungan musik iringan tari dengan gerak tarian. Kelompok laki-laki menggunakan instrumen tepukan tangan dan mengikuti gerak tari kelompok perempuan.

1. Pertemuan 1

Senin 22 Februari 2016 merupakan pertemuan pertama pada siklus 3. Proses dilakukan di mushola sekolah pada jam pelajaran seni budaya. Proses dilakukan dengan tidak terlalu berisik karena sedang ada try out ujian nasional bagi siswa kelas 9 MTS Sunan Ampel Doko.

Kegiatan Awal

Sholat Duha berjamaah merupakan hal yang wajib dilakukan setiap pagi. Setelah itu siswa masuk ke kelas masing-masing. Peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam kemudian melakukan aapersepsi.


(32)

Peneliti bertanya tentang perkembangan proses kreatif mereka. Hal-hal positif apa saja yang mereka dapat selama berproses, dan kesulitan apa yang mereka alami. Beberapa siswa menyampaikan pendapat tentang kesulitan gerak ketika berputar pada ragam molak-malik tangan.

Kegiatan Inti

Setelah melakukan kegiatan apersepsi peneliti mengajak siswa untuk berproses kembali di mushola sekolah. Peneliti menayangkan ulang video Reog Bulkiyo untuk merangsang ide para siswa dalam pembuatan gerak. Beberapa siswa laki-laki membantu kelompok perempuan memberikan ide untuk gerak lanjutan. Kelompok perempuan dibantu peneliti membuat gerak lanjutan yang dirasa sesuai dengan gerak Reog Bulkiyo. Terdapat 3 ragam gerak yang sudah dikembangkan oleh para siswa pada pertemuan selanjutnya. Gerak selanjutnya merupakan gerak lampah yang dilakukan oleh siswa yang ditokohkan sebagai pemimpin barisan diikuti oleh penari dibelakang barisan masing-masing pemimpin. Pola lantai pada gerak ini adalah pola V, barisan kanan melakukan cross atau silang dengan barisan kiri pada satu titik di belakang. Sampai mereka kembali lagi ke tempat semula namun dengan bertukar tempat, barisan kiri berada di kanan dan sebaliknya. Kemudian para siswa melakukan gerak bawah, dimulai dari permainan properti yang diputar sampai mereka duduk simpuh dibawah. Setelah itu para siswa melakukan gerak yang mereka sebut dengan gerak kecak, yakni memukul properti (terbang) kemudian tangan ditepuk di udara dilakukan berulang-ulang. Gerak selanjtnya adalah gerak melingkar, gerak ini terinspirasi dari gerak pitik irek-irek di Reog Bulkiyo. Gerak selanjutnya adalah pose, dimana para penari membuat satu barisan memanjang ke belakang. Kemudian mereka membuat pola pose dimulai dari penari paling depan sampai belakang.

Kelompok laki-laki mulai mencoba mengiringi tari dengan musik yang mereka ciptakan dari tepukan tangan. Beberapa siswa yang pernah memiliki pengalaman bermain alat musik terbang mengajarkan kepada teman-teman lainnya dalam membuat nada ketukan dan tempo menggunakan tepukan tangan atau keplok-keplok.


(33)

Kegiatan Penutup

Kegiatan ini ditutup dengan latihan gabungan dari kelompok penari dan kelompok pemusik. Gerak yang telah diciptakan, ditarikan oleh para penari diiringi musik keplok-keplok yang telah dibuat oleh kelompok pemusik (laki-laki).

Observasi

Siswa diberikan waktu untuk berkreasi sesuka hati mreka. Banyak ide-ide yang muncul dari para siswa untuk membuat karya ini lebih menarik. Proses kreatif ini membuat siswa semakin bersemangat melakukan kegiatan di sekolah dan siswa menjadi lebih berani menyampaikan pendapat. Kekompakan antar kelompok terjalin dengan baik. kelompok perempuan (penari) saling bertukar pikiran dan menyampaikan pendapat masing-masing untuk membuat gerakan. Kelompok laki-laki yang dipandu oleh salah satu siswa yang pernah mempelajari alat musik terbang sebelumnya, berlatih dengan giat menyamakan tempo nada. Para siswa laki-laki dengan telaten saling mengoreksi dan membantu apabila teman lainnya kurang pas atau kebingungan menyamakan tempo dan mencari varian tepukan.

Refleksi

Peneliti akan memberikan waktu lebih banyak bagi siswa untuk berproses sendiri. Namun, peneliti tetap mendampingi sehingga apabila siswa kebingungan peneliti siap membantu memberikan masukan pendapat bagi para siswa. Suasana seperti ini menjadikan siswa lebih bertanggung jawab,

karena siswa ‘dimintai tolong’ dan seakan-akan menjadi harapan bagi peneliti untuk membuat sebuah karya yang dapat menjadi referensi tari kreasi baru sebagai media pelestarian kesenian daerah. Para siswa merasa bertanggung jawab dan bekerja keras untuk hasil yang terbaik bagi karya mereka.

Pembelajaran Terpetik

Siswa mampu menanamkan nilai keberanian dengan mengembangkan gerak yang mengandung nilai keberanian yakni pitik irek-irek dan musik iringan tari yang berirama tegas menggunakan terbang. Siswa mampu menunjukan sikap kesetiaan berupa kerja sama yang baik dalam proses pembelajaran, seperti dalam kisah Reog Bulkiyo tentang kerja sama prajurit


(34)

dan pemimpinnya.

2. Pertemuan 2

Selasa 23 Februari 2016, pada pertemuan kali ini dilakukan pada waktu OVM (Olah Vokal Madrasah) setelah jam pulang sekolah. Setelah siswa Shalat Duhur berjamaah kemudian istirahat sejenak untuk makan siang, kegiatan proses kreatif dimulai.

Kegiatan Awal

Kegiatan ini dimulai dengan apersepsi, peneliti bertanya kepada siswa tentang sejauh mana perkembangan proses kreatif yang mereka lakukan. Peneliti juga menanyakan tentang kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para siswa selama proses berlangsung. Kemudian meminta siswa untuk menarikan gerak pertama sampai gerak terakhir yang telah mereka buat.

Kegiatan Inti

Hari ini kelompok perempuan akan menunjukkan gerakan tari yang telah mereka buat untuk melanjutkan gerak pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan sebelumnya telah tercipta lima ragam gerak:

1. Gerak berjalan awal dengan pola lantai 3 banjar ke belakang 2. Gerakan langkah kaki samping dengan pola lantai U

3. Gerakan molak-malik tangan dengan pola lantai V

4. Gerak lampah yang dilakukan oleh siswa yang ditokohkan sebagai pemimpin barisan diikuti oleh penari dibelakang barisan masing-masing pemimpin. Pola lantai pada gerak ini adalah pola V, barisan kanan melakukan cross atau silang dengan barisan kiri pada satu titik di belakang. Sampai mereka kembali lagi ke tempat semula namun dengan bertukar tempat, barisan kiri berada di kanan dan sebaliknya.

5. Gerak bawah, dimulai dari permainan properti yang diputar sampai mereka duduk simpuh dibawah. Setelah itu para siswa melakukan gerak yang mereka sebut dengan gerak kecak.

6. Gerak kecak yakni memukul properti (terbang) kemudian tangan ditepuk di udara dilakukan berulang-ulang. Gerak selanjutnya adalah gerak melingkar, gerak ini terinspirasi dari gerak pitik irek-irek di Reog Bulkiyo.


(35)

7. Gerak selanjutnya adalah pose, dimana para penari membuat satu barisan memanjang ke belakang. Kemudian mereka membuat pola pose dimulai dari penari paling depan sampai belakang.

Siswa menceritakan rencana mereka tentang lanjutan gerak tari kreasi ini. Setelah gerak pose mereka ingin masuk dalam adegan perang dimana para pemimpin dari masing-masing kelompok berperang. Namun kesulitan yang mereka alami adalah bagaimana menuangkan ide tersebut dalam gerak tari. Apa yang harus dilakukan oleh penari lainnya ketika penari yang ditokohkan sebagai pemimpin sedang berperang, dan bagaimana gerak perang mereka dimana penari tidak menggunakan pedang seperti dalam Tari Reog Bulkiyo. Peneliti mencoba membantu dengan memberikan contoh gerak perang ketika properti pedang disimbolkan dengan tangan saja. Sehingga terciptalah gerak perangan dengan pola seperti di bawah ini,

: Pemimpin dari masing-masing barisan : Rontek, pengatur perang (wasit) : Prajurit dari masing-masing pemimpin

Gerak dari tiga kelompok dalam pola lantai di atas berbeda. Kelompok prajurit ( ) memiliki gerak yang sama. Kelompok pemimpin dan rontek melakukan gerak yang brebeda dari gerak prajurit. Gerak kelompok yang berada di tengah adalah pengembangan dari gerak pitik irek-irek, diceritakan bahwa para pemimpin bersiap-siap untuk berperang.

Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup pada pertemuan hari ini adalah pembuatan jadwal dengan pelatih terbangan yang akan membantu kelompok laki-laki membuat iringan tari, Bapak Tomi. Bapak Tomi adalah pelatih hadrah siswa di MTS, beberapa siswa sebelumnya pernah dilatih oleh Bapak Tomi dalam event lomba hadrah se-Kabupaten Blitar dan mendapatkan peringkat 8.


(36)

Observasi

Siswa sangat menatikan jadwal latihan bersama dengan alat musik yang lengkap. Mereka sangat antusias dengan latihan gabungan ini, sehingga kelompok perempuan semakin bersemangat menyelesaikan tarian ini sebelum proses gabungan dilaksanakan.

Refleksi

Peneliti akan dibantu oleh Bapak Tomi untuk membuat instrument musik iringan tari. Hal ini merupakan pengalaman baru bagi siswa-siswa untuk berproses mencipta musik iringan tari. Pengalaman para siswa sebelumnya berlatih terbang untuk memainkan musik hadrah versi hapsi atau be... untuk melantunkan shalawat nabi. Maka diharapkan proses ini memberikan pengetahuan baru bagi siswa dan peneliti sehingga dikemudian hari proses ini dapat menjadi pelopor masyarakat sekitar untuk berkreasi menggabungkan seni islami dan seni tradisi.

Pembelajaran Terpetik

Siswa mampu menyajikan tujuh gerak pengembangan Tari Reog Bulkiyo yang menagndung nilai-nilai keberanian, juga pola lantai dengan desain-desain tertentu yang memiliki makna nilai patriotisme. Irama musik iringan tari yang tegas dan rampak, membuat siswa semakin bersemangat dan terus menerus melakukan pengulangan latihan. Siswa melakukan proses dengan kerja sama yang baik dan sangat bekerja keras untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

3. Pertemuan 3

Sabtu 5 Maret 2016 adalah jadwal yang telah disepakati oleh siswa, peneliti dan Bapak Tomi untuk latihan gabungan tari dengan musik. Latihan ini dilakukan di rumah peneliti. Waktu pelaksanaan setelah jam pulang sekolah, 14.00 WIB.

Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan adalah menyelesaikan tari kreasi. Kelompok perempuan mengkonsultasikan gerak yang telah mereka buat setelah pertemuan sebelumnya dilaksnakan. Sementara kelompok laki-laki


(37)

dengan sigap mengambil alat-alat musik yang mereka pinjam dari kelompok hadrah Desa Genengan.

Kelompok perempuan melanjutkan gerak perangan yang telah disusun sebelumnya. Para penari melakukan gerak lampah dengan pola berputar dengan satu penari berada dalam lingkaran (rontek).

Kemudian, dengan gerak lampah mereka membuat barisan. Pemimpin berada di barisan depan diikuti oleh prajurit di belakang masing-masing pemimpin. Rontek yang diceritakan sebagai wasit berada paling depan untuk memimpin gerak bali (pulang) para penari.

Kegiatan Inti

Setelah kelompok laki-laki datang dengan membawa alat musik, mereka mencoba berlatih mengimplementasikan tempo tepukan tangan yang telah mereka buat dengan menggunakan alat musik. Proses ini berjalan seru dan mengasyikan. Kerjasama para siswa terbangun dengan baik. Contohnya, ketika kelompok laki-laki membuat musik kelompok perempuan dengan sigap bergerak menarikan tari yang mereka ciptakan walaupun kelompok perempuan sedang dalam waktu istirahat karena telah berlatih selama kelompok laki-laki belum datang. Alat musik yang digunakan adalah:

1. Bass 2. Terbang


(38)

Alat musik bass merupakan pemegang tempo dalam hadrah dimainkan oleh Ulum. Alat musik terbang memainkan irama dalam hadrah. Alat musik terbang berjumlah lebih banyak daripada alat musik bass.

Kegiatan Penutup

Kegiatan hari ini ditutup dengan latihan gabungan antara penari dan pemusik.

Observasi

Siswa melakukan latihan dengan semangat yang baik. Siswa mampu mendalami karakter tokoh yang ditarikan seperti pemimpin yang melakukan perang. Siswa saling membantu dalam mengidentifikasi nilai-nilai petriotisme dalam proses ini. rasa cinta tanah air menjadi salah satu indikator dari pendapat siswa tentang kisah tari ini.

Refleksi

Pertemuan ini merupakan pertemuan terakhir dalam proses pembelajaran tari Reog Bulkiyo untuk menanamkan nilai patriotisme. Siswa mampu menunjukan perubahan karakter dalam proses pembelajaran ini. Semoga selalu proses ini berlanjut di kemudian hari.

Pembelajaran Terpetik

Pada pertemuan terakhir ini siswa mampu menunjukan sikap pemimpin dan sportif dalam bertindak. Siswa mampu menunjukan sikap kemanusiaan dengan semakin kompaknya hubungan antar teman, juga tercermin dalam kekompakan melakukan tari Reog Bulkiyo yang mereka kreasikan.

Karakter yang telah tertanam pada siklus 3:

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

KARAKTER YANG MUNCUL

PADA SISWA Kegiatan Awal a. Memberikan salam

kepada siswa, melakukan kegiatan berdoa sebelum memulai pelajaran dan presensi kehadiran siswa. b. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini. c. Mengulang

a. Siswa melakukan doa dan memberikan respon terhadap salam dan presensi dari guru. b. Siswa memperhatikan

informasi yang disampaikan oleh guru.

c. Siswa menceritakan proses yang telah mereka lakukan bersama antara kelompok penari dan pemusik.

- Perhatian - Tenang

- Perhatian - Cermat - Kerja sama - Tanggung jawab - Menghargai


(39)

kegiatan sebelumnya. Seberapa jauh proses yang telah dilakukan oleh siswa.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

a. Memfasilitasi para siswa untuk berlatih bersama. Latihan gabungan antara penari dan pemusik bersama pelatih hadrah, Bapak Tomi. b. Mengajak diskusi

tentang musik iringan tari dengan gerak tari yang dibuat.

a. Siswa menampilkan hasil proses sebelumnya dengan diiringi oleh musik.

b. Siswa berlatih beberapa kali untuk mensinkronkan gerak dengan musik.

- Kreatif - Cermat - Kerja sama

- Kerja sama - Tanggung jawab

Elaborasi a. Memberi kesempatan siswa berkreasi dengan musik menggunakan tepuk tangan sebelum menggunakan alat musik. b. Memberi kesempatan siswa untuk membuat pola gerak dan musik beserta hitungan. c. Memberi kesempatan siswa untuk menyelesaikan musik dan tarian dari awal sampai akhir.

a. Siswa melakukan kerja sama dengan baik. kelompok penari dan pemain saling memberikan masukan.

b. Siswa menganalisis gerak tari yang telah divideo untuk membuat pola gerak.

c. Siswa berkreasi dengan bebas dan aktif .

- Kerja sama - Persahabatan - Kerja keras

- Kerja keras - Kerja sama

- Tanggung jawab - Kerja sama

Konfirmai

a. Memberi

kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil latihan selama satu bulan.

b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

a. Secara berkelompok

menampilkan tarian dan musik secara terpisah.

b. Siswa menyampaikan hasil pembelajaran kreatif berupa produk tari kreatif secara bersama-sama. - Komunikasi - Disiplin - Berani - Teliti - Menghargai pendapat - Kerja sama


(40)

perbaikan gerak dengan musik.

- Berani - Perhatian - Tanggung jawab - Tekun

Kegiatan Akhir a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan kendala yang dihadapi selama kegiatan belajar berlangsung b. Bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan belajar .

a. Siswa mengungkapkan kendala yang mereka alami selama proses belajar.

b. Siswa bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan belajar.

- Jujur - Berani - Persahabatan

- Kerja sama - Berani Tabel 5.9 Karakter yang telah tertanam pada siswa pada siklus 3

Lembar observasi pada siklus 3,

Waktu Observasi Komentar Pengamat

Pertemuan 1 Siswa melakukan kegiatan bersama dengan

menggabungkan latihan musik dan tari didampingi pelatih musik, Bapak Tomi.

Siswa melakukan kerja sama dengan melakukan sebuah tindakan yakni

menggabungkan dua

kelompok, penari dan pemusik untuk latihan bersama. Dalam Reog Bulkiyo penggabungan musik dan penari ini sangatlah penting karena pada tarian ini peran penari yang membawa alat musik harus selaras dengan pemain musik. sehingga kerja sama yang baik harus

dilakukan supaya mendapatkan irama yang tepat. Bentuk kerjasama inilah yang dilakukan para siswa. Pertemuan 2 Siswa melanjutkan latihan

gabungan tari dengan musik.

Siswa bertanggung jawab untuk merawat alat musik yang mereka pinjam. Mereka mengambil dan

mengembalikan sesuai dengan amanat dari sang peminjam. Tanpa didampingi oleh pelatih musik, siswa telah berani melakukan keputusan-keputusan yang memberikan dampak positif bagi kelompok. Para siswa saling bekerja sama dalam proses ini. jiwa

kepemimpinan terlihat dalam diri Wasil dan Ulum, mereka mengarahkan teman yang kebingungan ketika berlatih. Seperti yang dilakukan oleh pemimpin prajurit dalam tari


(41)

Reog Bulkiyo yang memimpin pasukan untuk melakukan perjuangan.

Pertemuan 3 Siswa melanjutkan latihan gabungan dengan musik. siswa saling memberi ruang bagi masing-masing kelompok. Ketika kelompok penari berlatih,para pengiring musik memperhatikan guna mengetahui hitungan yang tepat tarian mereka. Ketika pemain musik berlatih para penari membantu memberikan tempo dengan gerak.

Siswa melakukan tugas akhir yaitu penyempurnaan proses tari mereka. Dalam kegiatan ini siswa bersungguh-sungguh dalam berlatih, melakukan kerja sama dan saling membantu satu sama lain.

Tabel 5.10 Lembar observasi siklus 3 adaptasi Mertler

Lembar evaluasi siklus 3,

No. Nama Siswa

Keberanian Kesetiaan Kerja keras

Keadilan Kemanusiaan C B SB C B SB C B SB C B SB C B SB

1. Abdul Azis V V V V V

2. Ahmad Aldi

Majid V V V V V

3. Anwar Syafii V V V V V

4. Bima Aditya A. V V V V V

5. Deni Prayogo V V V V V

6. Hanifatur

Rofida Y. V V V V V

7. Irfan Firdaus V V V V V

8. Lio Tristanto V V V V

9. Lutfiana V V V V V

10. M. Widy

Syahputra V V V V V

11. M. Afif Afandi V V V V V

12. M. Gilang

Syahputra V V V V V

13. Puji Rahayu V V V V V

14. Ranelsa Putri V V V V V

15. Riki Dian Disko V V

16. Sahla Ambaani V V V V V

17. Stanly Roy

Saputro V V V V V

18. Syaniatul

Hanim V V V V V

19. Wasil Rofi’ah V V V V V

20. Jefra Arya

Pratama V V V V V

21. Putri azizah V V V V V

22. M. M. Ulum V V V V V

23. Devi Afriani V V V V V


(1)

9. Pengulangan Gerak A

Gerak pengulangan A yang ditarikan sebelumnya dilakukan kembali pada tahap ini untuk membuat pola keluar panggung. Sebelum keluar panggung para penari membuat desain simetris berupa barisan kanan dan kiri yang seimbang dengan rontek sebagai center. Kemudian penari membuat satu garis lurus untuk gerak keluar panggung dengan pengulangan gerak A tanpa hormat.

Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari ini adalah terbang dan bass. Pola musik iringan tari yang digunakan adalah:


(2)

a. Cekson

Dhung dhung tak tak dhung dhung tak tak-dhung ketak ketak ketak ketak tak ... 8x

b. Senyumlah c. Lailahaillalallah d. Dangdut

e. 17 Agustus

Instrumen musik lagu 17 Agustus f. Tirim

g. Disko

Nama iringan tari diciptakan oleh Bapak Bustomi selaku pelatih Hadrah para siswa, hal ini sangat memudahkan siswa untuk menghafal dan mengingat instrumen yang mereka mainkan dengan istilah yang familiar bagi mereka.

3. Nilai Patriotisme yang Tertanam pada Peserta Didik

Penelitian ini mengambil subjek siswa kelas 8 di MTS Sunan Ampel. Pemilihan subjek kelas 8 merupakan hasil observasi peneliti dengan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran seni budaya, Ibu Nurin, pada hari minggu 31 Januari 2016, dan juga dengan wali kelas 8, Ibu Umul, pada hari kamis tanggal 28 Januari 2016. Beberapa pertimbangan pemilihan subjek adalah kelas ini adalah kelas yang aktif, kelas 9 tidak dapat digunakan sebagai subjek karena sedang mempersiapkan ujian akhir nasional. Kelas 8 dianggap merupakan kelas yang aktif berinteraksi, menurut beberapa guru, keaktifan siswa seringkali tidak pada tempatnya. Misalnya, membuat kegaduhan ketika mata pelajaran berlangsung. Namun, hal ini lah yang menjadi kelas ini sangat menarik. Para siswa di usia remaja 13-15 tahun sebenarnya ingin dihargai dan didengarkan pendapat mereka.

Ketika peneliti berada di lapangan selama 1 bulan, peneliti sering melakukan diskusi dari hati ke hati dengan siswa, siswa menceritakan bahwa mereka sering dibandingkan dengan kelas lainnya. Namun, para siswa memberontak dengan cara menganggap masa bodoh atau angin lalu saja. Hal inilah yang perlu dipahami oleh para guru dan orang dewasa di sekitar mereka bahwa usia mereka yang sedang menginjak masa pubertas atau remaja memiliki penanganan yang berbeda


(3)

dengan anak-anak di usia sekolah dasar. Menurut Desmita (2012, hlm. 36) psikologi perkembangan peserta didik pada usia remaja sangat fluktuatif. Mereka memiliki kecenderungan ambivelansi yang tinggi, antara keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan orang tua. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa dan mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

Hal ini lah yang terjadi selama proses berlangsung. Para siswa cenderung melakukan hal-hal yang telah tertulis dalam pendapat para ahli tentang psikologi perkembangan peserta didik usia remaja. Maka diperlukanlah kepercayaan para dewasa kepada mereka bahwa mereka dapat melakukan segala hal sendiri dan bertanggung jawab, namun tetap di bawah bimbingan kita. Para siswa cenderung lebih bertanggung jawab akan tugas dan kewajiban yang ada ketika mereka diberikan kepercayaan. Dalam situasi seperti itu penanaman nilai patriotisme yang memiliki beberapa indikator sangat diperlukan untuk menyiapkan ketangguhan diri dalam menghadapi masa depan. Seperti pendapat Mamik Suharti (2010, hlm 122) bahwa upaya peningkatan kualitas keutuhan manusia ditentukan dengan pendidikan yang berimbang dan terpadu, yakni antara kemampuan unsur logika, etika dan estetika. Melalui keseimbangan ketiga unsur tersebut, masyarakat diharapkan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa kini dan mendatang.

Nilai patriotisme yang ditanamkan tidak melalui kegiatan yang mendoktrin atau menuntut para siswa dengan kegiatan yang tidak mereka sukai. Pendekatan dalam metode pembelajaran menjadi kunci penting bagi peneliti untuk dapat menginternalisasi nilai-nilai patriotisme pada mereka. Unsur-unsur yang membuat siswa kurang semangat dalam pembelajaran harus diantisipasi salah satunya adalah model pembelajaran yang tepat , hal ini diperkuat dengan pendapat Rahayuningtyas dkk, (2011, hlm. 38) bahwa rendahnya kualitas ketrampilan dimungkinkan sebagai akibat penggunaan metode pembelajaran yang salah, pengorganisasian materi belajar yang tidak tepat atau bahkan media pembelajaran yang kurang tepat. Metode kreatif yang digunakan dengan media Tari Reog Bulkiyo merupakan pendekatan yang sangat sesuai untuk menanamkan nilai


(4)

positif dalam diri mereka. Mereka dapat berkreasi dengan sebebas mungkin namun tetap terbimbing oleh peneliti. Satu hal yang menjadi poin penting dalam keberhasilan metode ini adalah ketika peneliti memberikan kepercayaan kepada para siswa bahwa mereka mampu melakukan sesuatu yang mereka senangi dan membawa dampak positif bagi mereka dan lingkungan. Ketika mereka dibiarkan berkreasi ide-ide segar yang tak terduga muncul dan menjadi menarik saat dilakukan. Seperti ketika siswa melihat video Tari Reog Bulkiyo yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, respon pertama adalah tari ini sangat lama dan cenderung membosankan. Namun, saat kegiatan eksplorasi mulai dilakukan mereka memiliki ide untuk menggunakan gerak-gerak jaranan yang lebih familiar bagi mereka dan dikemas secara apik dalam gerak tari kreasi baru yang bersumber dari Tari Reog Bulkiyo. Tari merupakan salah satu media komunikasi dan penanaman karakter pada siswa-siswa di sekolah. Seperti pendapat Nanik Sri Sumani (2001,hlm. 38) yang dapat menjadi penguat pertunjukan seni (wayang purwa) bukan hanya sebagai media hiburan melainkan sarana komunikasi, penyuluhan dan pendidikan (Sujatmo dalam Sumani,2001, hlm.38).

Nilai-nilai ini tertanam melaui proses kreatif dengan materi Tari Reog Bulkiyo,

1. Keberanian, kekuatan emosional yang meliputi penggunaan kehendak untuk mencapai tujuan-tujuan yang berhadapan dengan tantangan baik eksternal maupun internal, contohnya keberanian melawan bahaya, keteguhan hati, kejujuran.

Para siswa mulai berani menyampaikan pendapat mereka tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan ketika melihat sesuatu yang menarik hati. Seperti ketika berpendapat tentang kesenian yang dikenalkan oleh peneliti. Kemudian mereka memiliki keteguhan hati yang kuat ketika selama proses ada beberapa siswa yang tidak mengikuti proses dengan rajin dan membolos sekolah dengan tegas mereka berkata bahwa “kulo mboten ngoten niku bu.. mesakne wong tuwo lek kulo melu-melu nakal” (kami tidak seperti itu ibu, kasihan orang tau apabila kami ikut-ikutan nakal seperti itu). Para siswa dapat menunjukan dan melakukan gerak-gerak dalam tari yang mengandung nilai keberanian.


(5)

2. Keadilan, daya-daya kekuatan sipil yang mendasari komunitas-komunitas masyarakat yang sehat, contohnya sportivitas, kepemimpinan.

Beberapa siswa memiliki jiwa pemimpin yang sangat baik. Pada proses kreatif yang dilakukan oleh siswa-siswa, dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok penari dan pemusik. Kelompok penari berdiskusi tentang gerak-gerak yang mereka lakukan, ketika mengalami kesulitan beberapa siswa mencoba menengahi dan memberikan solusi bagi teman lainnya. Begitu pula dalam kelompok laki-laki, beberapa siswa sangat bertanggung jawab dalam mengambil dan mengembalikan alat musik. hal ini tanpa mereka sadari adalah bentuk-bentuk tanggung jawab seorang pemimpin dalam kelompok. Sikap ini merek tunjukan dalam gerak-gerak penokohan sebagai pemimpin ketika harus memimpin pasukan mereka.

3. Kemanusiaan, daya-daya kekuatan interpersonal yang meliputi rasa cinta dan persahabatan.

Nilai ini terlihat ketika beberapa teman mereka memiliki masalah di sekolah yang riskan diikuti oleh teman-teman lainnya (membolos, minggat (pergi dari rumah)). Mereka saling melindungi dan mengingatkan bahwa hal seperti itu tidak patut ditiru, sehingga teman-teman lain jangan terpengaruh. Ketika mereka pulang sekolah dan ada teman yang belum dijemput maka mereka akan menunggu, bahkan ada beberapa yang diantar oleh teman lainnya. Siswa memahami sikap ini dari kisah Tari Reog Bulkiyo dimana pemimpin dan prajurit memiliki keterikatan batin sehingga menimbulkan sikap setia terhadap pemimpin.

4. Kesetiaan dalam arti memiliki rasa setia kawan dan saling membantu serta bekerja sama dengan baik dalam kelompok.

Kerja sama yang baik sangat diperlukan dalam sebuah kelompok dan telah dibuktikan oleh para siswa. Proses membuat musik, hanya ada satu anak yang pernah bermain terbang. Teman yang lain belum pernah memainkan alat musik itu. Seketika beberapa teman yang pernah belajar dengan telaten mengejari mereka yang masih pemula.


(6)

Kisah Reog Bulkiyo menjadi salah satu pembelajaran tentang kesetiaan yang dipahami oleh siswa. Tari berkelompok dengan gerak yang saling terkait anatar penari satu dengan yang lain.

5. Kerja keras dan bela negara

Kerja keras ini terlihat dalam proses penelitian. Para siswa menambah jam untuk tetap berlatih di sekolah. Siswa yang sebelumnya jarang masuk sekolah sudah lebih giat. Kerja keras yang mereka lakukan dalam memperoleh pendidikan merupakan salah satu sikap bela negara. Sedari dini siswa mempersiapkan ilmu untuk bekal di kemudian hari membela negara. Bukan dengan berperang fisik namun menggunakan pola pikir mereka yang telah tertanam nilai-nilai patriotisme.

Kisah kerja keras dan bela negara terdapat dalam Tari Reog Bulkiyo dan dipahami dengan baik oleh para siswa.