Penentuan tipe emulsi sediaan

E : Formula krim dengan konsentrasi sari tomat 8 F : Formula krim dengan konsentrasi gliserin 2

3.4.4.3 Pembuatan sediaan krim cair tangan dan badan

Lumpang porselin diisi dengan air panas dan didiamkan sampai dinding luar lumpang terasa panas, kemudian air panas dibuang dan lumpang dikeringkan. Ditimbang bahan-bahan yang akan diperlukan untuk membuat dasar krim. Asam stearat dan setil alkohol dilebur di atas penangas air massa I. Kemudian nipagin, natrium metabisulfit dan trietanolamin dilarutkan dalam akuades panas massa II. Kemudian massa I dimasukkan ke dalam lumpang porselin panas, ditambahkan massa II dan di aduk secara konstan hingga diperoleh massa krim cair. Sari tomat digerus halus dan ditimbang. Lalu ditambahkan dasar krim yang telah ditimbang dan digerus hingga homogen. Ditambahkan oleum rosae sebanyak 3 tetes, diaduk, kemudian dimasukkan ke dalam wadah. 3.5 Pemeriksaan terhadap sediaan 3.5.1 Pemeriksaan homogenitas Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.

3.5.2 Penentuan tipe emulsi sediaan

Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengenceran fase dan dengan pewarnaan. Pengenceran fase dilakukan dengan mengencerkan 5 ml sediaan krim cair dengan air dalam beaker glass. Jika tidak terdapat gumpalan, maka sediaan termasuk emulsi tipe ma. Jika terdapat gumpalan, maka termasuk emulsi tipe am Syamsuni, 2006. Universitas Sumatera Utara Sejumlah tertentu sediaan diletakkan di atas objek gelas, ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk. Tutup dengan kaca penutup dan diamati di bawah mikroskop. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi am Ditjen POM, 1985. 3.5.3 Pengukuran pH sediaan Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan akuades, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 0,5 gram sediaan dan dilarutkan dalam 50 ml akuades. Kemudiaan elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 1977. 3.5.4 Penentuan stabilitas sediaan Sebanyak 50 ml dari masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik 100 ml. Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa pecah atau tidaknya emulsi, perubahan warna, dan perubahan bau pada saat sediaan selesai dibuat serta dalam penyimpanan selama 1, 4, 8, dan 12 minggu Ansel, 2005. 3.5.5 Uji iritasi terhadap sukarelawan Percobaan ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan. Sediaan sebanyak 500 mg dioleskan dibelakang telinga dengan diameter 3 cm, kemudian dibiarkan selama 24 jam dan lihat perubahan yang terjadi berupa kemerahan, gatal, dan pembengkakan pada kulit Wasitaatmadja, 1997. Universitas Sumatera Utara

3.5.6 Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit