BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Energi listrik merupakan kebutuhan pokok dari berbagai sektor, antara lain sektor rumah tangga, bisnis, industri maupun sektor lainnya. Untuk menuhi kebutuhan
energi listrik saat ini telah dibangun Pembangkit Tenaga Listrik diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA .
Dari pembangunan berbagai Pembangkit Tenaga Listrik, maka dibandingkan dengan Pembangkit Listrik lain, PLTA merupakan Pembangkit Tenaga Lisrik dengan
harga jual energi listrik per kWh yang paling murah, karena digerakkan dengan tenaga air. Sementara pembangkit lain yang memakai bahan bakar minyak atau batubara,
harga energi listrik per kWh jualnya relatif mahal. Namun dengan berkembangnya waktu, banyak kondisi waduk mengalami
masalah endapan sedimen.di dalam waduk. Demikian halnya dengan lokasi penelitian ini, yaitu PLTA PB. Soedirman. Menurut data yang ada, sedimentasi didalam waduk
setiap tahun semakin bertambah, sehingga endapan sedimen dapat mengurangi kapasitas waduk.
PLTA Panglima Besar Soedirman terletak di Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah, merupakan waduk serbaguna dengan rencana umur waduk selama 50
tahun. Manfaat waduk PLTA PB.Soedirman antara lain adalah untuk Pembangkit Listrik dengan kapasitas sebesar 3 x 61,5 MW,. irigasi dengan debit 11 m
3
dt., perikanan darat, pariwisata dan manfaat waduk yang lain. Selesai dibangun tahun 1988
dan saat ini dikelola oleh PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica Banjarnegara.
1.2. POKOK PERMASALAHAN
Hasil pengamatan PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Mrica Banjarnegara, sedimen yang masuk ke dalam waduk setiap tahun sebesar 4,19 juta
3
m . Volume sedimen yang mengendap dalam waduk sudah mencapai 75,72 juta
3
m atau 51,06 dari volume total waduk. Sehingga mengakibatkan volume air waduk
berkurang dari awal operasi sebesar 148,28 juta
3
m menjadi 72,56 juta
3
m .
Penggelontoran sedimen mulai dilaksanakan tahun 1996 dan sampai dengan tahun 2006 telah dilakukan sebanyak 25 kali. Volume air penggelontor sedimen yang
dibutuhkan sebesar 9.882.600
3
m , dengan total volume sedimen yang telah digelontor keluar dari dalam waduk melalui bangunan penggelontor sedimen drawdown culvert
sebesar 685.476
3
m .
Volume sedimen yang dapat dikeluarkan dari waduk tersebut sangat kecil 16,36 dari volume sedimen yang masuk waduk sebesar 4,19 juta
3
m pertahun, atau 6,93 dari volume air penggelontor sedimen yang harus dikeluarkan dari waduk.
Maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis tingkat efisiensi dan pola penggelontoran sedimen yang telah dilaksanakan oleh PLTA. PB. Soedirman saat ini,
dengan harapan bisa mendapatkan pola penggelontoran sedimen yang lebih optimal.
1.3. PEMBATASAN MASALAH