Penyelesaian Laporan Keuangan 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan

PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Keterangan Saham yang berasal dari pencatatan saham perdana pada tahun 1990 Saham pendiri pada tahun 1990 Saham pendiri pada tahun 1993 Saham bonus pada tahun 1993 Saham pendiri pada tahun 1997 Saham bonus pada tahun 1998 Penawaran Umum Terbatas I PUT I pada tahun 1999 Bagian yang tidak dapat dicatat parsial delisting atas PUT I pada tahun 2000 Saham pendiri pada tahun 2001 Pencatatan saham tambahan Penawaran Umum Terbatas II PUT II pada tahun 2007 Bagian saham yang tidak dapat dicatat parsial delisting atas PUT II Penawaran Umum Terbatas III PUT III pada tahun 2008 Bagian saham yang tidak dapat dicatat parsial delisting atas PUT III Penawaran Umum Terbatas IV PUT IV pada tahun 2013 Bagian saham yang tidak dapat dicatat partial delisting atas PUT IV

d. Penyelesaian Laporan Keuangan 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pernyataan Kepatuhan

Berikut adalah kronologis jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh serta saham yang dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia sejak Penawaran Umum Perdana sampai dengan 31 Maret 2016: 1.500.000 Jumlah Saham 26.950.253 4.513.198.014 45.131.981 Dasar Penyusunan Laporan Keuangan 96.875.000 2.906.250.000 Saham yang diterbitkan dalam rangka penggabungan usaha dengan PT Bank Artha Graha 20.347.234.677 9.542.800 6.737.500.000 Pada tanggal 5 Desember 2012, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam dan LK berdasarkan Surat No. S-13878BL2012, dimana Bank melakukan Penawaran Umum Terbatas PUT IV kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 4.513.198.014 Saham dengan nilai nominal sebesar Rp 110,88 nilai penuh per saham yang ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp 111,00 nilai penuh per saham. Penawaran Umum Terbatas tersebut di atas telah dilakukan pada bulan Januari 2013. 3.042.800 Peningkatan nilai nominal saham dari angka penuh Rp18,48 per saham menjadi Rp110,88 per saham melalui pengurangan jumlah saham pada tahun 2007 8.750.000 15.914.400 2.695.025.224 24.948.216.399 Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan yang telah diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 29 April 2016. tanggal 1 Januari 2013, No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 Laporan keuangantelah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia SAK yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. dan peraturan Bapepam-LK, yang fucngsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK sejak 12.957.391.497 Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan Bank adalah seperti dijabarkan di bawah ini: 5.000.000 840.007.286 8.400.073 2 Jumlah saham Bank yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Maret 2016 Efektif tanggal 1 Januari 2015, laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai PSAK 1 Revisi 2013Penyajian Laporan Keuangan Laporan Keuangan disusun berdasarkan harga perolehan kecuali untuk beberapa akun yang dinilai menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut. Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi akrual kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak dijaminkan atau dibatasi penggunaannya. 9 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain - - - hal 17- b. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.

k. l.

PSAK 55 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK 60 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. PSAK 50 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan: Penyajian”. PSAK 1 Revisi 2013, “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK 4 Revisi 2013, “Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK 15 Revisi 2013, “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”. PSAK 24 Revisi 2013, “Imbalan Kerja”. PSAK 26 Revisi 2013, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. PSAK 46 Revisi 2014, “Pajak Penghasilan”. PSAK 50 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan;Penyajian”. PSAK 55 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”. PSAK 65 Revisi 2013, “Laporan Keuangan Konsolidasian”. PSAK 60 Revisi 2014, “Instrumen Keuangan Pengungkapan”. PSAK 68 Pengukuran Nilai wajar, “Pembayaran berbasis saham”. ISAK 26 Revisi 2013, “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”. Standar baru, revisi dan interpretasi yang relevan terhadap Bank adalah sebagai berikut: PSAK 1 Revisi 2013, “Penyajian Laporan Keuangan Standar revisi ini mengharuskan entitas untuk memisahkan penyajian pos-pos penghasilan komprehensif lain “OCI” ke dalam dua kelompok berdasarkan apakah mereka akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi di masa yang akan datang. Pos-pos OCI yang tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi harus disajikan terpisah dengan pos-pos yang dapat direklasifikasi ke laba rugi di masa yang akan datang. Bank telah memodifikasi pos-pos OCI dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk menyajikan pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis yang sama PSAK 24 Revisi 2013, “Imbalan Kerja”. PSAK 60 Revisi 2014 mensyaratkan entitas mengungkapkan informasi yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pengaruh atau pengaruh potensial atas netting arrangements pada laporan posisi keuangan. Penerapan standar revisi ini tidak berdampak material terhadap pengungkapan atau jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK 55 Revisi 2014 memberikan panduan persyaratan untuk menghentikan akuntansi lindung nilai ketika derivatif ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dinovasi berdasarkan keadaan tertentu dan juga mengklarifikasi bahwa setiap perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan sebagai suatu instrumen lindung nilai akibat dari novasi termasuk dalam penilaian dan pengukuran dari efektivitas lindung nilai. Penerapan standar revisi ini tidak berdampak material terhadap pengungkapan atau jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK 50 Revisi 2014 menjelaskan persyaratan untuk saling hapus instrumen-instrumen keuangan dan mengantisipasi ketidakkonsistenan yang diidentifikasi dalam menerapkan kriteria saling hapus. Bank tidak memiliki pengaturan saling hapus terkait dengan hal ini, penerapan standar revisi ini tidak berdampak material terhadap pengungkapan atau jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. di laporan posisi keuangan. Pajak penghasilan dan pajak lainnya telah disajikan terpisah dalam laporan posisi keuangan untuk mencerminkan PSAK 46 Revisi 2014. PSAK 46 Revisi 2014, “Pajak Penghasilan”. PSAK 46 Revisi 2014 mensyaratkan pajak-pajak lainnya di luar dari pajak penghasilan badan disajikan terpisah Ketentuan transisi diterapkan pada penerapan PSAK 24 Revisi 2013 untuk pertama kali. Bank telah menerapkan ketentuan transisi yang relevan dan menyajikan kembali jumlah-jumlah komparatif secara retrospektif Catatan 22 dan 47. b Biaya jasa lalu diakui pada periode dimana terjadi perubahan program. Manfaat yang belum vested sudah tidak boleh lagi diakui sepanjang periode jasa di masa depan; Perubahan-perubahan oleh karena standar revisi ini antara lain sebagai berikut: a Keuntungan dan kerugian aktuarial langsung diakui sebagai OCI. Pendekatan koridor tidak lagi diperbolehkan; jumlah aset dan liabilitas dilaporkan, dan penungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. penerapan kebijakan akuntansi, Estimasi dan asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut. Estimasi, asumsi dan pertimbangan akuntansi signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Bank diungkapkan pada Catatan 3. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI telah menerbitkan standar baru, revisi dan interpretasi yang berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 sebagai berikut : Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah. 10 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Maret 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PSAK 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.

c. Penjabaran Mata Uang Asing Mata uang penyajian