tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu.
e. Tuturan sebagai produk tindak verbal
Produk tindak verbal sama halnya seperti tindakan atau kegiatan tindak ujar. Maka tuturan pun dapat digunakan dalam pengertian lain, yaitu
sebagai produk suatu tindak verbal.
2.2.3 Tindak tutur
Teori tindak tutur sendiri speech acts berawal dari ceramah yang disampaikan oleh filsuf berkebangsaan Inggris yaitu John L. Austin, pada tahun
1955 di Universitas Harvard, yang kemudian diterbitkan pada tahun 1962 dengan judul How To Do Things With Word. Kemudian dikembangkan oleh Searle secara
mantap dalam bukunya yang berjudul Speech Acts : An Easy in the Philosophy of Language. Menurutnya, dalam semua interaksi lingual terdapat tindak tutur.
Interaksi lingual bukan hanya lambang, kata atau kalimat, melainkan lebih tepatnya bila disebut produk atau hasil dari lambang, kata atau kalimat yang
berwujud perilaku tindak tutur. Dalam bukunya How To Do Things With Words, Austin membedakan
tuturan yang kalimatnya bermodus deklaratif menjadi dua yaitu konstatif dan performatif. Tindak tutur konstatif adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu
yang kebenarannya dapat diuji benar atau salah dengan menggunakan pengetahuan tentang dunia. Sedangkan tindak tutur performatif adalah tindak tutur
yang pengutaraannya digunakan untuk melakukan sesuatu, pemakai bahasa tidak dapat mengatakan bahwa tuturan itu salah atau benar tetapi sahih atau tidak.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Berdasarkan ilmu pragmatik ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu: 1 lokusi, 2 ilokusi, dan 3 perlokusi.
Ketiga jenis tindak tutur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1
Lokusi dari suatu ucapan adalah makna dasar dan referensi dari ucapan itu Austin dalam Siregar, 1997: 38.
2 Ilokusi dari suatu ucapan adalah daya yang ditimbulkan oleh pemakainya
sebagai suatu perintah, ejekan, keluhan, pujian, dan sebagainya Austin dalam Siregar, 1997: 38.
3 Perlokusi dari suatu ucapan adalah hasil dari apa yang diucapkan pada
pendengarnya Austin dalam Siregar, 1997: 38.
Apabila Austin membagi tuturan berdasarkan jenisnya menjadi tiga jenis, yaitu tuturan lokusi, ilokusi, dan perlokusi, maka Searle dalam Tarigan, 1990:
47-48 mengembangkan berdasarkan kategorinya menjadi lima. Ia membagi tindak ilokusi menjadi lima kategori berikut ini.
1 Asertif
Tindak tutur asertif melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang diekspresikan. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini,
misalnya: menyatakan, memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, melaporkan.
2 Direktif
Tindak tutur direktif merupakan usaha si penutur untuk meminta si pendengar melakukan sesuatu. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
tindak tutur ini, misalnya: memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan, menganjurkan, menasihatkan.
3 Komisif
Tindak tutur komisif melibatkan penutur pada beberapa tindakan yang akan datang. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini,
misalnya: menjanjikan, bersumpah, menawarkan, memanjatkan doa. 4
Ekspresif Tindak tutur ekspresif mempunyai fungsi untuk mengekspresikan,
mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis penutur. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini, misalnya: mengucapkan
terima kasih,
mengucapkan selamat,
memaafkan, mengampuni,
menyalahkan, memuji, menyatakan belasungkawa, dan sebagainya. 5
Deklaratif Leach dalam edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:328-329 mengatakan deklarasi
Tuturan deklarasi mengungkapkan adanya kesesuaian antara isi proposisional dengan realitas.Isi pernyataan dari tuturan deklarasi ini
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai wewenang khusus dalam lembaga tertentu.Contoh klasik adalah hakim yang menjatuhkan hukuman,
pendeta yang membabtis anak-anak, orang yang terkemuka yang menamai kapal dan sebagainya. Tuturan yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur
ini, misalnya: menyerahkan diri, memecat, membebaskan, membabtis, memberi nama, menamai, mengucilkan, mengangkat, menunjuk,
menentukan, menjatuhkan hukuman, memvonis, dan sebagainya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
2.2.4 Konteks