Pragmatik Aspek Situasi Tutur

itu, landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

2.2.1 Pragmatik

Leech dalam edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:8 pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar speech situations.Sedangkan I Dewa Putu Wijana 1996: 1 mengatakan bahwa “pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan dalam komunikasi”.

2.2.2 Aspek Situasi Tutur

Pragmatik adalah ilmu yang sangat berkaitan dengan adanya situasi yang ditafsirkan. Inilah yang membedakan antara pragmatik dengan ilmu-ilmu lainnya, seperti halnya semantik, yang dapat memperoleh makna tanpa harus menggunakan konteks atau situasi. Adapun pragmatik adalah ilmu yang memerlukan konteks atau situasi, karena tanpa adanya situasi maka kita tidak dapat menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam hal ini Leech dalam edisi terjemahan M.D.D. Oka, 1993: 19-20 membedakan fenomena ilmu pragmatik dengan ilmu lainnya, yaitu menggunakan salah satu dari beberapa aspek situasi ujar berikut ini. a. Yang menyapa penutur atau yang disapa lawan tutur Percakapan dilakukan oleh penutur dan mitra tutur yang berkomunikasi satu sama lain. Penutur mengujarkan tuturannya kepada lawan tutur, kemudian tuturan atau isi pesan yang terdapat dalam tuturan itu ditangkap 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD oleh lawan tutur.Maka lawan tutur harus mampu menafsirkan maksud dari tuturan yang diujarkan oleh penutur. b. Konteks sebuah tuturan Konteks diartikan sebagai aspek yang bergayut dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan. Konteks juga merupakan suatu pengetahuan latar belakang yang sama, yang dimiliki oleh penutur dan lawan tutur, dan membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan. c. Tujuan sebuah tuturan Sebuah tuturan memiliki tujuan tertentu untuk mendapatkan kesepakatan antara penutur dan lawan tutur. Hal tersebut tentu saja memerlukan latar belakang atau pengetahuan yang sama, yang dimiliki antara si penutur dan lawan tutur dengan menggunakan kerja sama antara penutur dengan lawan tutur untuk mencapai kesepakatan bersama. Tujuannya sendiri dapat berarti sebuah maksud, karena dalam ilmu pragmatik satu tuturan berarti mempunyai berbagai maksud, dan satu maksud dapat diujarkan melalui berbagai tuturan. d. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan tindak ujar Tuturan sebagai bentuk tindakan atau kegiatan yang berkaitan dengan maksud ilokusi, yaitu saying something doing something.Dalam hal ini sebuah tuturan yang diujarkan oleh penutur menimbulkan suatu tindakan dari lawan tutur atau pendengar.Seperti dikatakan oleh Leech dalam edisi terjemahan M. D. D. Oka, 1993:20 bahwa pragmatik berurusan dengan 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD tindak-tindak atau performasi-performasi verbal yang terjadi dalam situasi dan waktu tertentu. e. Tuturan sebagai produk tindak verbal Produk tindak verbal sama halnya seperti tindakan atau kegiatan tindak ujar. Maka tuturan pun dapat digunakan dalam pengertian lain, yaitu sebagai produk suatu tindak verbal.

2.2.3 Tindak tutur