Tanggapan Asisten Deputi Wasbang, Kemenko Polhukam Desain Revolusi Mental – Tim Pokja Revolusi Mental – Kemenko PMK

14 kebangsaan. Di masing‐masing sila, kita temukan isu dasar yang ingin kami kembangkan menjadi satu program yang dalam proses perencanaan dan penganggaran secara sistematis akan dimasukkan, yaitu: ‐ Sila pertama: isu yang krusial dalam konteks kebangsaan adalah masalah intoleransi. ‐ Sila kedua: perlindungan HAM ‐ Sila ketiga: ancaman disintegrasi bangsa ‐ Sila keempat: masalah kualitas demokrasi, perwakilan  menuurt IDI, peningkatan demokrasi kita masih prosedural. ‐ Sila kelima: kesenjangan sosial, baik antarkelompok maupun kesenjangan regional. Oleh sebab itu, perlu strategi khusus untuk mengupayakan penguatan kebangsaan, karena setiap bangsa di dunia berkomitmen dan memperjuangkan kepentingan bangsanya lebih dulu, sehingag mungkin akan ada perang antarkepentingan antarbangsa ini. Kita tidak boleh lengah dalma realitas ini agar tidak hancur.

3.2.2 Tanggapan Asisten Deputi Wasbang, Kemenko Polhukam

Dalam merespond paparan Direktur Polkom, Bapak Kusnaedi mengatakan bahwa dalam implementasi pancasila butuh kerjasama dari semua komponen bangsa. Ideologi pancasila tidak pernah ditolak, namun tidak diperhatikan di masa reformasi, untuk itu perlu didudukkan kembali sebagai ideologi bangsa, dan merevitalisasi nilai pancasila di tingkat pendidikan dasar hingga tinggi, dsb. Kita harus mampu menciptakan SDM yang tangguh, sehingga SDA mampu memberikan manfaat yang besar bagi rakyat, dan perlu berhubungan baik dengan negara lain. Sementara itu Prof Komaruddin memberikan beberapa masukan penting. Menurutnya, posisi pancasila sebagai pengikat keindonesiaan semakin kokoh, indikasi: tidak ada pertentangan ideologis antarparpol. Concern berikutnya, kebhinnekaan jangan berhenti pada apresiasi recognisi antropologis. Kebhinnekaan harus diwujudkan pada capaian yang iconic, pemerataan identitas budaya, ekonomi yang tersebar, jangan terpusat di Jawa. Yang terjadi, selama ini desentralisasi menimbulkan ironi. Masih ada sentimen klasik yang irasional, sehingga yang menjadi pejabat daerah harus putra daerah dsb. Revolusi mental harus diadopsi oleh parpol. Inti demokrasi adalah mencari putra terbaik. Namun saat ini parpol masih ribut secara 15 horisontal. Sehingga revolusi mental harus diterapkan di parpol, yang selama ini sangat dominan menentukan agenda nasional.

3.2.3 Desain Revolusi Mental – Tim Pokja Revolusi Mental – Kemenko PMK

Akhmad mukhlis Yusuf, anggota Pokja Revolusi Mental – Kemenkjo PMK menambahkan bahwa revolusi mental adalah mengubah state of mind. Indonesia memiliki kekhasan memiliki pesantren, budi utomo, dan muhammadiyah. Menuju revolusi mental membutuhkan proses yang panjang dimulai dari ketaatan pada rules, ketika rules ditaati maka entry point bisa mengalami internalisasi dan pembudayaan. Selanjutnya, kepemimpinan berbasis nilai akan menentukan ketaatan pemilih. Apakah kita sudah memperlihatkan kepempinan ini. Sudah ada perencanaan mengenai revolusi mental di Bappenas Sudut pandang change management: Ini adalah mengenai membangun sense of crisis terlebih dahulu. It takes two to tango. Apakah mental kita sudah kembali kepada apa yang ditetapkan para founding fathers kita? Revolusi mental dimulai dari perubahan pola pikir. Berani hidup, bukan berani mati. Kerangka pikir revolusi mental yang sudah dibuat Bappenas, oleh Pokja Revolusi Mental kemudian dikelompokkan menjadi 3 rumpun nilai, agar mudah dikomunikasikan: integritas, etos kerja, gotong royong. Indonesia semakin kalah prestasi dari negara ASEAN lain di cabang olahraga beregu, mungkin ini cerminan menurunnya nilai gotong royong. Delapan prinsip revolusi mental perlu diturunkan agar menjadi gerakan. Manajemen perubahan, selalu dimulai dengan adanya sense of crisis untuk membangun koalisi dan membagun visi menguatkan kerelawanan akhirnya bertindak nyata menghadapi hambatan untuk mengapresiasi keberhasilan jangka pendek dan mempercepat dan menjadikan critical mass diinstitusionalisasi. Usulan visi Gernas Revolusi Mental ialah terwujudnya penyelenggara negara dan masyarakat indonesia yang berintegritas dan beretos kerja dnegan semangat gotong royong. Hambatan eksekusi kebijakan dan strategi adalah hambatan manajerial. 16

3.2.4 Pendapat dan Masukan Akademisi – Prof. Kommarudin Hidayat