28
Ancaman disintegrasi adalah Bentuk otonomi daerah jauh lebih hebat dari bentuk
federal. Dalam sistem otonomi daerah, pemerintah pusat itu sebagai pengawas, pemerintah
daerah sebagai manajer, dan masyarakat sebagai sumber daya yang dapat diberdayakan.
Pemerintah pusat harus memberikan pendampingan, dan menyediakan bantuan untuk
mengembangkan setiap daerah. Pembangunan integrasi bangsa harus dilandasi oleh
pembangunan setiap daerah sesuai karakteristiknya masing‐masing dalam kerangka kesatuan
bangsa. Nilai
‐nilai yang dapat dipakai sebagai pemantapan wasbang Globalisasi justru dapat berperan
dalam penguatan kearifan lokal. Contoh: salah satu kearifan lokal di Bali yang menyimpan
tali pusar dan dipercaya dapat digunakan ketika sakit. Ternyata setelah diteliti oleh ilmuwan
‐ilmuwan asing, ternyata memang sel‐sel tersebut dapat bermanfaat menjadi obat. Banyak
sekali kearifan lokal dari berbagai daerah di Indonesia yang dapat diaktifkan kembali sebagai
budaya nasional.
Aspek sumber daya manusia adalah perhatikan UU Np. 6 tahun 2014. Kalau UU ini dapat
diimplementasikan dengan baik, maka Indonesia bisa menjadi satu‐satunya negara yang
makmur karena desa.
3.4.1.3 Pandangan OMS – FKUB Bali – Ngurah Swastha
Membicarakan karakter dan wawasan kebangsaan penting dilakukan, karena akan
menjadi tonggak pembangunan Indonesia. Gagal dalam pemantapan wasbang dan karbang,
maka pembangunan akan terhambat oleh berbagai konflik dan permasalahan sosial lainnya.
Beberapa masalah dalam wasbang dan karbang yang dituliskan Ketua FKUB Bali di
dalam makalahnya adalah sebagai berikut. Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sekarang ini
lebih banyak hanya sebagai slogan dan jargon politik saja. Kemudian menyebabkan lunturnya
nasionalisme, patriotisme, dan rasa cinta tanah air
Bangsa Indonesia semakin terkotak‐kotak dalam kelompok agama dan suku. Demokrasi
yang kebablasan. Penyelenggaraan demokrasi saat ini bukanlah demokrasi Pancasila.
Demokrasi ala barat saat ini tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Selain itu
menimbulkan banyak masalah seperti money politic, politik anarki, dsb.
29
Demokrasi tersebut menghasilkan sistem pemilu dan pemilukada yang rumit, mahal,
dan menimbulkan banyak masalah. Sehingga outputnya adalah anggota DPR, DPR, dan kepala
daerah yang jelek. Kebanyakan rakyat Indonesia tidak paham akan hakekat dan makna Hak
Asasi Manusia. Kebebasan pers yang kebablasan. Kebebasan pers saat ini sering tanpa
tanggungjawab serta tanpa memerhatikan moral dan etika Demokrasi tanpa moral dan etika
Ekonomi bebas yang belum mencerminkan ekonomi kerakyatan. Pemerataan ekonomi akan
semakin jauh dari keadilan. Sistem hukum dan penegakan hukum yang semakin lemah.
Pengaruh jaman semakin individualis, hedonis, materialis, machiavelis
Berbagai kelompok masyarakat dan suku bangsa bertekad untuk bergabung dalam satu
negara, selain karena faktor sejarah, geografis dan geopolitik, sosiolkultural, kesamaan cita‐cita,
juga tidak kalah pentingnya adalah karena kebutuhan atas kepentingan supaya lebih kuat dan
supaya mendapat perlindungan. Negara Kesatuan, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah
kontrak sosial atau Perjanjian Bangsa berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk
menjaga kerukunan, sebagai bangsa Indonesia tidak perlu kita membanding‐bandingkan satu
agama dengan yang lainnya.
3.5 Wrap Up ‐ Koordinasi Penyusunan Draf Stranas Selama Tahun 2015