2.19
2.20
Dengan e : nilai residu dari hasil OLS
n : banyak observasi
Pada Uji Lagrange Multiplier LM, ada tiga hipotesis yang dilakukan, yaitu : 1.
Untuk SAR, H : λ = 0 dan H
1
: λ ≠ 0 2.
Untuk SEM, H : ρ = 0 dan H
1
: ρ ≠ 0 3.
Untuk mixture Model, H : ρ, λ = 0 dan H
1
: ρ, λ ≠ 0
Dalam mengambil keputusan, tolak H jika LM
χ
2 1
atau nilai probabilitas α.
2.7. Matrik Keterkaitan Spasial Spatial Weight Matrices
Bentuk umum matrik spasial W adalah
2.21
Pembentukan matriks keterkaitan spasial yang sering disebut matrik W dapat
menggunakan berbagai teknik pembobotan. Anselin 2002 mengusulkan 3 tiga
pendekatan untuk mendefinisikan matriks W, yaitu contiguity, distance, dan general. Matriks W berdasarkan persentuhan batas wilayah contiguity menyatakan bahwa
interaksi spasial terjadi antar wilayah yang bertetangga, yaitu interaksi yang memiliki
persentuhan batas wilayah common boundary. Sebuah matrik W yang dibentuk
adalah simetrik dan diagonal utama selalu bernilai nol seperti jika W
mn
diberi nilai 1, maka W
nm
bernilai 1 juga. Pada prakteknya, definisi batas wilayah tersebut memiliki beberapa alternatif. Secara umum terdapat berbagai tipe interaksi, yaitu Rook
contiguity, Bishop contiguity dan Queen contiguity.
Gambar 2.1: Ilustrasi dari Contiguity
Sumber : James P. Lesage, 1998
a. Rook contiguity ialah persentuhan sisi wilayah satu dengan sisi wilayah yang
lain yang bertetanggaan. Pada gambar 2.1, wilayah 1 bersentuhan dengan wilayah 2 sehingga W
12
= 1 dan yang lain 0 atau pada wilayah 3 bersentuhan dengan wilayah 4 dan 5 sehingga W
34
= 1, W
35
= 1 dan yang lain 0. b.
Bishop contiguity ialah persentuhan titik vertek wilayah satu dengan wilayah tetangga yang lain. Pada gambar 2.1, wilayah 2 bersentuhan titik dengan
wilayah 3 sehingga W
23
= 1 dan yang lain 0. c.
Queen contiguity ialah persentuhan baik sisi maupun titik vertek wilayah satu dengan wilayah yang lain yaitu gabungan rook contiguity dan bishop
contiguity. Contoh W
32
= 1, W
34
= 1, W
35
=1 dan yang lain 0.
Matriks W yang merefleksikan queen contiguity pada gambar 2.1 adalah
Matrik Queen contiguity atau Rook contiguity yang sudah diperoleh, dibentuk kedalam bentuk matrik normalitas, yaitu matrik dimana jumlah dari setiap barisnya
adalah satu, sehingga matrik normalitas dari matrik W
queen
tersebut adalah
BAB 3
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan suatu pemodelan dengan menggunakan metode yang telah dikemukakan pada Bab 2. Sebagai dasar untuk melakukan pemodelan digunakan
data yang terdapat pada Tabel 3.1.
3.1. Data