Pengujian Efek Spasial Regresi Spasial

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat ditunjukan hasil pengujian bahwa terdapat tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel bergantung karena pada variabel bebas tersebut memiliki nilai T hitung T 16; 0,950 atau nilai P_value α 0,05. Variabel tersebut adalah X 1 status kesejahteraan, X 2 jumlah sekolah SD, dan X 4 rasio anak bersekolah dengan ATB di bawah usia 15 tahun. Dari hasil analisis data tersebut, nilai R 2 sebesar 93,72 yang artinya model yang terbentuk mewakili data sebesar 93,72. Dari tabel 3.3 diperolehlah model persamaan regresi linier berganda yaitu : 4 2 1 652 , 7 774 , 4 1141 , 81 , 165 ˆ X X X y     Model pada OLS dapat diinterpretasikan bahwa apabila faktor lain dianggap konstan, jika jumlah penduduk prasejahtera di suatu kecamatan X 1 naik sebesar 1 satuan maka bisa menambah ATB di bawah usia 15 tahun sebesar 0,1141, jumlah sekolah SD di suatu kecamatan X 2 naik 1 satuan maka mengurangi ATB sebesar 4,774, dan rasio anak bersekolah dengan ATB X 4 naik 1 satuan maka juga akan mengurangi jumlah ATB sebesar 7,652.

3.4. Regresi Spasial

3.4.1. Pengujian Efek Spasial

Pengujian efek spasial dilakukan untuk melihat apakah data setiap variabel memiliki pengaruh spasial pada lokasi. Pengujian spasial dependence menggunakan statistik Moran ’s I. Gambar 3.4 merupakan gambar diagram Moran’s I untuk setiap variabel baik variabel bebas maupun terikatnya. Gambar 3.4. Moran’s Scatterplot Pada Gambar 3.4 tersebut menunjukkan bahwa pola data berada pada kuadran I dan III. Hal ini berarti bahwa kecamatan dengan nilai yang tinggi pada setiap variabel mengelompok pada daerah yang nilainya tinggi juga dan daerah dengan nilai yang rendah berkelompok dengan daerah yang memiliki nilai rendah pula. Pada variabel Y, kecamatan yang memiliki ATB yang tinggi berkelompok dengan kecamatan yang memiliki ATB yang tinggi juga dan kecamatan yang memiliki ATB yang rendah berkelompok dengan ATB yang rendah pula. Adapun nilai masing- masing Moran’s I pada variabel-variabel tersebut disajikan pada Tabel 3.5. Sebagai contoh untuk nilai Moran’s I pada variabel Y diperoleh dengan menggunakan rumus pada persamaan 2.17 yaitu n n n n n e e e W e I  Tabel 3.4. Perhitungan Nilai Moran’s I pada Variabel Y No Y e n = Y- e n ’W n e n ’W n e n e n ’e n 1 150 -109 -27,36667 2986,876 11912,16327 2 234 -25 -215,5083 5418,495 632,1632653 3 96 -163 -21,24167 3465,426 26615,59184 4 293 34 -159,675 -5406,14 1146,306122 5 96 -163 -40,875 6668,464 26615,59184 6 68 -191 -195,3 37330,2 36535,59184 7 92 -167 -99,30833 16598,68 27936,73469 8 128 -131 -154,6833 20285,61 17198,44898 9 18 -241 -53,81667 12977,5 58149,87755 10 143 -116 -115,8667 13457,09 13489,16327 11 376 117 -123,5167 -14433,8 13655,59184 12 227 -32 14,766667 -474,643 1033,163265 13 57 -202 -108,4 21912,29 40861,73469 14 202 -57 -118,0083 6743,333 3265,306122 15 135 -124 -17,55833 2179,742 15411,44898 16 140 -119 -95.40833 11367,22 14195,02041 17 249 -10 -37,66667 382,0476 102,877551 18 464 205 242,93333 49766,63 41966,44898 19 643 384 536,75 206035,3 147346,3061 20 685 426 522,75 222616,8 181354,3061 21 946 687 270 185451,4 471772,7347 Jumlah 5442 805328,6 1151196,571 Rata-rata 259,143 Sehingga nilai Moran’s I adalah 699558 , 571 , 1151196 6 , 805328   I I Secara lengkap hasil Moran’s I dikerjakan dengan menggunakan software OpenGeoda sebagai berikut: Tabel 3.5. Moran’s I Morans I Y 0,69958 X 1 0,640032 X 2 0,298701 X 3 0,249088 X 4 0,285518 Berdasarkan Tabel 3.5 dan nilai I terlihat bahwa semua nilai Moran’s I bernilai lebih besar dari I yang artinya semua variabel baik bebas maupun terikat memiliki autokorelasi positif. Sama seperti yang terlihat pada gambar 3.5, bahwa data berkelompok pada kuadran I dan III yang menandakan memiliki autokorelasi positif.

3.4.2. Uji Lagrange Multiplier LM