tertentu. Kenaikan harga barang yang terjadi hanya sekali saja, meskipun dalam persentase yang cukup besar, bukanlah merupakan inflasi. Atau dapat dikatakan,
kenaikan harga barang yang hanya sementara dan sporadis tidak dapat dikatakan akan menyebabkan inflasi.
Secara umum, hitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen
IHK atau Consumer Price Index CPI. Persentase kenaikan IHK dikenal dengan inflasi, sedangkan penurunannya disebut deflasi. Dalam lingkup yang lebih luas
makro angka inflasi menggambarkan kondisistabilitas moneter dan
perekonomian Rahardja Manurung, 2004: 155-156.
2.2.1 Jenis-Jenis Pengelompokan Inflasi
Menurut Data Statistik BPS Laporan Sosial 2007, BPS
1. Inflasi IHK atau inflasi umum headline inflation
Inflasi seluruh barangjasa yang dimonitor harganya secara periodik.
Inflasi umum adalah komposit dari inflasi inti, inflasi administered
prices, dan inflasi volatile goods. 2.
Inflasi inti Core Inflation Adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya
dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan keseimbangan
permintaan dan penawaran agregat yang akan berdampak pada perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen dan
persistent . Berdasarkan SBH 2007 jumlah komoditasnya sebanyak 694
Universitas Sumatera Utara
antara lain beras, kontrak rumah, upah buruh, mie, susu, mobil, sepeda motor, dan sebagainya.
3. Inflasi Administered Administered Price Inflation
Adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya secara umum diatur pemerintah.
Berdasar SBH 2007 jumlah komoditasnya sebanyak 19 antara lain bensin, tarif listrik, rokok, dan sebagainya.
4. Inflasi bergejolak Volatile Goods Price Inflation
Adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan harganya sangat bergejolak, umumnya dipengaruhi oleh shocks yang bersifat temporer
seperti musim panen, gangguan alam, gangguan penyakit, dan gangguan distribusi.
Berdasarkan tahun dasar 2007, inflasi volatile goods masih didominasi bahan makanan, sehingga sering disebut juga sebagai inflasi
volatile foods. Jumlah komoditasnya sebanyak 61 antara lain beras, minyak goreng, cabe, daging ayam ras, dan sebagainya.
Menurut Bobot Inflasinya Khalwaty, 2000: 34
1. Inflasi Ringan
Inflasi ringan disebut juga Creeping Inflation. Inflasi ringan dalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan dan berada
pada posisi satu digit atau dibawah 10 pertahun. 2.
Inflasi Sedang Inflasi sedang moderat adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan
berada diantara 10-30 pertahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Universitas Sumatera Utara
3. Inflasi Berat
Merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada diantara 30 – 100 pertahun. Pada kondisi demikian, sektor-sektor produksi hampir lumpuh
total kecuali yang dikuasai negara. 4.
Inflasi Sangat Berat Inflasi Sangat Berat yang juga disebut Hyper Inflation adalah inflasi
dengan laju pertumbuhan melampui 100 pertahun. Untuk keperluan perang terpaksa harus dibiayai dengan cara mencetak uang secara
berlebihan.
Menurut Asalnya Waluyo, 2007: 176
1. Domestic Inflation
Inflasi yang berasal dari dalam negeri sendiri seperti kenaikan konsumsi masyarakat, ekspansi moneter dan lain sebagainya.
2. Imported Inflation
Inflasi yang berasal dari luar negeri, seperti kenaikan harga-harga barang di negara-negara langganan dagang kita, mekanismenya baik melalui
impor ataupun ekspor.
Menurut Sumber atau Penyebab Inflasinya Sukirno, 2008
1. Inflasi Permintaan Demand-Pull Inflation
Adalah jenis inflasi ini biasa dikenal sebagai Philips Curve inflation, yaitu merupakan inflasi yang dipicu oleh interaksi permintaan dan
penawaran domestik jangka panjang. contohnya jika terjadi peningkatan permintaan masyarakat atas barang peningkatan aggregate demand.
Universitas Sumatera Utara
Contoh lain bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-
barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah, dll.
2. Inflasi Penawaran Cost-Push Inflation
Atau juga bisa disebut supply-shock inflation merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau
biaya pengadaan barang dan jasa. misalnya karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan bahan
bakar minyak.
2.2.2 Cara-Cara mengukur Tingkat Inflasi Data Strategis BPS, 2010