tinja manusia dan dapat mengakibatkan gangguan pencernaan seperti diare Anonim, 2008.
2.6.2 Bakteri Shigella dysenteriae
Berikut sistematika bakteri Shigella dysenteriae Dwidjoseputro, 1998: Kingdom
: Prokaryota Divisio
: Bacteriophyta Kelas
: Bacteria Bangsa
: Eubacteriales Suku
: Bacteriaceae Marga
: Shigella Jenis
: Shigella dysenteriae Shigella dysenteriae merupakan bakteri gram negatif, fakultatif anaerobik,
berbentuk batang yang tidak bergerak, tidak membentuk spora. Bakteri ini berukuran sekitar 0,5-0,7 mikrometer dan tumbuh baik pada suhu 37
C Anonim, 2007. Bakteri ini dapat menyebabkan disentri basiler. Disentri adalah salah satu
dari berbagai gangguan pencernaan yang ditandai dengan peradangan usus terutama kolon, disertai nyeri perut dan buang air besar yang sering mengandung
darah dan lendir Pelczar, 1988.
2.7 Fase Pertumbuhan Bakteri
Bakteri mengalami pertumbuhan melalui beberapa fase, yaitu: 1
Fase lag Pada saat dipindahkan ke media yang baru, bakteri tidak langsung tumbuh
dan membelah, meskipun kondisi media sangat mendukung untuk
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan. Bakteri biasanya akan mengalami masa penyesuaian untuk menyeimbangkan pertumbuhan.
2 Fase log
Selama fase ini, populasi meningkat dua kali pada interval waktu yang teratur. Jumlah koloni bakteri akan terus bertambah seiring lajunya
aktivitas metabolisme sel. 3
Fase tetap Pada fase ini terjadi kompetisi antara bakteri untuk memperoleh nutrisi
dari media untuk tetap hidup. Sebagian bakteri mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah sehingga jumlah sel bakteri yang hidup menjadi
tetap. 4
Fase kematian Pada fase ini, sel bakteri akan mati lebih cepat daripada terbentuknya sel
baru. Laju kematian mengalami percepatan yang eksponensial Lee, 1983.
Gambar 1. Kurva Fase Pertumbuhan Bakteri
Universitas Sumatera Utara
2.8 Media Pertumbuhan Bakteri
Pembiakan bakteri dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi bakteri. Zat hara diperlukan
untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen dan hidrogen. Dalam bahan dasar media dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam
amino dan vitamin. Media biakan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu:
I. Bedasarkan asalnya, media dibagi atas: 1
Media sintetik yaitu media yang kandungan dan isi bahan yang ditambahkan diketahui secara terperinci. Contoh: glukosa, kalium fosfat,
magnesium fosfat. 2
Media non-sintetik yaitu media yang kandungan dan isinya tidak diketahui secara terperinci dan menggunakan bahan yang terdapat di alam.
Contohnya: ekstrak daging, pepton Lay, 1994. II. Berdasarkan kegunaannya, dapat dibedakan menjadi:
1 Media selektif
Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang dapat menghambat perkembang biakan mikroorganisme yang
tidak diinginkan dan membolehkan perkembang biakan mikroorganisme tertentu yang ingin diisolasi.
2 Media diferensial
Universitas Sumatera Utara
Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu mikroorganisme dari berbagai jenis dalam suatu lempengan agar.
3 Media diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme yang ada terdapat
dalam jumlah sedikit Irianto, 2006. III. Berdasarkan konsistensinya, dibagi atas Irianto, 2006:
1 Media padat solid
2 Media semi solid
3 Media cair
2.9 Metode Isolasi Biakan Bakteri