BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Fenomena keberagamaan di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik dan unik.Dengan keberagaman suku dan budaya para pahlawan
Indonesia telah mempersatukan Indonesia di bawah Bendera Merah Putih.Di negeri ini juga hidup dan berkembang berbagai agama.Salah satunya adalah
agama Islam yang berkembang merata di seantero nusantara sebagai anutan mayoritas rakyat Indonesia.Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang
memiliki arti berbeda-beda tapi tetap satu jua, Indonesia berdiri sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia selama 65 tahun dan sebentar lagi akan menuju 66
tahun. Sebenarnya ini suatu kebanggaan bagi kita rakyat Indonesia yang selama ini bisa bersatu walaupun dengan keberagaman yang seperti ini.Tapi sekarang
tampaknya kebhinekaan kita sudah mulai pudar dengan banyaknya terjadi kasus kekerasan yang disebabkan keragaman tersebut.
Keberagaman yang seharusnya dulu kita banggakan sekarang malah menjadi faktor pemecah persatuan Negara Republik Indonesia.Dan kasus ini
sudah banyak terjadi di Indonesia, apalagi kasus kekerasan yang deisebabkan perbedaan agama.Keberagaman itu menjadi hal yang sangat sensitif bagi rakyat
Indonesia.Dan sekarang yang baru-baru ini terjadi adalah kasus kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah.
Muculnya aliran-aliran yang mengakui atau membawa nama agama islam, sudah lama merebak dikalangan masyarakat. Dan aliran-aliran itu sangat
Universitas Sumatera Utara
meresahkan masyarakat.seperti yang lagi hangat diperbincangkan saat ini yaitu, aliran ahmadiyah yang membawa nama agama islam. Tetapi aliran ini sudah
melenceng dari ajaran islam, aliran ini tidak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir tetapi memunculkan nama Mirza Ghulam Ahmad sebagai
Nabi terakhir. Dengan begitu banyak pihak yang menginginkan Ahmadiyah segera dibubarkan. Dan untuk mengatasi ini pemerintah mengeluarkan SKB 3
Menteri, yang yang isinya termasuk melarang jemaah ahamadiyah Indonesia agar menghentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama Islam
pada umumnya. Seperti pengakuaan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Selain itu dalam SKB 3 Menteri ini juga melarang semua warga negara
melakukan tindakan yang melanggar hukum terhadap penganut jemaat ahmadiyah. Tetapi sepertinya hal ini masih belum membuat puas berbagai ormas
agama.Dan pada tanggal 6 Februari 2011 terjadi kerusuhan di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang.Dimana pada kerusuhan ini warga
menyerbu rumah milik jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang. Menurut saksi salah seorang warga Cikeusik, aktivitas jamaah Ahmadiyah
di kampung itu sudah berlangsung sekitar 3 bulan terakhir.Jumlah pengikutnya semakin hari semakin bertambah, terakhir jumlah pengikut Ahmadiyah ditaksir
mencapai 60-an orang.Para jamaah Ahmadiyah tersebut sering terlihat berkumpul di kediaman Suparman, sebagai pimpinan untuk wilayah Cikeusik.Sementara itu,
tokoh masyarakat Cikeusik, mengatakan keberadaan Suparman dan pengikutnya sudah sangat meresahkan warga.Bahkan beberapa kali tokoh masyarakat, ulama,
dan jajaran pengurus MUI setempat telah memperingatkan Suparman.Namun setiap kesepakatan selalu dilanggar dan diingkari. Dan hal inilah yang menjadi
Universitas Sumatera Utara
pemicu kemarahan warga, sehingga pada Minggu pagi sekitar seribuan warga dari berbagai daerah, di antaranya berasal dari Kecamatan Cibaliung, Cikeusik,
Kabupaten Pandeglang dan Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, mendatangi
rumah Parman.
Saat massa tiba, puluhan Jamaah Ahmadiyah yang berada di rumah Parman sudan siap dan mereka membawa berbagai jenis senjata tajam, seperti samurai, parang,
dan tombak. Dan akhirnya pecahlah kerusuhan berdarah ini yang mengakibatkan sekitar 3 orang tewas dan 5 luka-luka. Dan kasus ini sampai sekarang masih
dalam tahap proses penyelidikan. Peristiwa kekerasan yang terjadi pada jemaah Ahmadiyah ini mendapat perhatian dari berbagai media massa, terutama media
televisi. Dan Metro TV sebagai stasiun TV swasta yang memfokuskan pada berita perkembangan politik dan ekonomi juga memberitakan peristiwa ini.Hampir
seluruh tayangan yang mereka sajikan, merupakan koreksi terhadap lembaga pemerintahan.MetroTV
lebih mengutamakan
tayangan yang
mendidik dibandingkan hiburan. Walaupun mereka tidak melupakan fungsi media massa
dalam member hiburan. Karena itu Metro TV menggabungkan fungsi edukasi, politik dan hiburan dalam satu tayangan talk show, salah satu contohnya adalah
Tayangan Provocative Proactive.Dan peristiwa kekerasan yang terjadi pada jemaah Ahmadiyah diangkat menjadi topik atau tema dalam tayangan ini.
Tayangan Provocative Proactive semula terkesan seperti acara televisipada umumnya, namun konsep yang dibuat oleh MetroTV membuat tayangan ini
berbeda dan jauh lebih menarik. Dalam tayangan ini akan membahas berita dan kabar terpanas dalam 1 minggu dalam gaya yang agak berbeda
.
Tayangan ini sebenarnya mempunyai visi dan misi kepada penontonnya adalah
“Yang Tidak
Universitas Sumatera Utara
Tahu Menjadi Tahu, Yang Tidak Peduli Menjadi Peduli ”. Tayangan Provocative
Proactive dibawakan oleh 5 orang host yang memerankan perannya masing- masing. Host utama adalah Pandji Pragiwaksono yang memerankan seorang
pegawai kantoran, kedua Ronal Suradpradja yang memerankan sebagai rakyat jelata, ketiga Raditya Dika yang memerankan seorang mahasiswa kristis, keempat
J-Flow yang memerankan seorang pengusaha muda sukses dan terakhir Andhari yang memerankan penjaga warung kopi.
Ada konsep yang berbeda dari tayangan ini dimana ada 2 pembagian segmen dalam tayangan ini.Dimana segmen pertama adalah segmen berita, Pandji
sebagai host utama membacakan berita yang sedang panas di dalam satu minggu.Dan pada segmen kedua sebuah talk show yang dinamakan
“Warung Kopi
”. Warung kopi termasuk dalam salah satu budaya Indonesia dimana kita bisa bersosialisasi dengan orang lain dan mengobrol bebas. Dan satu hal filosofi yang
menarik dari warung kopi adalah semua orang sama dan semua orang bisa membahas apa saja. Dan seperti itu lah yang diangkat dalam tayangan Provoctive
Proactive dalam segmen Warung Kopi.Dimana para perangkat acara bebas membahas dan mengkritisi berita atau peristiwa yang sedang panas dalam satu
minggu.Tayanganini tidak memberi kesimpulan dan solusi. Tetapi semua hal itu, dikembalikan kepada penonton. Fungsi kami adalah memberi fakta dan sudut
pandang Pandji Pragiwaksono.Satu kelebihan yang dimiliki acara ini adalah keberanian para host mengkritisi dengan sangat tajam dan dibalut dengan komedi-
komedi segar. Dan hal itu dibuktikan dengan prestasi yang ditoreh mereka ketika tayangan perdana sudah bisa menjadi trending topics di Twitter. Tayangan
Provoctive Proactive telah tayang sejak Agustus 2010.Tayangan Provoctive
Universitas Sumatera Utara
Proactive ditayangkanan secara langsung setiap hari Kamis pukul 22.05 WIB, dan siaran ulang setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB.Dalam setiap tayangannya, tema
yang diangkat selalu berbeda sesuai dengan berita yang sedang panas pada satu minggu.
Program tersebut tidak hanya menghibur para penontonnya dengan guyonan dan lelucon yang disampaikan para pelaku dalam tayangan
tersebut.Lelucon tersebut biasanya berbentuk kritikan yang disampaikan kepada pemerintah dan pihak terkait, namun dibungkus dalam konsep cerita yang
menghibur.Tayangan ini juga tidak semata-mata hanya menampilkan lelucon dari para pemain yang terlibat, tetapi banyak pesan pendidikan terutama bidang politik
yang disampaikan.Dalam tayangan tersebut juga hadir narasumber dari kalangan politisi atau bidang tertentu yang turut memberikan pendapat membahas
permasalahan yang diangkat dalam cerita. Dan ketika berita kekerasan terhadap jemaah ahmadiyah ini sedang panas-
panasnya dibahas oleh media massa, tayangan ini pun seakan tidak mau ketinggalan mengangkat berita ini menjadi tema dalam tayangan mereka. Dengan
memberi judul ”KDRT Kekerasan Dalam Republik Tercinta tayangan ini
langsung mendapat sorotan dari khalayak. Bahkan Provocative Proactive kembali mengangkat tema yang sama pada episode mereka selanjutnya. Mereka memberi
judul ”KDRT Jilid II”. Dengan kritikan-kritikan tajam dan pedasnya mereka
kembali memberitakan kasus kekerasan yang terjadi pada jemaah ahmadiyah di Cikeusik. Dan tidak hanya menyoroti peristiwa di cikeusik, mereka juga
memberitakan kasus yang terjadi temanggung dan di daerah lain yang terjadi karena keberagaman Indonesia. Karena kritikan dan penyampaian yang tajam,
Universitas Sumatera Utara
pedas dan berani di dalam tayangan ini maka penulis memilih tayangan ini sebagai subjek penelitian.
Perangkat analisis
yang digunakan
peneliti adalah
analisis framing.Analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media
saat mengkonstruksi fakta. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh
wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita Sobur, 2004: 162. Dan analisis framing yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
framing Robert Entman. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau
isu Eriyanto. 2002: 187. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti
konstruksi pemberitaan kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah pada tayangan Provocative Proactive di Metro TV.
I.2. PERUMUSAN MASALAH