2. Media yang diteliti adalah berbentuk siaran televisi. Dalam hal ini adalah tayangan talk show Provocative Proactive, karena dianggap tayangan ini
termasuk tayangan yang sangat kritis dalam mengkritisi suatu berita 3. Jenis berita yang diteliti adalah berita seputar kekerasan terhadap jemaah
Ahmadiyah 4. Berita yang diteliti adalah yang tayang pada tanggal 10 Februari 2011
dan 17 Februari 2011
I.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.4.1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara tayangan Provocative Proactive memaknai, memahami dan membingkai berita kekerasan terhadap jemaah
Ahmadiyah 2. Untuk mengetahui posisi tayangan Provocative Proactive dalam
mengkonstruksi berita yang dalam hal ini kasusnya terkait dengan kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah
I.4.2. Manfaat Penelitian
1. Menguji pengalaman teoritis penulis selama mengikuti studi di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU terutama dalam bidang
Jurnalistik. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang pikir penulis
dalam melengkapi perbendaharaan penelitian mengenai analisis media.
I.5.KERANGKA TEORI
Teori merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di
Universitas Sumatera Utara
antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6.Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan
pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
I.5.1. Komunikasi
Secara epistemologis istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin yakni communication, dan bersumber
dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa dikatakan
dengan pemaknaan yang sama. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna
atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga
paling rumit Purba dkk,2006:29. Ungkapan diatas tidak dapat dipungkiri, karena komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi.
Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling memperngaruhi antara yang satu dengan yang lain sengaja atau tidak sengaja, dan
tidak terbatas pada komunikasi verbal saja Cangara,2003:20. Dalam perkembangannya, banyak ahli komunikasi mendefenisikan
komunikasi secara berbeda-beda. Sejak awal abad 20 tepatnya 1930-1960, defenisi-defenisi mengenai komunikasi telah banyak diungkap, ketika itu para ahli
di Amerika Serikat mulai merasakan kebutuhan akan “Science Of
Communication ”, dan diantaranya adalah Carl I. Hovland. Menurutnya, Ilmu
Komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk
Universitas Sumatera Utara
pendapat dan sikap a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are
formed Purba dkk, 2006:29. JikaCarl I. Hovland mendefenisikan komunikasi sebagai usaha yang sistematis, maka Harold Laswell menerangkan cara terbaik
untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect? Yang berarti “Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana? ”Mulyana,2005:62.
I.5.2. Komunikasi Massa