Karakteristik Responden ANALISIS DATA

5.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.1.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin No Jawaban Frekuensi 1 2 Laki-laki Perempuan 11 9 55 45 Total 20 100 Sumber : Data Primer 2013 Dari data tabel di atas dapat kita ketahui bahwa mayoritas responden adalah laki-laki. Persentase responden laki-laki mencapai 55 sedangkan perempuan hanya mencapai 45. Hal ini dikarenakan yang menjadi sampel adalah petugas dan penyandang Orang dengan Kecacatan. Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa di Panti Sosial Bina Daksa lebih banyak jumlah laki-laki daripada perempuan. Walaupun selisihnya tidak begitu jauh. Baik petugas ataupun penyandang orang dengan kecacatan lebih mendominasi laki-laki. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia No Jawaban Frekuensi 1 2 3 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 9 4 7 45 20 35 Total 20 100 Sumber : Data Primer 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang berusia di bawah 20 tahun. Pada usia 21-25 tahun berjumlah 9 orang. Jumlah terbanyak yang menjadi responden penulis. Pada usia 26-30 tahun ada sebanyak 4 orang yang menjadi responden. Usia 31-35 tahun ada sebanyak 7 orang yang menjadi responden. Usia ini jumlah terbanyak ke-2 yang menjadi responden penulis. Berdasarkan karakteristik usia di atas dapat kita ketahui yang berada di Panti Sosial Bina Daksa Bahagia adalah usia produktif. Hal ini terlihat jelas dari orang yang menjadi responden. Universitas Sumatera Utara Dimana usia dari para responden adalah 20-35 tahun. Pada usia tersebut, manusia digolongkan masih produktif dan energik. Tabel 5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan No Jawaban Frekuensi 1 2 Petugas ODK 5 15 25 75 Total 20 100 Sumber : Data Primer 2013 Tabel di atas menerangkan pada kita bahwa ada 5 orang petugas yang menjadi responden dimana persentasenya 25. Sementara dari orang dengan kecacatan ada sebanyak 15 orang dan persentasenya mencapai 75. Jumlah orang dengan kecacatan lebih banyak karena merekalah Universitas Sumatera Utara yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Untuk mengetahui informasi lebih akurat tentang penelitian ini, penulis memfokuskan responden kepada orang dengan kecacatan. Dengan menggali informasi melalui orang dengan kecacatan, maka informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dan lebih akurat. Informasi tersebut yang selanjutnya dirangkum menjadi data dalam penulisan ilmiah ini. Data dari petugas di Panti Sosial Bina Daksa Bahagia sebagai referensi untuk melengkapi informasi dalam penulisan karya ilmiah ini. Tabel 5.1.4 Karakteristik Berdasarkan Tanggal Wawancara No Tanggal Frekuensi 1 2 3 29 April 30 April 1 Mei 8 6 6 40 30 30 Universitas Sumatera Utara Total 20 100 Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa wawancara dengan responden dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Pada hari pertama wawancara ada sebanyak 8 orang menjadi responden dimana persentasenya mencapai 40. Wawancara pertama ini berlangsung pada tanggal 29 April 2013. Wawancara kedua dilaksanakan pada tanggal 30 April 2013. Dalam wawancara kedua ini ada sebanyak 6 orang yang menjadi responden, dimana persentasenya adalah 30. Pada hari ketiga yaitu 1 Mei 2013 ada 6 orang yang menjadi responden. Persentasenya adalah 30. Dalam tempo 3 tiga hari wawancara siap dilaksanakan. Sebanyak 20 orang yang menjadi sampel dalam penelitian skripsi ini berhasil diwawancarai. Proses wawancara terhadap sampel penelitian berjalan lancar. Bahkan proses wawancara sangat efektif dan efisien. Petugas maupun orang dengan kecacatan sangat koperatif dalam proses wawancara. Tabel 5.1.5 Karakteristik Berdasarkan Tempat Wawancara No Jawaban Frekwensi 1 PSBD Bahagia 20 100 Sumber: Data Primer 2013 Universitas Sumatera Utara Sampel dalam penelitian sebanyak 20 orang. Ke-20 orang yang menjadi sampel tersebut berhasil diwawancarai dalam satu lokasi yaitu Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatera Utara. Setiap hari kedua puluh orang yang menjadi sampel tersebut berada di panti tersebut. Hal inilah yang mempermudah proses wawancara. Dengan berada di lokasi panti, kita bisa menjumpai mereka semua. Sebagian besar dari sampel adalah penghuni tetap panti, maksudnya mereka melakukan aktifitas seharian dan tinggal di panti tersebut. Pada umumnya mereka adalah orang dengan kecacatan. Namun ada juga yang hanya melakukan aktifitas namun tidak tinggal menetap di panti. Umumnya mereka adalah petugas panti. 5.2 Upaya Panti Sosial Bina Daksa PSBD Bahagia Sumatera Utara Dalam Peningkatan Fungsi Sosial Orang Dengan Kecacatan Tubuh ODK A. Pendekatan Awal Kegiatan yang mengawali proses rehabilitasi yang dilaksanakan di masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dan kerjasama dengan mengadakan kontak langsung dengan pemerintah daerah dan keluarga. Pendekatan awal dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan informasi yang jelas guna penetapan calon klien, serta menumbuhkan minat klien untuk direhabilitasi dan termotivasinya orang tua klien untuk menyerahkan anaknya mengikuti program rehabilitasi di PSBD Bahagia, Sumatera Utara. 1. Bagaimana Proses pendekatan awal yang dilakukan PSBD Bahagia kepada keluarga dan calon klien? Universitas Sumatera Utara Dalam proses pendekatan ini dapat digolongkan menjadi 2 cara pendekatan awal menurut Northrop yaitu: cara pendekatan behavioristik dipengaruhi oleh gestalt dan fungsionalisme dipengaruhi psikologi dalam. Ciri-ciri pendekatan behavioristik yaitu: a. Tipe pendekatan yang harus mementingkan tingkah laku atau gejala-gejala yang nampak saja b. Memperhatikan bagaimana hubungan antara gejala-gejala tersebut c. Melihat gejala psikologis hanya berdasarkan kumpulan dari gejala-gejala yang nampak d. Pandangan cenderung kuantitatif Tipe pendekatan ini memandang bahwa terjadinya tingkah laku adalah otomatis sesuai hukum-hukum yang ada. Ciri-ciri pendekatan fungsionalisme: a. Lebih memperhatikan hal-hal yang sifatnya internal tidak disadari, karena hal-hal ini dipandang have so important role dalam proses pembentukan kepribadian b. Mempelajari bagaimana individu memproyeksikan hal-hal yang tidak disadari itu dalam tingkah lakunya. Biasanya mengungkapkan hal-hal tersebut tidak dapat dengan cara wajar c. Dipelajari bagaimana proyeksinya d. Cenderung kualitatif lebih memperhatikan gejala jiwa yang dinamis Universitas Sumatera Utara Jadi, dalam proses pendekatan awal yang dilakukan PSBD Bahagia terhadap keluarga dan calon klien cenderung melakukan tipe pendekatan behavioristik. 2. Berapa lama Proses pendekatan awal itu dilakukan? Proses pendekatan awal itu dilakukan secara bertahap. Biasanya membutuhkan waktu selama sebulan dalam proses pendekatan awal. Proses ini dilakukan disesuaikan dengan kondisi klien dan keluarga klien. Untuk itu, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sehingga membutuhkan waktu sebulan untuk menyelesaikannya. 3. Dimanakah proses pendekatan awal tersebut dilakukan? Proses pendekatan awal dilakukan di PSBD Bahagia. Hal ini dilakukan karena sarana dan prasarana penunjang dalam hal proses pendekatan awal tersebut berada di PSBD Bahagia. Untuk itu, dalam proses pendekatan awal dapat lebih mudah dilaksanakan. Namun tidak tertutup kemungkinan proses pendekatan awal dilakukan dengan kunjungan ke rumah klien. Tetapi pada umumnya dilakukan di PSBD Bahagia. B. Penerimaan Tahapan dimana calon klien melakukan registrasi ulang yaitu mengenai: a. Pencatatan identitas calon klien dalam buku induk b. Penandatanganan kontrak pelayanan antara klien dan PSBD bahagia Sumatera Utara c. Pengisian dan pemeriksaan berkas-berkas yang diperlukan 4. Bagaimana proses penerimaan klien yang dilakukan oleh pihak PSBD Bahagia? Penerimaan calon klien menjadi klien di PSBD Bahagia dilakukan melalui pengumpulan data terhadap calon klien. Dalam proses pengumpulan data ini, petugas PSBD Bahagia tidak hanya sebatas mengumpulkan data saja. Tetapi juga melakukan pendekatan Universitas Sumatera Utara emosional terhadap calon klien dan keluarga calon klien. Setelah terbangun komunikasi dan emosional maka akan mempermudah dalam proses administrasi. Dalam proses administrasi, calon klien diberi berkas untuk diisi. Setelah itu, calon klien akan membuat surat pernyataan yang harus ditandatangani menggunakan materai. Dalam proses teknis penyelesaian ini calon klien harus didampingi oleh keluarga inti. Dimana dalam pengisian administrasi ini keluarga harus terlibat penuh. Dalam hal penerimaan calon klien menjadi klien di PSBD Bahagia ada prosedur pendaftaran yang harus dilalui yaitu: a. Orangtuawali langsung menghubungi PSBD Bahagia dengan membawa seluruh berkas yang dipersyaratkan b. Orangtuawali menghubungi Dinas Sosial Provinsi atau kabupatenkota setempat dengan membawa seluruh berkas yang dipersyaratkan c. Penerimaanpemberangkatan calon klien secara kolektif oleh pemerintah Provinsi, KabupatenKota Dinas Sosial setempat dengan terlebih dahulu ada pemberitahuan kepada PSBD Bahagia d. Rujukan LBK Loka Bina Karya atau lembaga-lembaga pelayanan sejenis, diupayakan melalui kordinasi dengan pemerintah daerah setempat 5. Apakah dalam proses penerimaan klien ini dikenakan biaya? Jika ada, sebutkan? PSBD Bahagia adalah salah satu panti khusus menampung orang dengan kecacatan. Panti ini adalah panti yang dimiliki oleh pemerintah. Untuk itu, dalam pelayanan di panti ini, tidak dikenakan biaya sepeser pun atau gratis karena panti ini mendapat anggaran dari Universitas Sumatera Utara pemerintah. Dimana anggaran tersebut berasal dari sumbangan sukarela dan biaya dari pemerintah. Namun klien orang dengan kecacatan ini dikenakan biaya materai yang besarnya Rp 6.000,-. PSBD Bahagia tidak menyediakan materai. Materai digunakan dalam pengurusan administrasi. Klien orang dengan kecacatan membuat surat pernyataan yang ditandatangani dan menggunakan materai. 6. Berapa lama proses penerimaan dari calon klien menjadi klien di PSBD Bahagia? Calon klien orang dengan kecacatan membutuhkan waktu kurang dari seminggu untuk menjadi klien di PSBD Bahagia. Tepatnya waktu tidak bisa dipastikan. Karena ada yang 3 hari bahkan 4 hari. Tapi pastinya kurang dari seminggu. Dalam proses kurang dari seminggu ini calon klien mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan oleh pihak PSBD Bahagia. Misalnya seperti pengenalan terhadap calon klien dan keluarga, pengisian berkas dan administrasi, pembuatan surat pernyataan yang harus ditandatangani menggunakan materai dan lain-lain. Adapun yang menjadi persyaratan umum calon klien menjadi klien di PSBD Bahagia yaitu: a. Penyandang disabilitas cacat tubuh b. Usia 15-35 tahun c. Berbadan sehat dan tidak mengidap penyakit menular serta tidak ada indikasi paraplegia dinyatakan dengan surat keterangan dokter sebanyak 2 rangkap d. Tidak memiliki cacat ganda mempunyai cacat tubuh dan cacat mental e. Bisa membaca dan menulis f. Tidak mempunyai tanggungan keluarga belum menikah Universitas Sumatera Utara g. Mengisi dan mendatangi surat pernyataan klien, orangtuaklien untuk mentaati program rehabilitasi sosial h. Melampirkan surat pernyataan bahwa orangtuawali bersedia menerima kembali si anak, baik yang tamat maupun gagal dalam pembinaan i. Menyerahkan foto terbaru seluruh badan ukuran postcard yang memperlihatkan kecacatannya sebanyak 3 lembar j. Menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3x4 sebanyak 3 lembar k. Menyerahkan fotocopy KTP Surat keterangan dari kepala desa lurah tentang status kependudukan sebanyak 2 lembar l. Menyerahkan fotocopy KTP orangtua wali sebanyak 2 lembar m. Menyerahkan fotocopy ijasahSTTB sebanyak 2 lembar C. Assesment Untuk mendapatkan data dan informasi mengenai latar belakang permasalahan klien meliputi kemampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari, bakat, minat, potensi-potensi yang dimiliki, kemampuan, harapan dan rencananya untuk masa depan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah serta upaya lain untuk pengembangan potensi klien dan penempatan klien dalam jurusan keterampilan. 7. Bagaimana bentuk proses pengumpulan data assessment yang dilakukan pihak PSBD bahagia kepada klien? Penalaahan dan pengungkapan masalah assessment adalah melakukan proses pengungkapan dan penelahaan masalah melalui wawancara dan tes assesment dalam rangka mendapat informasi yang menyeluruh tentang kondisi dan permasalahan klien guna pengambilan keputusan penempatan pada program yang tepat, meliputi: Universitas Sumatera Utara a. Pemeriksaan aspek fisik dan kesehatan b. Pemeriksaan aspek mental psikologis c. Pemeriksaan aspek sosial d. Pemeriksaan aspek vokasional Data–data mengenai hal tersebut oleh pekerja sosial disimpan dengan baik pada folder masing-masing klien dan bersifat rahasia. Setelah memperoleh hasil pengungkapan dan penelaahan masalah klien, selanjutnya pekerja sosial melaksanakan case comperence CC guna menyusun rencana intervensi dan penempatan pada program pelayanan dan rehabilitasi sosial. 8. Apa saja yang ditanyakan pihak PSBD Bahagia untuk menggali informasi tentang klien? Dalam proses menggali informasi tentang klien, pihak PSBD Bahagia melakukan kunjungan rumah. Pihak PSBD Bahagia sering melakukan pertemuan dengan klien orang dengan kecacatan dan keluarga klien untuk membangun suatu hubungan emosional. Setelah terbangun hubungan emosional, maka mulai menggali informasi tentang klien. Dalam proses menggali informasi pihak PSBD Bahagia memulai dengan pertanyaan yang umum lebih dulu lalu bertanya hal yang khusus terhadap klien maupun keluarga klien. Bentuk pertanyaan untuk menggali informasi itu misalnya: a. Siapa nama klien? b. Berapa usia klien? c. Apakah selama ini klien tinggal bersama keluarga? d. Siapa orang terdekat klien? e. Apa pendidikan terakhir klien? f. Apa keahlian klien? Universitas Sumatera Utara g. Apakah kecacatan klien bawaan dari lahir atau tidak? Jika tidak apa penyebabnya? Sudah berapa lama? h. Apakah klien memiliki rasa kurang percaya diri akibat kecacatan yang dialaminya? i. Bagaimana proses interaksi klien baik dengan keluarga maupun lingkungan? j. Dan lain lain 9. Berapa lama proses pengumpulan data ini dilakukan? Proses pengumpulan data ini biasanya membutuhkan waktu 3 hari. Pada hari pertama, pihak PSBD Bahagia biasanya mulai pendekatan emosional kepada klien dan keluarga klien. Pihak PSBD bahagia berkunjung ke rumah klien dengan melakukan sharing terhadap klien dan keluarga. Pada hari ke dua, pihak PSBD Bahagia melakukan hal yang sama namun mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada klien maupun keluarga klien untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Pada hari ke tiga juga demikian. Namun pada hari ke tiga ini lebih fokus dalam proses penggalian informasi tentang klien. Dengan demikian, pihak PSBD Bahagia mampu memperoleh semua informasi yang dibutuhkan tentang klien yang gunanya untuk kemajuan klien selama proses rehabilitasi sosial dilakukan. D. Bimbingan Sosial, Mental, Fisik dan Keterampilan Meliputi pembinaan fisik, mental psikologis, mental keagamaan dan keterampilan. a Bimbingan Sosial dan Mental 10. Apa saja bentuk bimbingan sosial dan mental yang dilakukan oleh pihak PSBD Bahagia kepada klien? Bagaimana proses bimbingan tersebut dilakukan? Universitas Sumatera Utara Bentuk bimbingan sosial dan mental meliputi: a. Bimbingan mental spiritual keagamaan oleh pembimbing agama kepercayaan masing- masing b. Bimbingan etika dan budi pekerti c. Bimbingan psiko sosial d. Outbond di alam terbuka e. Bimbingan pramuka Proses bimbingan tersebut dilakukan dengan pembagian kelas. Klien orang dengan kecacatan diklasifikasikan menurut agama masing-masing sehingga dalam bimbingan mental spiritual keagamaan ada kelas menurut agama masing-masing yang dipimpin oleh pembimbing sesuai agama yang dianut. Hal ini dilakukan bukan karena diskriminasi namun untuk mempermudah dan memfokuskan dalam hal bimbingan mental spiritual. Dalam proses bimbingan etika,budi pekerti, outbond dan pramuka tetap dibagi menjadi beberapa kelompok namun pembagian kelompok bukan berdasarkan agama. Pembagian kelompok ini dilakukan agar mempermudah proses interaksi klien orang dengan kecacatan dengan rekan-rekannya sehingga kemampuan mereka dalam berinteraksi dan bersosialisasi menjadi lebih terasah. 11. Berapa lama proses bimbingan ini dilakukan? Berapa jam dalam sehari? Proses bimbingan ini dilakukan setiap hari secara bergiliran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pihak PSBD Bahagia. Setiap sesi berlangsung selama 2-3 jam sehari. Proses ini berlangsung selama klien orang dengan kecacatan berada di PSBD Bahagia. Melalui proses tersebut, diharapkan dapat mematangkan kemampuan mental dan sosial Universitas Sumatera Utara dari klien orang dengan kecacatan sehingga dalam proses interaksi dan sosialisasi tidak ada persoalan dalam menjalaninya. 12. Apakah ada kendala yang dihadapi klien selama proses bimbingan tersebut? Adapun kendala yang dihadapi klien dalam mengikuti proses bimbingan ini adalah adanya keterbatasan fisik dari klien. Misalnya saja klien yang menggunakan kursi roda harus mempunyai waktu lebih dalam mencapai tempat proses bimbingan tersebut berlangsung. Dan selama proses bimbingan berlangsung, klien orang dengan kecacatan pun mengalami kendala dalam menjalani bimbingan tersebut. Kendala klien berbeda- beda tergantung dari tingkat kecacatan dari klien orang dengan kecacatan tersebut. Dalam hal ini lah sangat diperlukan bimbingan dari pekerja sosial dan juga pegawai dari PSBD Bahagia. b Bimbingan Fisik 13. Apa saja bentuk bimbingan fisik yang dilakukan pihak PSBD bahagia kepada klien? Bagaimana proses tersebut dilakukan? Bentuk bimbingan fisik meliputi: a. Kegiatan senam b. Kegiatan olahraga c. Pemeriksaan kesehatan d. Fisioterapi Proses tersebut dilakukan selama klien berada di PSBD Bahagia. Proses ini dilakukan rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh petugas PSBD Bahagia. Kurun waktu lamanya proses ini tidak ditetapkan sampai kapan. Tetapi selama klien orang Universitas Sumatera Utara dengan kecacatan berada di PSBD Bahagia rutinitas seperti ini dilakukan selama 2-3 jam setiap hari sesuai dengan jadwal yang ada. Dalam proses ini klien orang dengan kecacatan dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang selanjutnya dipandu melaksanakan kegiatan bimbingan fisik tersebut. 14. Apakah ada kendala yang dihadapi klien selama proses bimbingan fisik tersebut? Klien memiliki kendala dalam menjalani bimbingan fisik ini. Adapun penyebab timbulnya kendala yang dihadapi klien adalah keterbatasan kemampuan yang dimiliki klien yang menyebabkan mereka menjadi klien di PSBD Bahagia. Keterbatasan ini sesuai dengan kecacatan yang mereka miliki. Namun proses bimbingan fisik ini masih bisa berjalan sewajarnya karena klien memiliki pendamping dalam proses pelaksanaan bimbingan fisik ini. 15. Apakah ada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pihak PSBD Bahagia kepada Klien? Jika ada, berapa kali pemeriksaan kesehatan dilakukan dan pemeriksaannya meliputi apa saja? Pemeriksaan kesehatan ada dilakukan oleh pihak PSBD Bahagia. Namun pemeriksaan kesehatan ini dilakukan jika ada gangguan yang dialami oleh klien orang dengan kecacatan. Dalam hal ini, kurang optimal karena tidak dilakukan secara rutin, namun hanya sebatas jika dibutuhkan saja. Keterbatasan kemampuan dari PSBD Bahagia mengakibatkan pemeriksaan kesehatan tidak bisa optimal. 16. Jika ada gangguan kesehatan yang dialami klien, bagaimana tindakan penanganan yang dilakukan oleh pihak PSBD Bahagia? Universitas Sumatera Utara Jika klien orang dengan kecacatan mengalami gangguan kesehatan maka dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak PSBD Bahagia. Petugas PSBD akan melakukan pemeriksaan kesehatan secara optimal untuk mengetahui penyakit atau kondisi klien orang dengan kecacatan. Jika klien orang dengan kecacatan mengalami penyakit serius dan butuh penanganan optimal yang harus diopname maka petugas PSBD Bahagia akan mengkonfirmasi hal tersebut kepada keluarga klien yang bersangkutan untuk dapat perawatan lebih optimal karena pihak PSBD Bahagia hanya memiliki anggaran untuk membiayai penyakit-penyakit yang dianggap oleh medis termasuk dalam kategori penyakit ringan. c Bimbingan Keterampilan 17. Apa saja bentuk keterampilan yang diajarkan oleh pihak PSBD Bahagia kepada klien? Bagaimana proses bimbingan tersebut dilakukan? Bentuk bimbingan keterampilan yaitu: a. Penjahit pakaian wanita b. Penjahit pakaian pria c. Elektronika d. Service telepon seluler e. Otomotif roda dua Proses bimbingan dilakukan secara rutin sesuai dengan bidang yang digeluti oleh klien orang dengan kecacatan. Mereka didampingi dan diajari sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dalam proses ini pendamping sangat berperan dalam melaksanakan tugasnya karena klien bertumpu pada mereka. Universitas Sumatera Utara 18. Berapa lama bimbingan keterampilan ini dilakukan? Berapa jam dalam sehari? Bimbingan keterampilan ini dilakukan selama klien berada di PSBD Bahagia. Dalam pelaksanaan bimbingan keterampilan ini ada jadwal yang sudah ditentukan. Prosesnya dalam sehari mencapai 5,5 jam per hari. Ini dilakukan rutin setiap hari terhitung hari Senin sampai Kamis sesuai jadwal dan sesuai dengan hasil assessment klien yang dilakukan pada awal penerimaan. 19. Bimbingan keterampilan yang klien pilih? Dalam proses assessment yang dilakukan oleh pekerja sosial akan dilihat bagaimana kemampuan fisik, kemampuan alat gerak, kemampuan minat dan bakat, serta kegiatan sehari-hari. Setelah melalui proses assessment pekerja sosial akan menyimpulkan penempatan kelas keterampilan klien. Akan tetapi, pada permulaan pelaksanaan bimbingan keterampilan pekerja sosial dibantu dengan seksi rehabilitasi sosial akan melakukan evaluasi terhadap klien. Apabila ditemukan ada klien yang dirasa tidak cocok ditempatkan disalah satu bimbingan keterampilan, maka pekerja sosial akan melakukan case conference cc. 20. Apakah ada kendala yang dihadapi selama proses bimbingan keterampilan ini? Pada dasarnya secara pendidikan formal, klien PSBD Bahagia memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pada umumnya, hal ini akan mempengaruhi terhadap kemampuan menerima pelajaran ataupun daya tangkap seseorang. PSBD Bahagia sendiri tidak melakukan pemisahan bimbingan keterampilan berdasarkan tingkat pendidikan. Hal ini tentu akan menjadi permasalahan yang dihadapi oleh klien pada proses bimbingan keterampilan. Oleh karena itu, pekerja sosial dan instruktur berperan untuk Universitas Sumatera Utara meminimalisirkan kendala tersebut dengan melakukan pendampingan dan pemberian motivasi. E. Resosialisasi Resosialisasi adalah sebuah proses penanaman kembali atau transfer kebiasaan kembali atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Kata resosialisasi berawal dari kata sosialisasi, namun karena kembali mengulang maka menggunakan awalan re yang artinya kembali. Jadi pada dasarnya kata dasarnya adalah sosialisasi. Dalam tahapan ini klien dipersiapkan untuk terjun ke masyarakat, keluarga maupun disalurkan ke lapangan kerja yang tersedia dan instansi pengirim. 21. Bagaimana bentuk resosialisasi yang diberikan pihak PSBD Bahagia kepada klien? George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut. a. Tahap persiapan Preparatory Stage Tahap ini dialami sejak klien masuk ke panti, saat seorang klien mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga klien mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Universitas Sumatera Utara b. Tahap meniru Play Stage Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang klien menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Klien mulai menyadari kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana klien menyerapnorma dannilai. Bagi seorang klien, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti Significant other c. Tahap siap bertindak Game Stage Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuanbermainsecara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membelakeluargadan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawanberinteraksisemakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan- peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa adanormatertentu yang berlaku di luar keluarganya. d. Tahap penerimaan norma kolektif Generalized StageGeneralized other Universitas Sumatera Utara Pada tahap ini seseorang telah dianggap mampu. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja samabahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya. Hal inilah yang diterapkan oleh PSBD Bahagia dengan konsep yang mereka miliki. Pastinya pihak PSBD Bahagia menekankan klien memiliki keterampilan dan siap untuk terjun kembali ke masyarakat. 22. Apa saja yang menjadi kriteria ataupun persyaratan dalam memilih tempat Praktek Belajar Kerja PBK untuk klien? Tidak ada persyaratan khusus dalam memilih tempat praktek belajar kerja. Jika tempat tersebut layak dan mau menerima klien apa adanya maka tempat tersebut menjadi pilihan tempat praktek belajar kerja. 23. Berapa lama proses PBK ini berlangsung? Proses PBK ini berlangsung selama 60 hari, dengan estimasi kegiatan berlangsung pada awal Oktober sampai pertengahan Desember. Tidak semua klien akan melakukan PBK. Klien akan diseleksi kembali oleh pekerja sosial seksi penyaluran dan bimbingan lanjut selaku pelaksana kegiatan, perawat, juga pembimbing psikologi, dan instruktur. Hal-hal yang diperhatikan dalam pemilihan peserta PBK meliputi kemampuan belajar, disiplin, kemampuan fisik, kesiapan mental, etika, serta kemampuan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 24. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam proses PBK tersebut? Kendala yang terjadi selama proses PBK biasanya terjadi antara pemilik usaha dengan klien, pemilik usaha dengan PSBD Bahagia serta dari klien itu sendiri. Permasalahan antara pemilik usaha dengan klien biasanya disebabkan karena pemilik usaha merasa tidak nyaman dengan kondisi kecacatan klien. Permasalahan antara pemilik usaha dengan PSBD Bahagia biasanya disebabkan karena alasan tertentu menyebabkan pemilik usaha mengundurkan diri sebagai pendamping perusahaan. Permasalahan dari klien itu sendiri biasanya terjadi karena ketidaknyamanan klien di tempat usaha. Oleh karena itu, pekerja sosial akan bertindak sebagai konselor yang akan mendampingi dan memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi klien selama proses PBK berlangsung. Setiap minggunya pekerja sosial akan melakukan pendampingan langsung ke tempat-tempat usaha yang telah ditunjuk sebagai lokasi PBK. 25. Apakah yang ingin didapat dari proses PBK tersebut? Pada dasarnya PBK yang dilakukan oleh PSBD Bahagia bertujuan untuk menerapkan bagaimana interaksi klien dengan masyarakat luas dalam hal ini konsumen. Hal ini berkaitan dengan tujuan utama PSBD Bahagia sebagai wadah rehabilitasi sosial bukan rehabilitasi vokasional. 26. Apakah ada bantuan usaha toolkit dari PSBD Bahagia kepada klien? PSBD Bahagia memberikan bantuan usaha kepada setiap klien pada akhir proses rahabilitasi di dalam panti. Bantuan ini bertujuan sebagai modal awal bagi klien untuk berwirausaha. Adapun bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan bimbingan keterampilan yang diikuti oleh klien. Misalnya klien yang mengikuti bimbingan keterampilan penjahitan, pada akhir proses rehabilitasi sosial dalam panti akan diberikan Universitas Sumatera Utara mesin jahit dan peralatan menjahit lainnya. Saat ini PSBD Bahagia sedang mengembangkan program usaha ekonomi produktif UEP. Yang menjadi sasaran program ini adalah eks klien yang telah berwirausaha dan perlu pengembangan usaha lebih lanjut. Mekanisme penerimaan program ini dimulai dari adanya proposal yang diajukan oleh eks klien kepada PSBD Bahagia untuk kemudian oleh tim verifikasi yang berasal dari seksi penyaluran dan bimbingan lanjut akan menseleksi proposal yang masuk untuk kemudian didapatlah nama-nama eks klien penerima UEP. Bantuan ini sifatnya tidak diberikan kepada seluruh eks klien. Bantuan UEP ini tidak dalam bentuk uang tunai, tapi berupa barang-barang yang didalam proposal diminta oleh eks klien. F. Bimbingan Lanjut Tahap bimbingan lanjutan dilakukan setelah diadakan evaluasi sejak tahap input proses, output dan out come maka telah mencapai titik akhir dalam proses pelayanan sosial dalam UPT, pada gilirannya harus mengakhiri kegiatan pelayanan sosial dengan pertimbangan tindak lanjut purna pelayanan sosial. 27. Bagaimana bentuk bimbingan lanjut yang diberikan pihak PSBD Bahagia kepada klien? Bimbingan lanjut ini dilakukan berupa kunjungan petugas kekeluarga eks klien. Kegiatan ini berlangsung setelah eks klien meninggalkan PSBD Bahagia selama 6 bulan. Dalam kunjungan kekeluarga eks klien akan dilakukan evaluasi terhadap outcome dari program rehabilitasi sosial PSBD Bahagia. Selanjutnya dalam bimbingan lanjut ini akan dilakukan terminasi. Universitas Sumatera Utara 28. Berapa lama proses tersebut berlangsung? Proses ini berlangsung selama 3 hari kepada 1 satu eks klien. Dalam pelaksanaannya petugas akan melakukan wawancara maupun mengisi angket. 29. Bagaimanakah evaluasi yang dilakukan PSBD bahagia kepada klien? Hasil dari kunjungan keluarga eks klien akan menjadi bahan evaluasi terhadap perbaikan proses rehabilitasi sosial untuk tahun berikutnya. Di dalam program kunjungan ini akan didapat sampel out come dan dianggap merepresentasikan hasil akhir dari proses rehabilitasi sosial di PSBD Bahagia. G. Terminasi Terminasi merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pelayanan sosial klien dalam UPT, yang terakhir dan telah disampaikan serta direncanakan oleh pihak panti untuk mengakhiri dan melepaskan dari proses pertolongan secara profesional antara panti sebagai lembaga pelayanan rehabilitasi sosial dengan sistem klien, sistem kegiatan dan sistem sasaran. Landasan bagi suatu tahapan terminasi ketika eks klien tersebut telah mandiri dan tugas-tugas yang dilakukan telah menunjukkan adanya kemajuan yang dapat dicapai, sehingga mereka benar-benar dapat melaksanakan keberfungsian sosial secara wajar dalam arti yang sesungguhnya. 30. Bagaimana bentuk terminasi ini dilakukan? Panti Sosial Bina Daksa Bahagia, Sumatera Utara melaksanakan terminasi atas dasar : a. Klien telah selesai masa rehabilitasinya di panti Universitas Sumatera Utara b. Permintaan Klien untuk mengakhiri proses pertolongan intervensi c. Adanya permasalahan baru yang mengakibatkan masalah tersebut perlu dirujuk ke lembaga lain. Jika hal tersebut terlaksana biasanya bentuk terminasi yang dilakukan adalah seminar ataupun presentasi oleh klien yang bersangkutan dihadapan keluarga, petugas PSBD Bahagia ataupun rekan-rekan klien. Klien menceritakan pengalaman-pengalaman yang dijalani selama berada di PSBD Bahagia. 31. Apakah bekal yang diberikan PSBD Bahagia sudah dianggap cukup untuk menjadi bekal klien untuk terjun ke masyarakat? PSBD Bahagia memiliki target pencapaian tujuan rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan selama satu tahun. Pada dasarnya PSBD Bahagia menganggap satu tahun adalah waktu yang ideal bagi klien untuk dapat menerima semua proses rehabilitasi sosial yang ada. Pada akhirnya masih tetap ditemui klien-klien yang sebenarnya belum siap untuk kembali ke masyarakat setelah menjalani proses rehabilitasi sosial selama satu tahun. Namun, adanya tujuan dan misi di awal dan juga keterbatasan anggaran mengakibatkan klien harus dipulangkan. 32. Apa yang menjadi tolak ukur klien siap untuk terjun ke dalam masyarakat? Tolak ukur klien siap untuk terjun ke dalam masyarakat adalah: a. Memiliki keterampilan Hal ini ditandai dengan adanya kelas keterampilan yang diikuti oleh klien PSBD “Bahagia” Sumatera Utara yang terdiri dari keterampilan penjahitan wanita, penjahitan pria, ponsel, elektronika dan otomotif sepeda motor. Dengan berdasarkan kurikulum yang disusun langsung oleh PSBD “Bahagia” Sumatera Utara diharapkan dapat Universitas Sumatera Utara memberikan pengetahuan klien terhadap jenis keterampilan yang diikuti oleh klien tersebut. 33. Kemampuan bersosialisasi dan percaya diri Ditandai dengan adanya bimbingan fisik dan bimbingan mental seperti bimbingan keagamaan, bimbingan psikologi, bimbingan etika, pramuka dan pendampingan yang dilakukan oleh pekerja sosial kepada para klien PSBD “Bahagia” Sumatera Utara. Diharapkan dengan adanya bimbingan seperti yang disebut di atas, dapat memberikan perubahan terhadap kehidupan sosial klien mendatang. 34. Memiliki pengalaman magang Ditandai dengan diadakannya Praktek Belajar Kerja PBK Klien yang rutin dilaksanakan oleh PSBD “Bahagia” Sumatera Utara setiap tahunnya. PBK dilakukan setiap bulan Oktober sampai dengan bulan Desember setiap tahunnya. PBK ini juga menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan keterampilan yaitu ditandai dengan ketangakasan klien dalam memperbaiki alat-alat yang rusak sesuai dengan jenis keterampilan yang diikutinya. Tolak ukur keberhasilan kegiatan bimbingan fisik dan bimbingan mental yaitu ditandai dengan kemampuan klien berhadapan dengan pemilik usaha maupun dengan calon konsumen usaha yang memiliki karakter yang berbeda-beda 35. Memiliki pekerjaan Setelah pelaksanaan PBK, dilakukan pemulangan terhadap klien kembali ke daerah asal klien. PSBD “Bahagia” Sumatera Utara dalam hal ini mencoba membantu peluang usaha Universitas Sumatera Utara klien dengan memberikan alat bantuan toolkit sesuai dengan jurusan keterampilan klien selama di PSBD “Bahagia” Sumatera Utara. 36. Kemandirian klien Dengan adanya bantuan alat usaha toolkit yang diberikan oleh PSBD “Bahagia” Sumatera Utara diharapkan klien dapat merintis karir berwirausaha sehingga stigma yang muncul terhadap ODK sebagai beban keluarga maupun beban sosial dapat dihilangkan dengan kemandirian berusaha yang dilakukan oleh klien selepas proses rehabilitasi sosial dalam panti yang dilakukan.

5.3 Outcome Program Panti Sosial Bina Daksa PSBD Bahagia Sumatera Utara Dalam