spongiosis dan pembentukan microvesikel, eritema, indurasi, dan edema yang mengarah ke daerah yang menyakitkan lokal dari kulit Johanson, 2011.
2.5.2. Dermatitis kontak iritan kronis
Distribusi penyakit ini biasanya pada tangan. Pada dermatitiskontak iritan kumulatif, biasanya dimulai dari sela jari tangan dan kemudian menyebar ke
bagian dorsal dan telapak tangan.Pada ibu rumah tangga, biasanya dimulai dari ujung jari pulpitis Richard, 2009.
DKI kronis disebabkan oleh kontak dengan iritan lemah yang berulang- ulang, dan mungkin bisa terjadi oleh karena kerjasama berbagai macam faktor.
Bisa jadi suatu bahan secara sendiri tidak cukup kuat menyebabkan dermatitis iritan, tetapi bila bergabung dengan faktor lain baru mampu memberi kelainan.
Kelainan baru nyata setelah berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan, bahkan bisa bertahun-tahun kemudian.Sehingga waktu dan rentetan kontak
merupakan faktor paling penting Djuanda, 2008. Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun kulit tebal
dan terjadi likenifikasi, batas kelainan tidak tegas.Bila kontak terus berlangsung maka dapat menimbulkan retak kulit yang disebut fisura. Adakalanya kelainan
hanya berupa kulit kering dan skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian
Djuanda, 2008.
2.5.3. Dermatitis Kontak Iritan Akibat Deterjen
Stratum korneum di kulit sangat penting dalam membentuk penghalang terhadap lingkungan eksternal dan mencegah kehilangan air. Lapisan superfisial
yang mengandung sel-sel epitel tertanam dalam lapisan ganda lemak, asam lemak, dan kolesterol dengan kadar air antara 20 dan 35. Hampir semua bentuk
dermatitis kontak iritan akibat detergen melibatkan gangguan dalam stratum korneum, tetapi dalam beberapa kasus didahului oleh respon inflamasi local
Adam, 2009. Deterjen menaturasi protein dan merusak membran sel. Oksidasi telah terbukti meningkatkan potensi iritan dari beberapa surfaktan Tony, 2010.
Gangguan pada lapisan ganda lemak dalam dermatitis iritan tangan terjadi ketika terkena deterjen, sabun, dan bahan kimia atau iritan lainnya. Hasil
peradangan dari iritan yang baik dan cukup kuat atau kontak dengan kulit untuk waktu yang cukup lama akan mengikis penghalang. Paparan berulang atau berat
akan menyebar ke lapisan lebih dalam dari kulit dan endothelium Adam, 2009.
2.6. Histopatologik
Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada DKI akut oleh iritan primer, dalam dermis terjadi vasodilatasi dan sebukan sel
mononuclear di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas. Eksositossi di epidermis diikuti spongiosis dan edema intrasel, dan akhirnya terjadi nekrosis
epidermal. Pada keadaan berat kerusakan epidermis dapat menimbulkan vesikel atau bula. Di dalam vesikel atau bula ditemukan limfosit dan neutrophil Djuanda,
2008.
2.7. Diagnosis
Diagnosis DKI didasarkan atas anamnesis dan gambaran klinis. Uji temple tidak dapat dilakukan pada stadium akut, karena akan memperberatkan penyakit.
Arif, 2008.
2.8. Penatalaksaan
Secara teoritis, pengobatannya sederhana-baik dengan mencegah agar tidak terjadi kontak antara pasien dengan iritan, atau dengan melindungi tangan
mereka terhadap bahan tersebut.Tetapi pada prakteknya tidak mungkin untuk menghindari terjadinya kontak dengan iritan tanpa beralih profesi. Di samping itu,
pada banyak profesi sifat pekerjaannya menyebabkan pemakaian sarung tangan tidak mungkin dilakukan Robin, 2005.
Beberapa strategi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita dermatitis kontak iritan adalah sebagai berikut:
1. Kompres dingin dengan cairan Burrow Kompres dingin dilakukan untuk mengurangi pembentukan vesikel dan
membantu mengurangi pertumbuhan bakteri. Kompres ini diganti setiap 2- jam Levin, 2006.