Rumusan Masalah Manfaat Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Dermatitis Kontak Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit.Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik; keduanya dapat bersifat akut maupun kronis Djuanda, 2007.

2.1.2. Definisi Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan DKI merupakan reaksi peradangan non imunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen yang dipengaruhi faktor endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan kimiawi, fisik, maupun biologik dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit ini Wolff, 2008.

2.2. Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin. Data epidemiologi penderita dermatitis kontak iritan sulit didapat. Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun sulit untuk diketahui jumlahnya. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang tidak datang berobat dengan kelainan ringan Djuanda, 2007. Dari data yang didapatkan dari U.S. Bureau of Labour Statistic menunjukkan bahwa 249.000 kasus penyakit okupasional nonfatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin, 15,6 38.900 kasus adalah penyakit kulit yang merupakan penyebab kedua terbesar untuk semua penyakit okupational. Berdasarkan penelitian tahunan dari institusi yang sama, bahwaangka kejadianuntuk penyakit okupasional pada populasi pekerja di Amerika, menunjukkan 90-95 dari penyakit okupasional adalah dermatitis kontak, dan 80 dari penyakit didalamnya adalah dermatitis kontak iritan Wolff, 2008. Di Jerman, angka insiden DKI adalah 4,5 setiap 10.000 pekerja, dimana insiden tertinggi ditemukan pada penata rambut 46,9 kasus per 10.000 pekerja setiap tahunnya, tukang roti dan tukang masak. Berdasarkan jenis kelamin, DKI secara signifikan lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki. Tingginya frekuensi ekzem tangan pada wanita dibanding pria karena faktor lingkungan, bukan genetik Hogan, 2010.

2.3. Etiologi

2.3.1. Faktor Eksogen Selain dengan asam dan basa kuat, tidak mungkin untuk memprediksi potensi iritan suatu bahan kimia berdasarkan struktur molekulnya. Potensial iritan bentuk senyawa mungkin lebih sulit untuk diprediksi. Faktor-faktor yang dimaksudkan termasuk sifat kimia bahan iritan, yaitu pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan. Selain itu, sifat dari pajanan sepertu jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak, pajanan serentak dengan bahan iritan lain dan jaraknya setelah pajanan sebelumnya juga turut menyebabkan DKI. Faktor lingkungan seperti lokalisasi tubuh yang terpajang dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan atau goresan, kelembapan lingkunan yang rendah dan suhu dingin menurunkan kadar air pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan pada bahan iritan Wolff, 2008. 2.3.2. Faktor Endogen 2.3.2.1. Faktor genetik Ada hipotesa yang mengungkapkan bahwa kemampuan individu untuk mengeluarkan radikal bebas, dan mengubah derajat enzym antioksidan,dan kemampuan untuk membentuk perlindungan heat shock protein semuanya dibawah kontrol genetik. Faktor tersebut juga menentukan keberagaman respon tubuh terhadap bahan-bahan ititan.Selain itu, predisposisi genetik terhadap kerentanan bahan iritan berbeda untuk setiap bahan iritan Wolff, 2008. Pada penelitian, diduga bahwa faktor genetik mungkin mempengaruhi kerentanan terhadap bahan iritan Tony, 2010.