peradangan  dari  iritan  yang  baik  dan  cukup  kuat  atau  kontak  dengan  kulit  untuk waktu  yang  cukup  lama  akan  mengikis  penghalang.  Paparan  berulang  atau  berat
akan menyebar ke lapisan lebih dalam dari kulit dan endothelium Adam, 2009.
2.6. Histopatologik
Gambaran histopatologik dermatitis kontak iritan tidak karakteristik. Pada DKI  akut  oleh  iritan  primer,  dalam  dermis  terjadi  vasodilatasi  dan  sebukan  sel
mononuclear  di  sekitar  pembuluh  darah  dermis  bagian  atas.  Eksositossi  di epidermis  diikuti  spongiosis  dan  edema  intrasel,  dan  akhirnya  terjadi  nekrosis
epidermal.  Pada  keadaan  berat  kerusakan  epidermis  dapat  menimbulkan  vesikel atau bula. Di dalam vesikel atau bula ditemukan limfosit dan neutrophil Djuanda,
2008.
2.7. Diagnosis
Diagnosis DKI didasarkan atas anamnesis dan gambaran klinis. Uji temple tidak dapat dilakukan pada stadium akut, karena akan memperberatkan penyakit.
Arif, 2008.
2.8. Penatalaksaan
Secara  teoritis,  pengobatannya  sederhana-baik  dengan  mencegah  agar tidak  terjadi  kontak  antara  pasien  dengan  iritan,  atau  dengan  melindungi  tangan
mereka  terhadap  bahan  tersebut.Tetapi  pada  prakteknya  tidak  mungkin  untuk menghindari terjadinya kontak dengan iritan tanpa beralih profesi. Di samping itu,
pada  banyak  profesi  sifat  pekerjaannya  menyebabkan  pemakaian  sarung  tangan tidak mungkin dilakukan Robin, 2005.
Beberapa  strategi  pengobatan  yang  dapat  dilakukan  pada  penderita  dermatitis kontak iritan adalah sebagai berikut:
1.  Kompres dingin dengan cairan Burrow Kompres  dingin  dilakukan  untuk  mengurangi  pembentukan  vesikel  dan
membantu mengurangi pertumbuhan bakteri. Kompres ini diganti setiap 2- jam Levin, 2006.
2.  Glukokortikoid topical Kortikosteroid  adalah  immunosuppressif  dengan  sifat  anti-inflamasi  yang
memodifikasi respon kekebalan tubuh terhadap rangsangan beragam.Tindakan lainnya  termasuk vasokonstriksi  dan antiproliferasi.  Agen  ini  telah membatasi
penggunaan  dalam  pengobatan  dermatitis  kontak  iritan  Hogan,  2010.  Pada pengobatan  untuk  DKI  akut  yang  berat,  mungkin  dianjurkan  pemberian
prednisone  oral  pada  2  minggu  pertama,  dengan  dosis  inisial  60  mg,  dan  di tapering
10mg Wolff, 2008. 3.  Antibiotik dan antihistamin
Ketika pertahanan kulit rusak, hal tersebut berpotensial untuk terjadinya infeksi sekunder  oleh  bakteri.Perubahan  pH  kulit  dan  mekanisme  antimikroba  yang
telah  dimiliki  kulit,  mungkin  memiliki  peranan  yang  penting  dalam  evolusi, persisten, dan resolusi dari dermatitis akibat iritan, tapi hal ini masih dipelajari.
Secara  klinis,  infeksi  diobati  dengan  menggunakan  antibiotik  oral  untuk mencegah  perkembangan  selulitis  dan  untuk  mempercepat  penyembuhan.
Secara  bersamaan,  glukokortikoid  topikal,  emolien,  dan  antiseptik  juga digunakan.Sedangkan  antihistamin  mungkin  dapat  mengurangi  pruritus  yang
disebabkan  oleh  dermatitis  akibat  iritan.Ada  beberapa  percobaan  klinis  secara acak mengenai efisiensi antihistamin untuk dermatitis kontak iritan, dan secara
klinis  antihistamin  biasanya  diresepkan  untuk mengobati  beberapa  gejala simptomatis Levin, 2006.
2.9. Pencegahan
1.  Penggunaan Emolien Pelembab  yang  digunakan  3-4  kali  sehari  adalah  tatalaksana  yang  sangat
berguna.Menggunakan emolien ketika kulit masih lembab dapat meningkatkan efek  emolien.  Emolien  yang  dipakai  dengan  perbandingan  lipofilik  hidrofilik
yang  tinggi  diduga  paling  efektif  karena  dapat  menghidrasi  kulit  lebih  baik Johanson,  2011.  Emolien  dipakai  sebelum  dan  setelah  bekerja  untuk
mencegah dan mengobati dermatitis yang terjadi Tony, 2010.