Teori Sektor Sektor Theory of Growth Teori Kausasi Kumulatif Cummulative Causation Theory

permintaan yang bersifat exogenous tidak tergantung pada kekuatan internpermintaan lokal. Sedangkan, sektor nonbasis adalah semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk ke dalam kegiatan sektor service atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan pengertian yang keliru tentang arti service. Sektor basis sifatnya untuk memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh oleh tingkat pendapatan setempat.

2.2.5 Teori Sektor Sektor Theory of Growth

Salah satu teori pertumbuhan wilayah yang paling sederhana adalah Teori Sektor. Teori ini dikembangkan berdasarkan hipotesis Clark-Fisher yang mengemukakan bahwa kenaikan pendapatan per kapita akan dibarengi oleh penurunan dalam proporsi sumber daya yang digunakan dalam sektor pertanian sektor primer dan kenaikan dalam sektor industri manufaktur sektor sekunder dan kemudian dalam industri jasa sektor tersier. Laju pertumbuhan dalam sektor yang mengalami perubahan sektor shift. Dianggap sebagai determinan utama dari perkembangan suatu wilayah. Terjadinya perubahan atau pergeseran sektor dan evaluasi spesialisasi pembagian kerja dipandang sebagai sumber dinamika pertumbuhan wilayah. Suatu perluasan dari teori sektor ini adalah teori tahapan stages theory yang menjelaskan bahwa perkembangan wilayah merupakan proses evolusioner internal dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara i. Tahapan perekonomian subsistem swasembada dimana hanya terdapat sedikit investasi atau perdagangan. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian. ii. Dengan kemajuan transportasi di wilayah yang bersangkutan akan mendorong perdagangan dan spesialisasi. Industri pedesaan masih bersifat sederhana tradisional untuk memenuhi kebutuhan para petani. iii. Dengan bertambah majunya perdagangan antar wilayah, maka wilayah yang maju akan memprioritaskan pada pengembangan sub sektor tanaman pangan, selanjutnya diikuti oleh sub-sub sektor peternakan dan perikanan. iv. Industri sekunder berkembang, pada permulaan mengolah produk-produk primer, kemudian diperluas dan makin lebih berspesialisasi. v. Pengembangan industri tersier jasa yang melayani permintaan dalam wilayah maupun di luar wilayah.

2.2.6 Teori Kausasi Kumulatif Cummulative Causation Theory

Pada tahun 1955, Gunnar Myrdal mengemukakan tiga kesimpulan penting yaitu: i. Dunia dihuni oleh segelintir negara-negara yang sangat kaya dan sejumlah besar Negara-negara yang sangat miskin. ii. Negara-negara melaksanakan pola perkembangan ekonomi yang terus menerus, sedangkan negara-negara miskin mengalami perkembangan yang sangat lamban dan bahkan ada yang mandeg. Universitas Sumatera Utara iii. Jurang ketidakmerataan ekonomi antara negara-negara kaya dan negara- negara miskin semakin bertambah besar. Berdasarkan prinsip kausasi sirkuler kumulatif, dapat dijelaskan terjadinya ketidakmerataan ekonomi internasional, nasional dan regional. Apabila proses kausasi sirkuler kumulatif dibiarkan bekerja atas kekuatan sendiri, maka akan menimbulkan pengaruh merambat yang ekspansioner di satu pihak spread effects dan pengaruh pengurasan backwash effects. Strategi campur tangan pemerintah yang dikehendaki adalah pengambilan tindakan yang melemahkan backwash effect dan memperkuat spread effect agar proses kausasi sirkuler kumulatif mengarah ke atas. Dengan demikian semakin memperkecil ketidakmerataan. Untuk menanggulangi masalah keterbelakangan, ketidakmerataan dan kemiskinan dalam pembangunan dihadapi proses lingkaran tidak berujung pangkal vicious circle. Daerah yang terbelakang karena masyarakatnya miskin, mereka menjadi miskin karena mereka terbelakang kapasitas sumberdaya manusianya lemah serta ketersediaan prasarana dan sarana pembangunan terbatas. Kondisis semacam ini dapat diperlihatkan pula pada kesenjangan atau ketimpangan antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan yang cenderung bertambah semakin besar. Demikian pula kesenjangan antar daerah akan menjadi besar. Kegiatan perdagangan juga bergerak dengan kecendrungan yang menguntungkan daerah yang lebih kaya atau lebih maju dan merugikan daerah- daerah lainnya. Kebebasan dan semakin luasnya pasar seringkali memberikan Universitas Sumatera Utara keuntungan bersaing kepada industri-industri di pusat-pusat ekpansi yang sudah mapan. Sebaliknya mengancam kematian kegiatan usaha kerajinan dan industri kecil di daerah-daerah lain yang kurang maju.

2.2.7. Kerangka Konseptual