Aliran Neo Klasik Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Wilayah .1 Aliran Klasik

pangan yang dibutuhkan. Hal ini berdampak terhadap semakin menurunnya tingkat kemakmuran kesejahteraan penduduk. Menurut J.B. Say “supply creates its own demand” artinya setiap barang yang dihasilkan oleh produsen selalu ada pembelinya sehingga tidak mungkin terjadinya kelebihan produksi dan pengangguran. Hukum Say hanya akan berlaku apabila kenaikan pendapatan seluruhnya digunakan untuk membeli barang dan jasa, artinya semua tabungan digunakan untuk kegiatan investasi. Jadi tambahan pendapatan adalah sama dengan tambahan konsumsi. Tabungan itu sangat diperlukan untuk pembentukan modal atau investasi. Investasi dilakukan dilakukan setelah ada kenaikan jumlah permintaan secara agregat aggregate demand.

2.2.2 Aliran Neo Klasik

Ahli-ahli aliran Neo Klasik banyak menyumbang pemikiran mengenai teori pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut: i. Akumulasi modal merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, ii. Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan yang gradual, iii. Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang harmonis dan kumulatif, iv. Aliran Neo Klasik merasa optimis terhadap pertumbuhan perkembangan. Meskipun model pertumbuhan neo klasik telah digunakan secara luas dalam analisis regional, namun beberapa asumsi mereka tidak tepat, yakni: i full employment yang terus menerus tidak dapat diterapkan pada sistem multi-regional timbul disebabkan karena perbedaan-perbedaan geografis dalam hal tingkat Universitas Sumatera Utara penggunaan sumberdaya, dan ii persaingan sempurna tidak dapat diberlakukan pada perekonomian regional dan spasial. Tingkat pertumbuhan terdiri dari tiga sumber yaitu akumulasi modal, penawaran kerja dan kemajuan teknik. Model neo klasik menarik perhatian ahli- ahli teori ekonomi regional karena mengandung teori tentang mobilitas faktor. Implikasi dari persaingan sempurna adalah modal dan tenaga kerja akan berpindah apabila balas jasa faktor-faktor tersebut berbeda-beda. Modal akan berarus dari daerah yang mempunyai tingkat biaya tinggi ke daerah yang mempunyai tingkat biaya rendah, karena keadaan yang terakhir itu memberikan suatu penghasilan return yang lebih tinggi. Tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan akan pindah ke daerah lain yang mempunyai lapangan kerja baru yang merupakan pendorong untuk pembangunan di daerah tersebut. Model Neo Klasik kurang menjelaskan tentang alasan-alasan riil mengapa beberapa daerah mempunyai daya saing yang kuat dan beberapa daerah lain mengalami kegagalan. Neo klasik berpendapat bahwa dalam perkembangan ekonomi jangka panjang, senantiasa akan muncul kekuatan tandingan counter forces yang dapat menanggulangi ketidakseimbangan dan mengembalikan penyeimbangan kepada keadaan keseimbangan yang stabil, sehingga tidak diperlukan intervensi kebijakan pemerintah secara aktif.

2.2.3 Aliran Keynes dan Pasca Keynes