ARUS KEBAJIKAN DENGAN SYAIR

V. ARUS KEBAJIKAN DENGAN SYAIR

41 (1) Arus (1) (Bagian pembukaan identik dengan §31, dilanjutkan sebagai berikut:) [400] “Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki empat arus

kebajikan ini, arus yang bermanfaat, tidaklah mudah untuk mengukur kebajikannya sebagai berkut: ‘Sebanyak ini arus kebajikannya, arus yang bermanfaat, makanan kebahagiaan’; sebaliknya, dianggap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan kebajikan yang besar.

“Para bhikkhu, seperti halnya tidak mudah untuk mengukur air da-

(1992) V: Buku Besar (Mahāvagga) lam samudera raya sebagai berikut: ‘Ada seberapa galon air,’ atau ‘Ada

seberapa ratus galon air,’ atau ‘Ada seberapa ribu galon air,’ atau ‘Ada seberapa ratus ribu galon air,’ tetapi dianggap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan air yang sangat banyak; demikian pula, ketika se- orang siswa mulia memiliki empat arus kebajikan ini … dianggap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan kebajikan yang besar.”

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah mengata- kan ini, Yang Sempurna, Sang Guru, lebih lanjut mengatakan sebagai berikut:

“Seperti halnya banyak sungai yang dimanfaatkan oleh banyak orang, Mengalir ke hilir, akhirnya mencapai samudera, Kumpulan air yang sangat banyak, lautan tanpa batas, Wadah menakutkan dari timbunan permata;

“Demikian pula arus kebajikan mencapai orang bijaksana – Pemberi makanan, minuman, dan pakaian, Pemberi tempat tidur, tempat duduk, dan alas tidur 360 - Bagaikan sungai yang membawa airnya ke sungai.” [401]

42 (2) Arus (2) “Para bhikkhu, terdapat empat arus kebajikan ini … Apakah empat

ini? “Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki keyakinan kuat dalam Sang Buddha … dalam Dhamma … dalam Saṅgha…. “Kemudian, para bhikkhu, seorang siswa mulia berdiam di rumah dengan pikiran yang hampa dari noda kekikiran, dermawan, bertan- gan terbuka, gembira dalam melepaskan, seorang yang tekun dalam kedermawanan, gembira dalam memberi dan berbagi.

“Ini adalah empat arus kebajikan…. “Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki empat arus

kebajikan ini, arus yang bermanfaat, tidaklah mudah untuk mengu- kur kebajikannya sebagai berikut: ‘Sebanyak ini arus kebajikannya, arus yang bermanfaat, makanan kebahagiaan’; sebaliknya itu diang- gap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan kebajikan yang sangat

55. Sotāpattisaṃyutta (1993) “Para bhikkhu, seperti halnya tempat di mana sungai-sungai be-

sar ini bertemu dan bergabung – yaitu, Gangga, Yamunā, Aciravatī, Sarabhū, dan Mahī – tidaklah mudah untuk mengukur airnya sebagai berikut: ‘Ada seberapa galon air’ … tetapi sebaliknya itu dianggap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan air yang sangat banyak; demikian pula, ketika seorang siswa mulia memiliki empat arus kebajikan ini … itu dianggap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan kebajikan yang sangat besar.”

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah mengata- kan ini, Yang Sempurna, Sang Guru, lebih lanjut mengatakan sebagai

berikut: “Seperti halnya banyak sungai yang dimanfaatkan oleh banyak

orang, …( syair seperti pada §41) … Bagaikan sungai yang membawa airnya ke laut.”

43 (3) Arus (3) “Para bhikkhu, terdapat empat arus kebajikan ini…. Apakah empat

ini? “Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki keyakinan kuat dalam Sang Buddha … dalam Dhamma … dalam Saṅgha…. “Kemudian, para bhikkhu, seorang siswa mulia adalah bijaksana, ia memiliki kebijaksanaan yang terarah pada muncul dan lenyapnya, [402] yang mulia dan bersifat menembus, menuntun menuju kehan- curan total penderitaan. Ini adalah arus kebajikan yang ke empat….

“Ini adalah empat arus kebajikan…. “Ketika, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki empat arus

kebajikan ini, arus yang bermanfaat, tidaklah mudah untuk mengu- kur kebajikannya sebagai berikut: ‘Sebanyak ini arus kebajikannya, arus yang bermanfaat, makanan kebahagiaan’; sebaliknya itu diang- gap tidak terhingga, tidak terukur, kumpulan kebajikan yang sangat besar.”

Ini adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Setelah mengata- kan ini, Yang Sempurna, Sang Guru, lebih lanjut mengatakan sebagai berikut:

(1994) V: Buku Besar (Mahāvagga) “Seseorang yang menginginkan kebajikan, kokoh dalam yang ber-

manfaat, Mengembangkan jalan untuk mencapai Keabadian; Ia yang mencapai inti Dhamma, Gembira dalam kehancuran, Tidak gemetar memikirkan,

‘Raja Kematian akan datang.’” 361

44 (4) Kaya (1) “Para bhikkhu, seorang siswa mulia yang memiliki empat hal ini dika-

takan sebagai kaya, dengan banyak harta dan kekayaan. 362 Apakah em- pat ini?

“Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki keyakinan kuat dalam Sang Buddha … dalam Dhamma … dalam Saṅgha…. Ia memiliki moralitas yang disenangi para mulia, tidak rusak … menuntun menuju konsentrasi.

“Seorang siswa mulia yang memiliki empat hal ini dikatakan seba- gai kaya, dengan banyak harta dan kekayaan.”

45 (5) Kaya (2) “Para bhikkhu, seorang siswa mulia yang memiliki empat hal ini dika-

takan sebagai kaya, dengan banyak harta dan kekayaan, termashyur. Apakah empat ini?”

( Selanjutnya sama seperti pada §44.) [403]

46 (6) Versi Sederhana “Para bhikkhu, seorang siswa mulia yang memiliki empat hal adalah

seorang pemasuk-arus, tidak mungkin lagi terlahir di alam rendah, pasti dalam takdir, dengan pencerahan sebagai tujuannya. Apakah empat ini?

“Di sini, para bhikkhu, seorang siswa mulia memiliki keyakinan kuat dalam Sang Buddha sebagai berikut: ‘Sang Bhagavā adalah … guru

para deva dan manusia, Yang Tercerahkan, Sang Bhagavā.’ Ia memiliki

55. Sotāpattisaṃyutta (1995) keyakinan kuat dalam Dhamma … dalam Saṅgha…. Ia memiliki morali-

tas yang disenangi para mulia, tidak rusak … menuntun menuju kon- sentrasi.

“Seorang siswa mulia yang memiliki empat hal adalah seorang pe- masuk-arus … dengan pencerahan sebagai tujuannya.”

47 (7) Nandiya Di Kapilavatthu. Sang Bhagavā berkata kepada Nandiya orang Sakya

saat ia duduk di satu sisi: ( Selanjutnya sama seperti §46.)

48 (8) Bhaddiya (Sama seperti di atas, tetapi ditujukan kepada Bhaddiya orang Sakya.) [404]

49 (9) Mahānāma (Sama seperti di atas, tetapi ditujukan kepada Mahānāma orang Sakya.)

50 (10) Faktor-faktor “Para bhikkhu, ada empat faktor memasuki-arus. Apakah empat ini?

Pergaulan dengan orang-orang mulia, mendengarkan Dhamma sejati, perhatian waspada, praktik sesuai dengan Dhamma. Ini adalah empat faktor memasuki-arus.” 363