Registration Convention

D. Registration Convention

1. Ketentuan-ketentuan Pokok

  Konvensi tentang pendaftaran atas bendaobjek yang diluncurkan ke antariksa atau yang dikenal dengan “Registration Convention” merupakan penjabaran dari ketentuan Pasal VIII

  “Space Treaty 1967”. Perjanjian yang terdiri dari 12 Pasal ini mengatur hal-hal, seperti:

  a. Beberapa pengertian pokok seperti “launching state”, “space objects” dan “state of registry” 61 .

  b. Kewajiban negara peluncur untuk mendaftarkan objek yang diluncurkan ke antariksa dalam suatu sistem pendaftaran yang terpelihara serta melaporkan pendaftaran tersebut kepada

  Sekretaris Jenderal PBB 62 .

  c. Dalam suatu peluncuran bersama (“joint launching”) para pihak wajib menetapkan pihak yang harus melakukan pendaftaran 63 .

  d. Sekretaris Jenderal PBB wajib memelihara catatan pendaftaran atas benda-benda yang diluncurkan ke antariksa, termasuk segala informasi yang melengkapinya. Informasi yang ada dalam catatan pendaftaran tersebut bersifat terbuka untuk

  diakses penuh 64 .

  e. Informasi-informasi apa yang harus disampaikan oleh negara pendaftar, seperti : nama negara peluncur; tanda-tanda dan nomor registrasi; tanggal dan wilayah atau lokasi peluncuran; parameter dasar orbit yang meliputi “nodal period”; “apogee” dan “perigee”; fungsi umum dari benda antariksa yang

  Lihat Registration Convention, Pasal I. 62 Ibid. Pasal II ayat 1.

  63 Ibid. ayat 2. 64 Ibid. Pasal III.

  bersangkutan; informasi lain yang diperlukan yang disampaikan secara berkala; dan informasi dalam hal benda antariksa tersebut sudah tidak berfungsi 65 .

  f. Kerjasama untuk memberikan bantuan dalam mengidentifikasi benda antariksa yang menimbulkan kerugian 66 .

  g. Berlakunya perjanjian ini bagi intergovermental organization (IGO) yang menyatakan menerima hak-hak dan kewajiban

  sesuai dengan ketentuan konvensi 67 .

2. Permasalahan Interpretasi dan Implementasi

  Dalam upaya perumusan ketentuan mengenai sistem registrasi nasional bagi kegiatan keantariksaan, harus diperhatikan interpretasi dan implementasi negara-negara lain terhadap “Registration Convention” yang dapat digambarkan sebagai berikut:

  a. Kenyataan bahwa hanya 10 negara dan 2 intergovernmental organization (“IGO's) yang melaporkan pendaftaran atas benda- benda antariksanya sesuai dengan “Registration Convention”, bahkan 5 diantaranya bukan negara pihak dari “Registration Convention” dan mendaftarkan benda antariksanya atas dasar Resolusi Majelis Umum PBB No. 1721 Tahun 1961.

  65 Ibid. Pasal IV. 66 Ibid. Pasal VI. 67 Ibid. Pasal VII.

  b. Bahwa tanda-tanda pendaftaran (“registration markings”) bukan merupakan kewajiban atas dasar “Registration Convention”, hal ini dapat menimbulkan kesulitan dalam melakukan identifikasi.

  c. Bahwa negara-negara pada umumnya tidak mendaftarkan benda-benda antariksa yang diluncurkan untuk misi militer atau yang tergolong dalam “sensitive satellite”.

  d. Sejauh ini tidak ada mekanisme penegakan hukum bagi isu “non-compliance” terhadap “Registration Convention”.

  e. Untuk menghindari “double registration” pemerintah AS menetapkan untuk tidak mendaftarkan satelit asing.

  f. Perkembangan komersialisasi dan privatisasi kegiatan keantariksaan ternyata tidak terakomodasikan secara memuaskan oleh “Registration Convention” jika tidak dilakukan penafsiran yang fleksibel terhadap ketentuan-ketentuannya.

3. Implikasi bagi Perumusan Legislasi Nasional

  Dengan memperhatikan kewajiban-kewajiban internasional Indonesia atas dasar “Registration Convention” serta kepentingan nasional dan dengan mempertimbangkan interpretasi dan implementasinya oleh berbagai negara maka perumusan legislasi nasional akan mengarah kepada :

  a. Pengembangan sistem pendaftaran nasional bagi kegiatan keantariksaan untuk kepentingan identifikasi bagi setiap benda a. Pengembangan sistem pendaftaran nasional bagi kegiatan keantariksaan untuk kepentingan identifikasi bagi setiap benda

  b. Pelaksanaan “jurisdiction” and “control” atas benda antariksa yang didaftarkan di Indonesia;

  c. Pengaturan mengenai pengalihan pendaftaran dalam hal terjadinya pengalihan hak kepemilikan (“Transfer of ownership”) atas benda antariksa;

  d. Pengaturan mengenai penunjukan negara yang melakukan pendaftaran dalam hal dilakukan kegiatan-kegiatan peluncuran bersama antar negara;

  e. Penetapan lembaga yang bertugas melaksanakan sistem pendaftaran nasonal.