Dampak Pemanasan Global
D. Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global, yang diperkirakan telah dimulai puluhan tahun yang lalu mempunyai berbagai dampak terhadap bumi kita, antara lain sebagai berikut: (http.pkrtn.go.idgobal warningbambangdoc)
1. Iklim mulai tidak stabil:
Pemanasan global dapat
menyebabkan kenaikan
permukaan air laut akibat pencairan di kutub, perubahan pola angin , meningkatnya badai atmosfer, bertambahnya populasi dan jenis organisme penyebab penyakit yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Disamping itu, pemanasan global dapat menyebabkan perubahan pola curah hujan dan siklus hidrologi. Seperti kita rasakan pada saat ini, pada bulan Juli yang seharusnya sudah berada dalam musim panas (kering), tetapi curah hujan masih tinggi, bahkan di beberapa daerah termasuk Jakarta masih terjadi banjir. Disamping itu dengan tidak stabilnya musim ini juga berdampak kepada meningkatnya penyebaran penyangkit seperti demam berdarah (Kompas, 20 Agustus 2005).
Peningkatan gas-gas rumah kaca dalam atmosfer sebenarnya sudah berlangsung lama, dengan bukti-bukti antara lain sebagai berikut:
2. Mencairnya es di kutub:
Seperti telah diketaui bahwa es yang menyelimuti permukaan bumi di kedua kutub bumi telah berkurang 10 sejak tahun 1960. Sementara ketebalan es di kutub utara telah berkurang
42 dalam 40 tahun terakhir. Kalau hal ini tidak dikendalikan, maka pada tahun 2500 nanti maka kedua kutub bumi kita sudah 42 dalam 40 tahun terakhir. Kalau hal ini tidak dikendalikan, maka pada tahun 2500 nanti maka kedua kutub bumi kita sudah
Pergeseran musim nampaknya juga sudah terjadi di beberap belahan bumi kita, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, terasa bahwa batas antara musim hujan dan musim panas sudah tidak jelas lagi. Pada musim panas curah hujan masih tinggi, intensitas hujan pada musim hujan dan musim kemarau hampir tidak ada bedanya. Iklim dan curah hujan yang tidak teratur ini akan menyebabkan gangguan pola tanam pada petani, dan akhirnya akan mengganggu produksi bahan pangan., terutama beras dan makanan pokok lainnya (Kompas 13 Juli 2005).
3. Peningkatan permukaan air laut:
Berbagai studi tentang perubahan ilkim memperlihatkan telah terjadi kenaikan permukaan air laut sebesar 1 – 2 meter dalam 100 tahun terakhir ini. Menurut IPCC (Inter governmental Climate Change) pada tahun 2030 nanti permukaan air laut akan bertambah antara 8 – 29 cm dari permukaan air laut saat ini.
4. Dampak social ekonomi dan politik:
Tahun 2000, Indonesia telah mengalami 33 kejadian banjir, kebakaran hutan, dan 6 bencana angin topan. Hal ini semua membawa kerugian sebesar kurang lebih 150 milyard dan 690 Tahun 2000, Indonesia telah mengalami 33 kejadian banjir, kebakaran hutan, dan 6 bencana angin topan. Hal ini semua membawa kerugian sebesar kurang lebih 150 milyard dan 690
Kebakaran hutan tahun 1997 telah menghabiskan biaya kesehatan lebih dari Rp.1,2 trilyun, dan hilangnya hari kerja penduduk sebanyak 2,5 juta hari. Sementara itu akibat kebakaran hutan tersebut diperkirakan mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar US9,3 milyar (Bappenas, 2000). Sedangkan dampak politik yang terjadi berupa hilangnya batas-batas Negara atau berkurangnya pulau-pulau kecil akibat kenaikan permukaan air laut. Banyak pulau-pulau kecil yang hilang karena naiknya permukaan air laut. Dengan naiknya permukaan air laut juga menyebabkan mundurnya garis pantai di sebagian besar wilayah Indonesia. Akibatnya bila ditarik garis batas 12 mil laut dari garis pantai, maka sudah barang tentu wilayah Indonesia akan berkurang.
5. Sumber daya air:
Perubahan suhu akibat perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan serta menyebabkan pergeseran vegetasi didaerah hulu sungai, sehingga akan mempengaruhi ketersediaan Perubahan suhu akibat perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan serta menyebabkan pergeseran vegetasi didaerah hulu sungai, sehingga akan mempengaruhi ketersediaan
6. Kesehatan masyarakat.
Transmisi beberapa penyakit menular sangat dipengaruhi eleh factor iklim dan suhu. Parasit dan vector penyakit sangat peka terhadap factor-faktor iklim, khususnya suhu dan kelembaban udara. Penyakit-penyakit tropis yang ditularkan melalui vector seperti malaria, demam berdarah, filariasis (kaki gajah) akan makin meningkat, bukan hanya di Negara yang beriklim tropis, tapi juga di Negara-gara sub tropis, bahkan di Negara yang bermusim dingin. Di Indonesi penyakit penyakit tersebut yang semula terjadi daerah dataran rendah, mungkin pada waktu yang akan datang akan dapat menyebar didaerah pegunungan yang berhawa dingin, namun karena pemanasan global berubah menjadi bersuhu panas.