Penelitian Terdahulu

E.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah Orang Tua Tunggal adalah penelitian yang dilakukan oleh M. Erfan Nurrohman Hakim. Penelitian tersebut berjudul ― Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Orang tua tunggal perempuan (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Orang tua tunggal perempuan di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah)‖.

Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Pola pengasuhan yang terjadi dalam keluarga orang tua tunggal perempuan adalah pengajaran, pengganjaran dan pembujukan, dimana hal ini dilakukan oleh hanya satu orang tua saja, tanpa ada bantuan dari kerabat atau pengasuh. Meskipun berat, para orang tua orang tua tunggal perempuan tidak pernah mengeluh dan putus asa. Dan yang membuat mereka sanggup menjalaninya adalah hubungan emosional dengan Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut. Pola pengasuhan yang terjadi dalam keluarga orang tua tunggal perempuan adalah pengajaran, pengganjaran dan pembujukan, dimana hal ini dilakukan oleh hanya satu orang tua saja, tanpa ada bantuan dari kerabat atau pengasuh. Meskipun berat, para orang tua orang tua tunggal perempuan tidak pernah mengeluh dan putus asa. Dan yang membuat mereka sanggup menjalaninya adalah hubungan emosional dengan

Penelitian Internasional yang berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap orang tua tunggal adalah dari Margaret L. Usdansky (Princeton University, Amerika Serikat) pada bulan Mei tahun 2003 dan dimuat dalam Journal of Marriage and Family yang berjudul “Single-Parent Families and Their Impact on Children: Changing Portrayals in Popular Magazines in the U.S., 1900- 1998”. Kesimpulan penelitian ini adalah mengenai perubahan penggambaran majalah-majalah popular Amerika dan jurnal-jurnal ilmu sosial di atas abad ke dua puluh tentang formasi keluarga orang tua tunggal perempuan.

Penggambaran tentang keluarga orang tua tunggal perempuan yang kurang baik mencapai puncaknya pada tahun 1950an. Dekade ini ditandai dengan rendahnya tingkat perceraian, kenaikan angka kelahiran, dan banyaknya penekanan terhadap kehidupan harmonis dalam berumah tangga. Menjadi orang tua tunggal pada dekade itu dianggap kurang baik dan merupakan ketidak laziman. Pada tahun 1960an dan 1970an penggambaran lebih banyak ditekankan pada pengaruh formasi keluarga orang tua tunggal perempuan terhadap anak dan merupakan refleksi kebebasan (liberalisme) orang-orang Amerika. Pada tahun 80an dan awal 90an para pengarang dan komentator menggambarkan formasi Penggambaran tentang keluarga orang tua tunggal perempuan yang kurang baik mencapai puncaknya pada tahun 1950an. Dekade ini ditandai dengan rendahnya tingkat perceraian, kenaikan angka kelahiran, dan banyaknya penekanan terhadap kehidupan harmonis dalam berumah tangga. Menjadi orang tua tunggal pada dekade itu dianggap kurang baik dan merupakan ketidak laziman. Pada tahun 1960an dan 1970an penggambaran lebih banyak ditekankan pada pengaruh formasi keluarga orang tua tunggal perempuan terhadap anak dan merupakan refleksi kebebasan (liberalisme) orang-orang Amerika. Pada tahun 80an dan awal 90an para pengarang dan komentator menggambarkan formasi

about likely patterns in depictions of single-parent families in popular magazines given historical events and what we know from survey data regarding changing attitudes toward single-parent families during the final decades of the century. Unfavorable depictions of single-parent families reached a peak in the 1950s, for example, a decade marked by a low divorce rate, an increase in early marriage, rising fertility and an emphasis on hearth and home (Cherlin 1992; May 1988). Similarly, the resurgence of unfavorable depictions of single-parent families during the 1980s might

be explained by the wave of cultural conservatism that marked that decade. The decline in unfavorable depictions of single-parent families and, to a lesser extent, of child impact during the 1960s and 1970s likewise accord with the sexual revolution and well-documented increased acceptance during this period of a broad range of sexual and familial behavior (Thornton 1989; Thornton and Young-DeMarco 2001). Finally, greater attention to individual versus societal responsibility for single-parent family formation may reflect the American emphasis on individualism.

But these trends in magazine depictions of single-parent families also reveal some less-expected patterns. Survey research indicates that acceptance of non-traditional familial behavior rose sharply during the 1960s and 1970s and held steady during the 211980s and early 1990s (Thornton and Young-DeMarco 2001). But speakers in popular magazines became increasingly likely to depict single-parent families as undesirable and as harmful to children during the 1970s. By the mid-1980s, magazine authors and commentators were as likely to depict single-parent families as unacceptable as they had been prior to 1940, and the great majority of speakers who expressed a view about child impact depicted it as harmful. Perhaps even more surprising, depictions of single-parent families as acceptable and as good alternatives for children were most common during the early decades of the century.

These unexpected finding may be explained by factors related to the magazine industry or by demographic trends, particularly the rising proportion of single-parent families resulting from non-marital childbearing. They could also reflect socio-economic or political factors or

a divergence in the views of magazine authors and commentators from those of the general population. However, it is also possible that the steep decline in the proportion of speakers who expressed normative views is directly relatively to the relatively high level of favorable depictions of single-parent families and a divergence in the views of magazine authors and commentators from those of the general population. However, it is also possible that the steep decline in the proportion of speakers who expressed normative views is directly relatively to the relatively high level of favorable depictions of single-parent families and

speakers who believed single-parent families to be wrong or harmful to children more likely to express those views than speakers who were more

accepting of single-parent families,... 19

Jadi dapat dikatakan bahwa persepsi atau penggambaran masyarakat terhadap formasi keluarga orang tua tunggal perempuan (orang tua tunggal) berubah tergantung dinamika berpikir dan kebudayaan yang berkembang pada tiap masa dalam kehidupan bermasyarakat.

Jurnal ilmiah lain yang menjelaskan tentang fenomena orang tua tunggal perempuan adalah dari Thomas DeLeire dan Ariel Kalil (Harris Graduate School of Public Policy Studies, University of Chicago), Oktober 2001 yang berjudul ―Good things come in 3‘s: Single-parent multigenerational family structure and adolescent adjustment‖. Ditemukan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang

tidak menikah, sedikit kemungkinan untuk lulus dari sekolah menengah atas atau memasuki perguruan tinggi, cenderung lebih senang untuk merokok, minum minuman beralkohol, dan memulai aktifitas seksual. Bagaimanapun, tidak semua keluarga-keluarga yang tidak menikah mirip keadaannya seperti itu. khususnya remaja yang tinggal bersama orang tua tunggalnya dan kakek atau neneknya. dalam perkembangannya, mereka sama atau bahkan lebih baik daripada remaja tidak menikah, sedikit kemungkinan untuk lulus dari sekolah menengah atas atau memasuki perguruan tinggi, cenderung lebih senang untuk merokok, minum minuman beralkohol, dan memulai aktifitas seksual. Bagaimanapun, tidak semua keluarga-keluarga yang tidak menikah mirip keadaannya seperti itu. khususnya remaja yang tinggal bersama orang tua tunggalnya dan kakek atau neneknya. dalam perkembangannya, mereka sama atau bahkan lebih baik daripada remaja

Using data from the National Educational Longitudinal Study (NELS), we find that teenagers living in non-married families are less likely to graduate from high school or attend college, more likely to smoke or drink, and more likely to initiate sexual activity. However, not all non- married families are alike. In particular, teenagers living with their single mother and with at least one grandparent in a multigenerational household have developmental outcomes that are at least as good and often better than outcomes of teenagers in married families. These findings obtain controlling for a wide array of economic resources, parenting behavior,

and home and school characteristics.... 20