Profil Informan Masyarakat

A. Profil Informan Masyarakat

Dasar penentuan informan atau sampel adalah dengan menggunakan metode pengambilan sampel Purposif. Yaitu ditentukan selaras dengan tujuan dan karakteristik studi. Tujuan dan karakter dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang orang tua tunggal perempuan di daerah Baturan, Colomadu, Karanganyar. Obyeknya adalah masyarakat dalam hal ini masyarakat di Baturan, Colomadu, Karanganyar.

Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk mempelajari lembaga masyarakat yaitu : 1

1. Analisis secara historis, bertujuan meneliti sejarah timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu.

2. Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam pelbagai masyarakat berlainan ataupun pelbagai lapisan sosial masyarakat tersebut.

3. Analisis fungsional. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat pula diselidiki dengan jalan menganalisis hubungan antara lembaga-lembaga tersebut di dalam suatu masyarakat tertentu. Suatu lembaga kemasyarakatan tidak mungkin terlepas dari lembaga kemasyarakatan lainnya. Jadi jika hendak mempelajari salah satu lembaga kemasyarakatan, 3. Analisis fungsional. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat pula diselidiki dengan jalan menganalisis hubungan antara lembaga-lembaga tersebut di dalam suatu masyarakat tertentu. Suatu lembaga kemasyarakatan tidak mungkin terlepas dari lembaga kemasyarakatan lainnya. Jadi jika hendak mempelajari salah satu lembaga kemasyarakatan,

komparatif yaitu membagi masyarakat ke dalam lapisan-lapisan. Masyarakat dibagi berdasarkan stratifikasi sosial (pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat). Kelas-kelas tersebut adalah :

1. Kelas atas (upper class)

2. Kelas menengah (midle class)

3. Kelas bawah (lower class) Sedangkan ukuran-ukuran yang dipakai untuk menentukan anggota-

anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tersebut adalah : 2

1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, caranya mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya.

2. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.

3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua 3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua

masyarakat desa Baturan ke dalam kelas-kelas stratifikasi sosial adalah dengan ukuran ilmu pengetahuan. Penggolongan serta profil informan adalah sebagai berikut :

a. Kelas atas (upper class)

1. Bapak Suseno S.H. Beliau adalah Kepala Desa Baturan. Selama menjabat sebagai kepala desa bertempat tinggal di rumah dinas yang disediakan di dalam kompleks Kelurahan. Rumah pribadi beralamat di dusun Baturan, RT 05/05, Baturan atau terletak kurang lebih 800 meter dari kantor Kelurahan Baturan. Sebelum menjabat kepala desa, beliau menjabat sebagai Bayan (Kepala Dusun) di saalah satu Dusun Klemboran, Baturan. Mempunyai kendaraan bermotor berupa dua buah mobil dan tiga sepeda motor.. Menurut keterangan salah satu warga desa, beliau juga memiliki lahan berupa sawah. Riwayat pendidikan terakhir Strata 1 dan bergelar Sarjana Hukum dari PTS swasta di Surakarta. Sebagai seorang Kepala Desa bisa dikatakan mempunyai kekuasaan dan wewenang besar di lingkungan masyarakat desa.

2. Bapak Drs. H. Akhsani Ali Mursidi. Beliau adalah pensiunan pegawai negeri sipil. Pendidikan terakhir adalah Sarjana Ekonomi.

Ustadz dan pengurus takmir masjid di salah satu masjid di wilayah Baturan. Secara ekonomis bisa dikatakan berkecukupan. Mempunyai mobil satu dan sepeda motor satu. Isteri dari Pak Akhsani merupakan pensiunan Guru dan Kepala Sekolah SD Negeri di Desa ini. Keempat anak dari Pak Akhsani sudah berkeluarga dan mempunyai pekerjaan layak. Rumah pribadi berlamat di Griyan, RT 04/01, Baturan. Selain tempat tinggal tersebut, beliau dan keluarga juga mempunyai beberapa lahan atau kebon di tempat lain. Bapak dan Akhsani pernah berhaji dua kali. Di lingkungan tetangga, keluarga ini dikenal terpandang dan terhormat dikarenakan secara ekonomi terlihat berkecukupan, berstatus haji, anak-anaknya terlihat sukses, dan dalam kegiatan- kegiatan kemayarakatan sering dianggap yang dituakan.

b. Kelas menengah (midle class)

1. Andri Haris Setiadi. A.md. Adalah anak sulung dari Bapak Adi Sawaldi. Kesehariannya bekerja sebagai salah satu montir di bengkel mobil yang berlokasi di Desa Baturan. Pendidikan terakhir adalah Diploma Teknik Otomotif di salah satu Lembaga Pendidikan di Solo. Riwayat pendidikan sebelumnya adalah sekolah dasar di SD Tumpangsari Surakarta, SLTP di SMP 2 Surakarta, Sekolah lanjutan tingkat atas di SMU 2 Surakarta. Pria 1. Andri Haris Setiadi. A.md. Adalah anak sulung dari Bapak Adi Sawaldi. Kesehariannya bekerja sebagai salah satu montir di bengkel mobil yang berlokasi di Desa Baturan. Pendidikan terakhir adalah Diploma Teknik Otomotif di salah satu Lembaga Pendidikan di Solo. Riwayat pendidikan sebelumnya adalah sekolah dasar di SD Tumpangsari Surakarta, SLTP di SMP 2 Surakarta, Sekolah lanjutan tingkat atas di SMU 2 Surakarta. Pria

2. Eko Partono A.Md. Informan yang satu ini dahulu pernah bersekolah di sebuah akademi perhotelan. Lalu bekerja di sebuah hotel berbintang di kota Surakarta. Mas Eko juga mempunyai usaha kelontong berupa toko di rumahnya di Griyan, RT 04/01, Baturan.

c. Kelas bawah (lower class)

1. Bapak Jadmiko. Beliau adalah seorang pegawai marketing sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha fotokopy. Mempunyai seorang isteri yang kesehariannya sebagai ibu rumah tangga dan seorang anak perempuan yang saat penelitian ini dilakukan masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar. Pria kelahiran Ngawi ini sudah bekerja di bidang fotokopy sejak lulus dari SLTA. Status rumah tinggal adalah rumah pribadi. Memiliki satu kendaraan bermotor roda dua. Saat penulis menanyakan penghasilan rata-rata perbulan dijawab dengan berat berkisar antara 1,5 juta sampai 2 juta itu pun masih dipotong dari perusahaan tempatnya bekerja katanya.

2. Bapak Adi Sawaldi. Informan ini adalah seorang pria lulusan

berkecimpung di dunia teknik mobil sejak tahun 1990. Awalnya beliau bekerja sebagai karyawan bengkel di daerah Norowangsan, Surakarta. Baru pada tahun 1998 memulai berwirausaha membuka bengkel di Griyan, RT 04/01, Baturan, Colomadu, Karanganyar yang juga merupakan rumah tempat tinggal bersama keluarganya. Di bengkel ini beliau dibantu tiga orang karyawan. Saat ditanya penghasilan rata-rata perbulan dijawabnya kurang lebih tiga jutaan perbulan. Kondisi rumah dan tempat usaha terlihat luas. Memiliki kendaraan bermotor roda dua sebanyak dua dan mobil satu. Mobil tersebut adalah Daihatsu Hijet (mobil keluaran lama).

Tabel 2.1. Informan Masyarakat

No. Penggolongan Masyarakat

Nama

Pendidikan

1. Kelas atas

Suseno S.H.

Strata 1 Drs. H. Akhsani Ali Mursidi

Strata 1

2. Kelas Menengah

Andri Haris Setiadi A.md.

Ahli Madya

Eko Partono A.Md.

Ahli Madya

3. Kelas Bawah

Jadmiko

SLTA

Adi Sawaldi

SLTA

Tabel 2.2. Biodata Informan Masyarakat

No. Nama

Jenis Kelamin

Umur Alamat

Pekerjaan

1. Suseno S.H.

53 tahun

Baturan, 05/05, Baturan

Kepala Desa

2. Drs. H. Akhsani Ali Mursidi

63 tahun

Griyan, 04/01, Baturan

Pensiunan PNS

6. Adi Sawaldi

55 tahun

Griyan, 04/01, Baturan

Wiraswasta