Nilai-Nilai Keaifan yang Tercermin dalam Sosok Damarwulan dalam SeratLagendriya episode DamarwulanNgarit

C. Nilai-Nilai Keaifan yang Tercermin dalam Sosok Damarwulan dalam SeratLagendriya episode DamarwulanNgarit

Kearifan berarti (1) kebijaksanaan dan (2) kecendekiaan. Sedangkan berdasarkan pengertian makna dalam kamus, makna kata arif berkenaan dengan karakter atau kepribadian dan kecerdasan. Berperilaku arif adalah berperilaku sesuai dengan etika dan etiket yang berlaku dimasyarakat. Kearifan dihasilkan dari proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang bijaksana, tidak merugikan semua pihak, serta bermanfaat bagi siapapun yang tersapa oleh kearifan itu. Sikap arif juga tercermin dalam diri Damarwulan dalam menghadapi setiap permasalahanya. Adapun nilai-nilai kearifan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghormati yang Lebih Tua Permasalahan pertama yang dihadapi oleh Damarwulan dalam kisah ini adalah perdebatan dengan Kakeknya selaku orang tua yang telah merawatnya. Terlihat dalam kutipan berikut ini:

dhuh eyang nuwun sandika/ ananging adrênging kapti/ mung nêdya nyantrik jêjanggan/ mring kajeng⁸ eyang sang yogi/ aja mangkono kaki/ iku panyipta kaliru/ dhuh eyang nuwun sandika/ ananging adrênging kapti/ mung nêdya nyantrik jêjanggan/ mring kajeng⁸ eyang sang yogi/ aja mangkono kaki/ iku panyipta kaliru/

ing batin ambêk pandhita/ laire olah praja di/ anggayuha kawiryawan/ kautamaning dumadi/ mangkono kang wis-uwis/ lakaning janma pinunjul/ ringkêse tuduhingwang/ kudu sira anglakoni/ nuwun inggih jêng eyang mugi angsala// (SL, ph VIII Snm, bt 2-4)

Terjemahan:

aduh eyang minta restu/ namun keinginan yang kuat/ pada maksud eyang sang putra/ jangan begitu/ itu gagasan yang salah/ mulai menjadi resi/ hanya supaya sempurnanya kematian/ berbeda dengan cara para sarjana//

dalam batinnya berbudi baik bagai resi/ raganya bekerja untuk kerjaan/ untuk merih kekuasaan/ keutamaan yang telah dititahkan/ demikian yang sudah-sudah/ jarang manusia utama/ singkatnya pada ajarannya/ kamu harus menjaalani/ semoga sang eyang memperbolehkan// (SL, ph VIII Snm, bt 1-2)

Pada bait tersebut terlihat bahwa betapa menghormatinya Damarwulan terhadap kakeknya. Damarwulan tidak berani membantah secara langsung apa yang menjadi pemikiran kakeknya, ia memberi pengertian kepada kakeknya terhadap keinginan dan tujuannya. Karena rasa hormatnya itu, ia mengharapkan doa restu dari kakeknya setelah ia memberi penjelasan. Dengan cara mematuhi Pada bait tersebut terlihat bahwa betapa menghormatinya Damarwulan terhadap kakeknya. Damarwulan tidak berani membantah secara langsung apa yang menjadi pemikiran kakeknya, ia memberi pengertian kepada kakeknya terhadap keinginan dan tujuannya. Karena rasa hormatnya itu, ia mengharapkan doa restu dari kakeknya setelah ia memberi penjelasan. Dengan cara mematuhi

b. Bersifat Sabar dan Pantang Menyerah Pada permasalahan kedua, yaitu permasalahan dengan Pamannya Patih Logender juga tercermin nilai kearifan pada sosok Damarwulan. Seperti terlihat dalam kutipan berikut ini:

iya sun tanpani sira/ nanging sira dèn narima nglakoni/ manggona ing balemangu/ kêmita kori pisan/ saben dina saponana rêsikipun 11/ wong lumaku ulatêna/ aja ana 12 saru sirik// (SL, ph IX Pngkr, bt 5)

adhuh rama kaya paran/ abot têmên gaweyan aku iki/ lah Mêlik wis 15 aja muwus/ puluh-puluh kapakna/ wus pinasthi saking kojure wong têlu/ tinitah kalara-lara/ bubut-bubut sabên enjing// (SL, ph IX Pngkr, bt 9)

Terjemahan:

iya kamu saya terima/ namun kamu harus rela menjalani/ tiggalah di balemangu/ datangilah kori sesekali/ setiap hari sapu dan jaga kebersihannya/ perhatikan orang yang berjalan/ jangan ada tindakan yang tak pantas// (sl, ph ix pngkr, bt 5)

aduh ayah seperti tantangan/ berat sekali pekerjaanku ini/ aduh ayah seperti tantangan/ berat sekali pekerjaanku ini/

Kutipan di atas memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang sabar. Untuk mewujutkan keinginannya mengabdikan diri pada Patih Logender ia mau menerima syarat yang berat dan menjalankannya. Syarat yang berat itu tidak membuatnya mengurungkan niat untuk mewujutkan keinginannya. Sabar berarti mempunyai nafas panjang dalam kesadaran bahwa pada waktunya nasib yang baikpun akan tiba pada waktunya (Ignas&Djoko Dwiyanto 2011:168). Seperti itulah yang dilakukan Damarwulan ia menerima persyaratan Patih Logender dengan suatu pemikiran ini adalah suatu kesempatan yang baik meski sangat berat. Dan meski pekerjaanya terasa sangat berat, hal itu tidak membuatnya menyerah untuk menggapai keinginanya seperti yang terlihat pada kutipan Serat Langendriya Pupuh IX Pangkur bait 9.

c. Tidak Mudah Emosi Permasalahan demi permasalahan silih berganti mendatangi Damarwulan, setelah menghadapi Pamannya ia juga harus menghadapi saudara- saudaranya yaitu Layang Seto dan Layang Kumitir yang memiliki watak tempramental dan semena-mena. Seprti terlihat dalam kutipan berikut:

botên priksa rawuhe dyan sakaliyan/ sèwu lêpating dasih/ nyuwun pangaksama/ sangsaya doracara/ ngaku nora amiyarsi/ kokehan swara/ ulungna krismu nali// botên priksa rawuhe dyan sakaliyan/ sèwu lêpating dasih/ nyuwun pangaksama/ sangsaya doracara/ ngaku nora amiyarsi/ kokehan swara/ ulungna krismu nali//

èh putrèngsun kulup aja wis sapiha/ wèha ngapura kaki/ marang kakangira/ kadangmu Damarsangka/ apa sira padha pangling/ wis ta mrenea/ ayo gunêm sing bêcik// (SL, ph XI Drm, bt 3-5)

Terjemahan:

tak melihat kedatangangan raden sekaliyan/ seribu maaf saya/ mohon ampun/ semakin berbuat buruk/ mengaku tak mendengar/ kebanyakan bicara/ berikan kerismu padaku//

raden-raden jika diambil keris saya/ sungguh silahkan saja/ saya sangat ikhlas/ jika dibunuh/ waktu tak merasakan kematian/

eh para prajurit/ kroyokan kebersamaan//

eh anakku belum saya sapih/ berilah ampunan pada saya/ kepada kakakmu/ saudaramu Damarsasangka/ apa kalian semua terkesima/ sudah mendekatlah/ ayo kita bicarakan dengan baik-baik// (SL, ph XI Drm, bt 3-5)

emosi. Dalam menghadapi kemarahan saudara-saudaranya Damarwulan tidak membalasnya dengan kemarahan pula, ia berusaha meredakan emosi Layang Seto dan Layang Kumitir dengan meminta maaf dan mengakui kesalahnnya. Namun, kedua saudaranya masih saja dengan amarahnya bahkan hampir terjadi perkelahian. Dan sebagai tindakan yang bijaksana ialah Damarwulan mengajak bicara dan memberi penjelasan agar tidak terjadi perkelahian. Dari keadaan ini mencerminkan sikap Damarwulan yang tidak mudah emosi, selalu berkepala dingin sehingga tidak ingin menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan.

d. Patuh dan Tahu Balas Budi Setiap perjalanan hidup pasti ada rintangannya dan penuh dengan

cobaan. Untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan keteguhan hati untuk mewujudkan keinginan kita agar tak tergoda oleh setiap godaan. Seperti pada kutipan berikut ini:

Pupuh XV “Wèni parijatha” mbok ngantèn pisungsungira/ dahat ing panrima mami/ nanging ywa dadi tyasira/ ingsun lagya asêsirih/ dene busana adi/ besuk wae ingsun pundhut/ yèn wus rucat cintraka/ kanggo ing sarira mami/ adhuh nyawa ulun tan sagêd umiyat//

mbok adhi bakul Parada/ nyanggaa abdi kêkalih/ pangane lan sandhangira/

Sapanjang samya nyanggi/ rumput kalihwêlas pikul/ gusti nuntên tindaka/ mring wisma ulun amampir/ sumrambaha bakul sakwan punika//

ya mbok ngantèn dèn saranta/ pasthi sira sun têkani/ mangsa nora kalakona/ sun rumangsa kok bêciki/ wajibe sun malês sih/ lah wis padhaum rahayu/ wus suwe nggonku lunga/ manawi dènarsi-arsi/ dhuh rahadèn nyuwun pangèstu paduka 25// (SL, ph XV Snm, 1-4)

Terjemahan:

Pupuh XV mbok pengantin menjemputnya/ sangat menerima saya/ namun jangan dimasukkan hati/ saya sedang mengurangi makan dan minum/ sedangkan busana yang bagus/ besok saja saya beli/ jika sudah terlepas dari sengsara/ untuk sesama manusia/ aduh saya tidak bisa melihat//

mbok adi penjual bubuk emas/ tanggunglah kedua abdi/ makan dan pakaiannya/ sedangkan saya dan sumampir/ sama-sama menanggung dengan selendang/ umput dua belas pikul/ paduka lalu bergegaslah/ mampir di rumah saya/ ratalah empat pedagang ini//

ya mbok yang sabar/ kamu pasti akan saya datangi/ ya mbok yang sabar/ kamu pasti akan saya datangi/

Kutipan di atas mencerminkan sikap Damarwulan yang patuh, terlihat ketika wanita penjual emas itu memberikan pakaian yang bagus dan makanan yang enak, Damarwulan tidak mau menerimanya. Damarwulan tidak mau menerima karena ia mematuhi perintah dari Patih Logender yang memintanya untuk menanggalkan pakaiannya yang bagus. Dan di minta agar selalu mematuhinya. agar tidak mengecewakan perempuan penjual emas itu ia meminta memberikan makanan untuk dua orang yang mengikutinya. Karena kebaikan perempuan itu Damarwulan suatu saat ingin kembali ketempat itu utuk membalas budi atas kebaikan perempuan penjual emas itu.

e. Sopan dan Bertata Krama Dari setiap proses penyelesaian masalah kita dapat mengetahui bahwa Damarwulan adalah sesosok pemuda yang berkepribadian sopan dan santun serta selalu berpegang pada tata krama. Petama, ketika ia memiliki perbedaan pendapat dengan kakeknya ia tidak membangkang, melainkan ia memberi penjelasan kepada kakeknya secara halus, terlihat dalam (SL, ph VIII Snm, bt 2-3). Kedua, ketika pertengkaran Damarwulan dengan Layang Seta dan Layang Kumitir, Damarwulan tidak bertindak kasar selain kekerasan itu bukan sebuah solusi yang baik tetapi karena Layang Seta daan Layang Kumitir adalah saudara dan Putra dari atasanya. Sesuai tata krama yang berlaku pastilah tidak dibenarkan berkelahi

Drm, bt 5). Dan ketiga, ketika ia menolak pemberian perempuan penjual emas karena ia tidak ingin melanggar apa yang menjadi perintah Patih Logender, seperti pada kutipan (SL, ph XV Snm, bt 1).

Dokumen yang terkait

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0 0 15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

0 0 98

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training dengan Pendekatan Andragogi di SMP Kristen 1 Salatiga

0 0 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil Sekolah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training de

0 1 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Melalui In-House Training dengan Pendekatan Andragogi di SMP Kristen 1 Salatiga

0 0 31

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DI DESA GURUBENUA 2.1. Letak dan Luas Desa Gurubenua - Strategi Adaptasi Petani Jeruk dalam Pememenuhan Kebutuhan Hidup Pasca Serangan Hama Lalat Buah (Studi di Desa Gurubenua, Kecamatan. Munthe, Kabupaten. Karo)

0 0 25

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK A. Pengertian Hukum Kontrak - Tinjauan Yuridis Kontrak Penjualan Plywood Antara PT. Mujur Timber Sibolga Dengan Sustainable Timber Direct (Studi Pada PT. Mujur Timber)

0 0 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Kontrak Penjualan Plywood Antara PT. Mujur Timber Sibolga Dengan Sustainable Timber Direct (Studi Pada PT. Mujur Timber)

0 1 11