Adat-Istiadat Melayu MASYARAKAT MELAYU DI BATANG KUIS

22 sungai hilir, mereka hidup didaerah maritim dan kelangsungan hidupnya sangat erat berkaitan dengan lingkungan alam di laut maupun pesisir. Begitu juga pada daerah penelitian penulis yakni di Batang Kuis-Deli Serdang terletak di dataran rendah, yang dominan menggunakan adat-istiadat Melayu, Batang kuis terdiri dari berbagai suku bangsa antara lain : Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Mandailing, Jawa, Melayu dan lain-lain yang pada umumnya memeluk agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.

2.3 Adat-Istiadat Melayu

Adat adalah peraturan yang sudah diamalkan turun-temurun dalam sesuatu masyarakat sehingga menjadi hukum yang harus dipatuhi. Perkataan adat berasal dari bahasa Arab artinya kebiasaan. Kedatangan Islam ke Alam Melayu membawa konsep ini dengan makna yang lebih luas dan mendalam sehingga mencakup keseluruhan cara hidup yang kini ditetapkan sebagai kebudayaan, undang-undang, sistem masyarakat, upacara, dan segala kebiasaan yang sering dilakukan, seperti cara makan atau cara duduk. Kini, makna adat dalam masyarakat Melayu sudah menjadi semakin khusus dan semakin mengecil, yakni upacara kebiasaan serta unsur-unsur masyarakat yang tidak digolongkan sebagai unsur Islam. Etnik Melayu di Batang Kuis juga mempunyai adat-istiadat yang sangat dipatuhi oleh penduduknya. Sejak zaman animisme ada beberapa kebiasaan suku Melayu, umpamanya memakan sirih. Dalam upacara adat, sirih tidak boleh terlupakan. Sirih tersebut diletakkan pada sebuah tepak bersama dengan kapur, pinang, gambir, dan tembakau. Menurut paham Animisme, tumbuh-tumbuhan itu mempunyai sifat yang khas dan mempunyai “daya hidup.” Dengan memakan Universitas Sumatera Utara 23 tumbuh-tumbuhan itu, daya hidup manusia akan bertambah. Selain itu, ada kebiasaan suku Melayu yang bahkan sudah menjadi adat, yaitu suku bangsa Melayu suka mengatakan sesuatu dengan cara tersirat. Mereka cenderung mengatakan sesuatu dengan perumpamaan dan seolah-olah menyuruh orang untuk berpikir. Upacara tepung tawar juga merupakan adat-istiadat suku bangsa Melayu yang sangat penting. Upacara ini dilakukan apabila ada kejadian penting, seperti perkawinan, pertunangan, sunatan, atau jika seseorang kembali dengan selamat dari sesuatu perjalanan atau terlepas dari bahaya. Tepung tawar juga dilakukan apabila seseorang mendapatkan rezeki tidak terduga sebelumnya. Tepung tawar ini dilakukan dengan pengharapan seseorang itu akan tetap selamat dan bahagia. Etnik Melayu juga mempunyai adat-istiadat perkawinan. Seperti dalam adat Melayu, apabila orang tua ingin mencari menantu harus berpegang pada lima syarat utama, yaitu calon menantu haruslah beragama Islam, berketurunan, budiman, berilmu, dan rupawan. Kemudian, Adat dalam etnik melayu tercakup dalam empat ragam, yaitu: 1. Adat yang sebenar adat adalah apabila menurut waktu dan keadaan, jika dikurangi akan merusak, jika dilebihkan akan mubazir. 2. Adat yang diadatkan adalah adat itu bekerja pada suatu landasan tertentu, menurut mufakat dari daerah tersebut yang pelaksanaannya dilakukan oleh penduduk. 3. Adat yang teradat adalh kebiasaan-kebiasaan yang secara berangsur- angsur atau cepat akan menjadi adat. Universitas Sumatera Utara 2 u W m m d 4. Ada diart peno

2.4 Sistem