89
Selain itu, dalam konteks yang lebih luas lagi, tari inai dan musik iringannya adalah bagian dari kebudayaan Melayu, yang mendasarkan kebijakannya dalam adat.
Seperti diketahui bahwa adat Melayu adalah berdasar kepada konsep adat bersendikan syarak, dan syarak bersendikan kitabullah. Artinya bahwa kebudayaan
Melayu beradasarkan adat, dan dasar kebudayaan ini adalah wahyu Allah berupa ajaran-ajaran agama Islam. Dengan demikian, konsep, kegiatan, dan artefak tari inai,
adalah bahagian dari adat dan kebudayaan Melayu secara umum. Berdasarkan teori fungsi yang ditawarkan Radcliffe-Brown, demikianlah yang dapat penulis uraikan
untuk terapannya dalam mengkaji fungsi tari inai dalam konteks adat perkawinan dalam kebudayaan Melayu di Batang Kuis.
6.2.2 Fungsi Tari Inai Berdasarkan Teori Kurath
Gertrude Prokosch Kurath yang mengemukakan adanya 14 fungsi tari dalam masyarakat, yaitu 1 sebagai media inisiasi upacara pendewasaan, 2 sebagai
media percintaan, 3 sebagai media persahabatan atau kontak sesial, 4 sarana untuk perkawinan atau pernikahan, 5 sebagai pekerjaan atau matapencaharian, 6
sebagai media untuk sarana kesuburan atas pcrtanian, 7 sebagai sarana untuk perbintangan, 8 sebagai sarana untuk ritual perburuan, 9 sebagai imitasi satwa,
10 sebagai imitasi peperangaa, 11 sebagai sarana pengobatan, 12 sebagai ritual kematian, 13 sebagai bentuk media untuk pemanggilan roh, dan 14 sebagai
komedian lawak. Dari empat belas fungsi yang dikemukakan oleh Kurath seperti di atas
tersebut, maka salah satu fungsi tari iani yang paling utama adalah fungsinya sebagai sarana untuk perkawinan atau pernikahan. Tarian ini dipertunjukkan saat sub bagian
upacara pernikahan yang disebut dengan malam berinai.
Universitas Sumatera Utara
90
Banyak tarian di dunia ini yang selalu berkait erat fungsinya dengan pernikahan atau pesta kawin. Dalam kebudayaan Melayu misalnya, tarian zapin atau
tarian Rinjis-rinjis selalu dihubungkan dengan perkawinan. Demikian pula tari inai dalam kebudayaan Melayu adalah berkait erat dengan upacara pernikahan terutama
di saat malam berinai. Dengan demikian sesuai dengan pendapat Kurath tersebut, tari inai berfungsi untuk sarana perkawinan atau pernikahan.
6.2.3 Fungsi Tari Inai Berdasarkan Teori Shay
Anthony V. Shay dalam disertasinya yang berjudul The Function of Dance in Human Society, membagi tari dalam 6 fungsi, yaitu 1 sebagai refleksi dari
organisasi sosial, 2 sebagai sarana ekspresi sekuler serta ritual keagamaan, 3 sebagai aktivitas rekreasi atau hiburan, 4 sebagai ungkapan serta pembebasan
psikologis, 5 sebagai refleksi nilai-nilai estetik atau murni sebagai aktivitas estetis, dan 6 sebagai refleksi dari kegiatan ekonomi.
Jika ditinjau dari teori fungsi tari yang dikemukakan Shay ini, maka tari inai dalam kebudayaan Melayu adalah sebagai refleksi organisasi sosial Melayu. Juga
berfungsi sebagai ekspresi ritual keagamaan, hiburan, estetik, dan juga ekonomi. Dalam hal tari inai sebagai refleksi organisasi sosial Melayu, dapat dilihat
dari tari ini yang merupakan bahagian dari rangkaian upacara perkawinan yang diadakan di rumah calon mempelai wanita. Saat ini yang terlibat adalah calon
mempelai wanita dan keluarga-keluarga besarnya. Pihak wanita ini adalah sebagai bahagian dari struktur sosial masyarakat Melayu yang nantinya di acara pernikahan
akan melibatkan pihak calon mempelai pria dan keluarganya pula. Di dalam upacara yang menggunakan tari inai ini akan melibatkan semua anggota keluarga calon
mempelai wanita.
Universitas Sumatera Utara
91
Fungsi tari inai sebagai ekspresi ritual keagamaan, jelas tergambar dari doa- doa yang disajikan sebelum dilakukannya upacara inai, yaitu doa menurut ajaran
Islam. Begitu juga tari inai yang berfungsi untuk menjaga keselamatan calon mempelai dari gangguan-gangguan orang lain atau makhluk gaib, adalah ekspresi
dari ritual keagamaan. Di dalam ajaran Islam memang diakui keberadaan makhluk tersebut. Namun manusia adalah makhluk yang paling sempurna di hadapan Tuhan.
Begitu juga tari inai memiliki fungsi sebagai hiburan. Dalam hal ini, tari inai dapat memberikan hiburan kepada para penonton, tuan rumah, dan tetamu yang
terlibat dalam upacara inai tersebut. Orang-orang Melayu pastilah terhibur dengan adanya pertunjukan tari inai ini. Selain itu dalam hiburan tersebut tercermin nilai-
nilai budaya, seperti kebersamaan, kearifan lokal, keberanian, kekuatan fisik dan spiritual, dan lain-lain.
Tari inai juga memiliki fungsi sebagai ekspresi estetik. Artinya di dalam kegiatan pertunjukannya, terdapat nilai-nilai keindahan yang dipancarkan. Di antara
keindahan itu adalah pada sisi visual seperti busana, warna, asesori tari, musik pengiring, pemusik, dan lain-lainnya. Lebih jauh lagi, fungsi estetik dalam tarian ini
adalah mencakup gerak-gerik tari, pola lantai, siklus gerak, imitasi gerak, stilisasi gaya tarian, dan lain-lainnya. Jadi jelaslah bahwa tari inai juga berfungsi sebagai
ekspresi estetika. Walau bukan sebagai fungsi utama, dalam kegiatan tari inai juga terkandung
fungsi ekonomis. Artinya ialah bahwa tari inai ini akan memberikan dampak ekonomis terhadap para senimannya, yaitu penari, pemusik, atau pemimpin seni
pertunjukan, dan semua yang terlibat dalaam oraganisasi pertunjukan tari inai. Sedikit dan banyaknya, para seniman tari inai pastilah mengharapkan juga sejumlah
Universitas Sumatera Utara
92
honorarium sebagai balasa jasa atas pertunjukan yang mereka lakukan dalam setiap upacara berinai dalam konteks perkawinan pada adat Melayu di Batang Kuis ini.
6.2.4 Fungsi Tari Inai Berdasarkan Teori Narawati dan Soedarsono