Teori Konsep dan Teori .1 Konsep

10

1.4.2 Teori

Dalam rangka mendeskripsikan gerak tari inai, musik iringan tari inai, dan fungsi kesenian inai, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan judul di atas dan dianggap relevan. Teori yang dimaksud sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat 1990:30, yaitu bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang suatu teori bersangkutan. Dengan demikian teori adalah pendapat yang dijadikan acuan dalam membahas tulisan ini. Dalam meneliti gerak tari tersebut, penulis akan mendeskripsikan bagaimana gerakan-gerakan yang terdapat dalam tari inai tersebut. Penyusunan gerak dalam seni tari, gerak dari masing-masing penari maupun dari kelompok penari bersama. Ditambah dengan penyesuaian ruang, sinar, warna, dan seni sastranya, semuanya merupakan suatu pengorganisasian seni tari yang disebut koreografi Djelantik, 1990:23. Dalam hal ini,yang dimaksud koreografi adalah gerakan-gerakan yang dilakukan para penari pada upacara perkawinan masyarakat Melayu. Memiliki ciri-ciri khas tertentu dari bentuk tarian etnik lain yang dapat dilihat dan dinikmati oleh pelaku dan penonton nya. Gerakan- gerakannya terpola didalam aturan-aturan adat dan nilai keindahan setempat yang dilakukan secara simbolis serta serta memiliki makna-makna tersendiri. Musik dan tarian merupakan fenomena yang berbeda, tetapi dapat bergabung apabila terdapat aspek yang sama mengkoordinasikannya. Menurut Pringgobroto, musik adalah rangkaian ritmis nada, sedangkan tarian adalah rangkaian ritmis dan pola gerak tubuh Wimbrayardi, 1988:13-14. Musik merupakan audio bunyi yang tidak terlihat, dan tari merupakan fenomena audio bunyi yang tidak terdengar. Baik musik dan tari bergerak di dalam Universitas Sumatera Utara 11 ruang dan waktu Sachs, 1993:1-4 dan Blacking 1974:64-74 serta dapat dirasakan melalui getaran yang dihasilkannya. Aspek dasar yang menghubungkan keduanya adalah waktu, yaitu gerak ritmis musik dan tari dan tempo. Untuk mendeskripsikan musik iringan tari inai ini, khususnya struktur melodi biola yang berfungsi secara musikal sebagai pembawa melodi utama, penulis menggunakan teori “bobot tangga nada” weighted scale, yang ditawarkan oleh Malm 1977. Ia menawarkan delapan parameter untuk mendeskripsikan melodi, yaitu: 1 tangga nada, 2 wilayah nada, 3 nada dasar, 4 interval, 5 distribusi nada, 6 formula melodi, 7 pola-pola kadnsa, dan 8 kontur. Dalam hal ini, penulis juga akan membuat transkrip musik pengiring tari inai dengan menggunakan teori Nettl 1964:98 yang memberikan dua pendekatan, yaitu: 1. kita dapat menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. kita dapat menulis apa yang kita dengar tersebut di atas kertas dan kita dapat mendeskripsikan apa yang kita lihat tersebut. Dalam meneliti fungsi tari inai ini, penulis akan membahas tentang fungsi tari yang dikemukakan oleh V. Shay dalam terjemahan R.M. Soedarsono 1986, ada enam fungsi tari yaitu: sebagai refleksi organisasi sosial, sebagai sarana ekspresi untuk ritual,sekuler, dan keagamaan, sebagai aktivitas reaksi dan hiburan, sebagai refleksi ungkapan estetis, sebagai ungkapan serta pengendoran psikologis, dan sebagai refleksi dari kegiatan ekonomi. Universitas Sumatera Utara 12

1.5 Metode Penelitian