Sumber Data

C. Sumber Data

Sumber sejarah seringkali disebut sebagai . Perkataan data berasal dari bahasa latin yaitu 1995: 94). Menurut Helius Sjamsudin (1996: 19) data diartikan sebagai suatu fakta atau prinsip yang diberikan atau ditampilkan, sesuatu yang menjadi dasar atau argumen dalam setiap susunan sistem intelektual, materi yang menjadi dasar untuk diskusi, penetapan suatu kebijakan atau setiap informasi rinci. Sedangkan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber sejarah.

Menurut Sidi Gazalba (1981: 88), sumber data sejarah dapat diklasifikasikan menjadi: (1) sumber tertulis, yaitu sumber yang berupa tulisan, (2) sumber lisan, yaitu sumber yang berupa cerita yang berkembang dalam suatu masyarakat, (3) sumber benda atau visual, yaitu semua warisan masa lalu yang berbentuk dan berupa. Dudung Abdurrahman, (1993: 31) berpandapat, sumber menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber tertulis dan sumber tidak tertulis. Sumber-sumber demikian menurut urutan penyampaiannya dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber sekunder.

adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau saksi dengan panca indera yang lain, atau dengan alat komunikasi diktafon yakni menggunakan alat yang dapat mengabadikan pada saat peristiwa itu terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang keterangannya diperoleh dari kesaksian siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan mata yakni dari seorang yang tidak hadir pada peristiwa sejarah. Sumber sekunder juga diartikan sumber yang keterangannya diperoleh dari tulisan orang lain atau pihak kedua yang pernah mengadakan penelitian tentang suatu peristiwa. Sumber sekunder biasanya dicatat dan ditulis setelah peristiwa sudah lama terjadi, tetapi sumber sekunder dapat dijadikan sebagai sumber utama apabila sumber primer sulit didapat.

Dalam penelitian ini digunakan sumber data yang berupa sumber tertulis. Louis Gosttchalk (1986 : 35), mengemukakan bahwa sumber tertulis dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau alat mekanis seperti dektafon yaitu orang atau alat yang hadir pada peristiwa-peristiwa yang diceritakannya, sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis sekunder yang berupa buku dan majalah. Buku yang dipergunakan antara lain: Ahmadiyya The Renaissance of Islam karangan Muhammad Zafrulla Khan, Pertumpahan Darah Atas Nama Agama karya Mirza Tahir Ahmad Khalifatul Masih IV, Asas-asas dan Perkerjaan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Centrum Lahore) karya Soedewo, Konsepsi atau Pengertian Tentang Negara Islam karya Maulana Muhammad Ali. Gerakan Ahmadiyah di Indonesia karya Iskandar Zulkarnain, buku Tikaman Ahmadiyah Terhadap Islam karya Sayyid Abul Hasan Ali Nadwi, Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah karya Abdullah Hasan Alhadar, Koreksi Total Terhadap Ahmadiyah karya Hamka Haq al-Badry, Tak Ada Nabi Sesudah Muhammad SAW terbitan Media Dakwah, Melacak Ideologi Ahmadiyah karya Ihsan Ilahi Dzohir, Koreksi Terhadap Ahmadiyah Dalam Masalah Kenabian Dalam penelitian ini digunakan sumber data yang berupa sumber tertulis. Louis Gosttchalk (1986 : 35), mengemukakan bahwa sumber tertulis dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi dengan mata kepala sendiri atau alat mekanis seperti dektafon yaitu orang atau alat yang hadir pada peristiwa-peristiwa yang diceritakannya, sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkannya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis sekunder yang berupa buku dan majalah. Buku yang dipergunakan antara lain: Ahmadiyya The Renaissance of Islam karangan Muhammad Zafrulla Khan, Pertumpahan Darah Atas Nama Agama karya Mirza Tahir Ahmad Khalifatul Masih IV, Asas-asas dan Perkerjaan Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Centrum Lahore) karya Soedewo, Konsepsi atau Pengertian Tentang Negara Islam karya Maulana Muhammad Ali. Gerakan Ahmadiyah di Indonesia karya Iskandar Zulkarnain, buku Tikaman Ahmadiyah Terhadap Islam karya Sayyid Abul Hasan Ali Nadwi, Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah karya Abdullah Hasan Alhadar, Koreksi Total Terhadap Ahmadiyah karya Hamka Haq al-Badry, Tak Ada Nabi Sesudah Muhammad SAW terbitan Media Dakwah, Melacak Ideologi Ahmadiyah karya Ihsan Ilahi Dzohir, Koreksi Terhadap Ahmadiyah Dalam Masalah Kenabian